Iman Sembada
KABAR DARI PESISIR
Kudengar percakapan ombak
Ketika matahari terlepas
Tenggelam di cakrawala
Sebaris senja mengapung
Sepanjang gelombang meneriakkan
Kata-kata, luka nganga dan cahaya
Pesisir adalah tanah kelahiran
Para nelayan. Angin mendesau melayari
Hikayat-hikayat yang disujudkan kemarau
Perahu-perahu dengan layar-layar
Berkibaran senantiasa mengucapkan salam
Sepanjang pelayaran. Usia lindap di batang kelapa
Sebelum buih kembali ke samudera
Bintang-bintang menyibak keheningan:
Di manakah irama keletihan ini kelak ditanggalkan?
Depok, Juni 2018
Iman Sembada
RITUS PELAYARAN
Tidak seperti kemarin
Langit berwarna margarin
Dikekalkan senandung dzikir
Sepanjang pesisir
Setiap pengembaraan adalah ritus pelayaran
Akulah perahu yang melaju di samudera-Mu
Melintasi selat demi selat, pelabuhan demi pelabuhan
Mengatasi deras gelombang, mentartilkan rindu-rindu
Telah dikembalikan ombak ke tengah samudera
Tinggallah buih-buih yang mensujudi sunyi
Dan batu karang. Akulah perahu yang terus melaju
Layar-layar mengembang di batang-batang angin
Kulihat alif-Mu berdiri tegak dilantunkan perahu Nuh
Depok, 2018
Iman Sembada
TAFSIR PESISIR
Di pantai yang landai
Mimpi-mimpimu belum usai
Selalu kudengar gemuruh ombak
Dan sukmamu seketika menggelegak
Cangkang-cangkang kerang terselip
Di kaki-kaki karang. Telah disempurnakan
Perih garam mengasinkan ikan-ikan
Angin gelisah mencari bayangan surga
Seusai pelayaran, kapal-kapal bersandar di dermaga
Menghikmati irama dzikir dan doa-doa
Ada rindu yang harus dilunaskan
Segenap mimpi pun mesti dituntaskan
Usia berguguran dari puncak jarum jam
Seperti keterasingan yang dinyanyikan diam-diam
Depok, 2018
Iman Sembada
HIKAYAT ORANG PESISIR
Mimpi yang luput kau tafsir
Seperti cinta yang berpasir
Maka bicaralah pada ombak
Sebab hidup terus bergerak
Pada layar-layar perahumu
Terbentang kenangan yang biru
Di atas batu-batu karang, bulan
Mentasbihkan segenap kerinduan
Sungai-sungai mengalirkan keterasingan musafir
Sejauh jejak Khidir bersalawat dan berdzikir
Di pantaimu buih-buih berhamburan
Mengekalkan riwayat nenek moyang dalam ingatan
Tanah kelahiran, tanah penghabisan
Menjadi nelayan sudah suratan
Depok, Juli 2018
Iman Sembada
PEREMPUAN PESISIRAN
Jejakmu yang tertinggal di pantai
Telah dikenang musim sebagai
Keletihan. Di manakah kau sembunyikan bayanganmu?
Ketika awan disujudkan angin sepanjang perjalananmu
Lalu kau saksikan anak-anak nelayan
Menjala ikan-ikan dan harapan sebagai hasil
Tangkapan di masa depan. Kau terima takdir
Seperti kota-kota gaduh mengalirkan pertaubatan
Jejakmu yang tertinggal di pantai
Dilafazkan angin memanjati pohon kelapa
Sepanjang gairah musim. O, perempuan pesisiran
Matamu menyimpan gelombang. Sebelum laut pasang:
Biarkanlah bekas bibirku tumbuh menjelma
Bunga-bunga bermekaran di jejang lehermu
Depok, 2018
Iman Sembada
TAK ADA YANG MANGKIR DI PESISIR
Tak ada yang mangkir di pesisir, selain
Sepasang bayang yang diselingkuhkan angin
Sebelum subuh. Matamu terpejam, seperti malam
Setelah membincang kemabukan-kemabukan dan dendam
Di sudut pelabuhan, detak jam membuka kenanganmu:
Sekali waktu pernah kutanam biji-biji mawar
Kini yang tumbuh adalah amis ikan-ikan. Lalu
Sisa-sisa kemabukanmu dihanyutkan sungai-sungai
Sepanjang musim. Esok kau layarkan nasibmu
Di atas gelombang dan sejarah
Depok, 2018