"Yang Kutahu Penjara Sunyi"
Oleh : Fitrie Imaduddien
Sejak kecil, aku hanya tahu tentang kesunyian. Damai di antara sunyi dan temaram.
Hanya Dialog cumbu kusuka antar semesta saling bercengkrama.
Aku tiada kata, tapi tak berarti bisu.
Hanya saja, aku terbiasa akan sedikitnya bicara. Cukuplah sepatah yang kuharap bermakna saja, Sebab kutakut banyak hati tergores tajamnya belati di tepi lidah yang tak bertiang.
Memang salah kuakui, hingga kini hal itu seperti membudaya pada diri.
Bayangkan!, aku dan insan berhadapan selaksa berdiskusi dalam telepati.
Tiada canda dan gurau, hanya ada interaksi dalam isyarat.
Sungguh, sadar atau tidak aku geram tertati dalam diam.
Ingin marah, tapi pada siapa?
Ingin berkesah, hati kecil berkata "tidak usah".
Simpan saja untuk diri dan sampaikan pada Tuhan.
Lagi dan lagi, aku hanya tahu tentang kesunyian.
Damai tanpa kebisingan.
Aku iri pada kalian yang bersahaja menikmati keramaian.
Lalu aku cemburu pada suasana yang bersahabat dengan kalian, tapi tidak denganku.
Tidak sengaja hati kecil bersuara,
Benarkah aku terpenjara,
Atau terjerat dalam mantra,
Hingga aku terkucil dalam hampa.
Ah, sudahlah!
Biar mereka berkata aku gila, aku aneh bahkan penyandang tuna yang setia menikmati pertapaan dan Pecinta kesunyian.
Tak mengapa, mungkin jalan kita berbeda.
Rajeg, 08 Juni 2018
Sosok Penulis :
https://www.instagram.com/fitrie_imaduddien/
wahhh... ada sastrawati nih,
iya benar, saya sendiri sangat terpesona dengan puisi yang diciptakan sama saudari fitrie
Wow.. mantap sekali puisinya.
iya, begitu cerdik dan lihai dalam meracik puisinya. saya sendiri sangat ingin dapat menulis puisi yang seindah ini...
Wow tututet sekali sastranya bikin lakapop waktu saya baca
hehehehe, terima kasih seladang, kata tututetnya saya jadi teringat sama seseorang...