Kejutan dalam hasil Pilpres 2019 dapat memicu aksi jual, kata kepala BKPM Tom Lembong. Indonesia saat ini tengah mengalami peningkatan investasi ke pertumbuhan dua digit. Lembong mengatakan bahwa para investor menunjukkan keyakinan akan kemenangan Jokowi untuk masa jabatan kedua dengan mengalirnya kembali modal ke Indonesia dalam tiga bulan pertama.
Oleh: Karlis Salna (Bloomberg)
Kepala lembaga investasi Indonesia Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tom Lembong memperingatkan risiko penjualan besar-besaran dalam mata uang dan saham negara jika pemilih memberikan kemenangan yang mengecewakan bagi oposisi dalam Pilpres 2019 bulan April mendatang.
“Jika ada kejutan dalam hasil pemilihan, saya yakin pasar akan jatuh. Mata uang mungkin akan jatuh,” tutur Tom Lembong dalam sebuah wawancara hari Senin (18/3) di Jakarta.
Kandidat petahana Presiden Joko “Jokowi” Widodo adalah capres favorit untuk memenangkan pemilihan presiden tanggal 17 April 2019, dengan survei hari Senin (18/3) menunjukkan Jokowi unggul hampir 26 poin atas lawannya Prabowo Subianto. Jokowi sebelumnya telah mengalahkan Prabowo dalam Pilpres 2014.
Jika kandidat oposisi menang, Prabowo dan pasangan cawapres Sandiaga Uno “harus bergerak cepat untuk membangun kembali keyakinan pasar, untuk pada dasarnya mendapatkan kepercayaan pasar,” ujar Lembong, mantan bankir dan sekarang menjabat sebagai Menteri Perdagangan di kabinet Jokowi.
Menurut Lembong, mereka harus “menolak beberapa posisi kebijakan mereka yang lebih ekstrem,” seperti rencana untuk menghentikan impor pangan, katanya. “Mereka harus berpidato dengan mengutip bahwa kehati-hatian fiskal itu penting, bahwa peringkat itu penting bagi mereka, bahwa mereka ingin mempertahankan keuntungan yang telah kami buat pada peringkat kredit pemerintah.”
Baca Selengkapnya: https://www.matamatapolitik.com/news-kepala-bkpm-peringatkan-risiko-kejatuhan-pasar-jika-jokowi-kalah/