DASAR, PLASTIK !

in #poetry7 years ago

“Dasar, Plastik!”

-Dari icha yang mendeklarasikan dirinya tehmanis-

Plastik..
Hadirmu tidak salah, malah sebagian dirimu memberi kebermanfaatan.
Kau diciptakan dengan karya yang menakjubkan
Diolah dengan baik,
Terkadang, menjadi kebanggan yang dipamerkan.
Kau juga menjadi mata pencarian untuk menyambung lambung yang kelaparan.

Siapa yang salah ketika kau menjadi musibah? Petugas kebersihan? Pemerintah? Atau kau sendiri?

Dasar, Plastik!

Tapi kesalahan bukan berada penuh pada sosokmu.
Karena bukan kau sendiri yang datang menghampiri bumiku.
Semua kesalahan itu terletak pada manusia-manusia itu

Harus berapa jiwa yang mengaduh perih?
Ketika kau dilemparkan seperti bibit oleh manusia manusia itu
Lalu kemudian mengundang sejuta calon pembunuh
Lewat entitas kuman dan bakteri.

Seharusnya, air sungai mengalir dengan tenang akan kehanyutannya.
Bermuara santai ditelaga peraduan yang menantinya.
Tapi sungai bisa apa?
Selain menjerit tak kuasa mengalir dengan payah, pasrah dengan kuman yang menyerangnya.
Karena kau, plastik!

Kemudahan memplastikan kau sebagai segalannya
Tak terasa telah merampas sedikit-sedikit kebanggaan manusia-manusia itu
Sebagai bagian dari alam yang harus dicintai dan diselamatkan.

Dengan buasnya manusia-manusia itu membiarkan kau plastik memangsa alamnya sendiri.
Memangsa tumbuhan dan hewan
Memangsa diri manusia itu
Kesehariannya
Bahkan cintanya

Apa yang harus manusia-manusia itu tutupi? Ketika nanti anak cucunya hadir dibumi,
Mencakapkan kebejatan manusia-manusia itu yang tiada taraanya
Menyampahi samudera
Menyampahi tanah
Menyampahi udara dengan plastic
Dengan segala sampah plastic yangtak perlu dan tak berguna.

Dan mereka akan menyumpahi manusia-manusia itu,
Sebagai nenek moyang yang terkutuk
Mewariskan bumi rusak
Akibat nafsu plastic yang tak terkendali.
Suara dari Icha, perempuan yang peduli terhadap kebringasan sampah plastik.

Mari menempatkan sampah plastik pada tempatnya, dan pastikan sampah yang anda hasilkan berlabuh ke tempat yang semestinya, bukan ketanah apalagi ke laut.