Daun-daun gugur pada sisi kaki senja
Pada matahari yang rebah dan mengalah
Apakah kita telah kalah?
Di bawah lampu pinggiran kota
Dimana malam itu kau ajak aku
Katamu kita akan menikmati pesta bintang
Meneguk sirup merah dari cawan kaca bening
Kutanya kenapa bukan anggur merah, sayang
Katamu kita sudah cukup mabuk sekarang
Malam itu aku tak melihat bintang
Ketika kutanya, katamu kau sudah melihatnya
Di kedua bola mataku yang bersinar
Selasar segala rasa yang kau biarkan jatuh padanya
Di bahumu kerebahkan segala asa
Tumpah segala cerita
Hingga pagi memisahkan kita
Bolamatamu meredupkan kemilau bintang
Ia malu...
pergi saat tatap menuju parasmu
Bintang paling terang menjelang pagi
Bagaimana pagi mampu memisah;
mabuk bersebab asmara?
Semestinya Pesta Bintang tiada akhir;
selama cahya bolamata menerbit binar
pagi menyadarkan kami dari perasaan mabuk.
bahwa tentang segala bintang hanya sebuah nyanyian
semua akhirnya usai
iya. kami mabuk bersebab asmara.
jatuh cinta kala itu
gawat puisi dek maya!
Gawat kiban bg?
Brat bereh...
teurimeng geunaseh
Karena anggur merah belum seberapa..wkwkw
belum seberapa apa bg? haha
Anggur merah, dangdut maaang...
Hahahahah
tarik bang :D haha
Izinkan aku menjadi kemabukanmu
Izinkan aku menjadi kemabukanmu