Koteka merupakan pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Papua. Koteka terbuat dari kulit labu air. Koteka berasal dari bahasa salah satu suku di Paniai. Sebagian suku pegunungan Jayawijaya menyebutnya holim atau horim.
Di kawasan pegunungan, seperti Wamena, koteka masih dipakai. Untuk berfoto dengan pemakainya, wisatawan harus merogoh kantong sebanyak Rp. 50.000.
Seiring waktu, koteka semakin kurang populer dipakai sehari-hari. Koteka dilarang dikenakan di kendaraan umum dan sekolah-sekolah. Kalaupun ada, koteka hanya untuk diperjualbelikan sebagai cenderamata, seperti yang terlihat pada foto di bawah ini.
Jika ke Jayapura jangan lupa singgah di pasar Hamadi tidak jauh dari pusat kota, di sana banyak kios-kios yang menawarkan cenderamata khas Papua, seperti koteka, lukisan kayu, noken (tas ciri khas Papua), tifa (gendang khas Papua), batu cincin dari gunung siklop dan lain-lain.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://nurcahyanto88.wordpress.com/2011/03/25/koteka-pakaian-kahs-masyarakat-asli-papua-kaum-pria-khususnya/
many thank's robot cheetah
kapaloe cehetah nyan...robot otomatif..haaa
Nyoe Pak @wawanitb, kiban cara nyan? Dipeugah na informasi yg sama dr link laen