Bukan Perkara Seniman Belaka

in #peotry7 years ago (edited)

Detak jarum jam terus berputar membalut beribu-ribu kenangan. Senja pun mulai lenyap terhapus secara perlahan dalam remang gelap malam yang menimpa. Aku tak jua beranjak pergi dari istana penyalur inspirasi. Punggung mungilku terus melekat erat di atas kursi anyaman. Angin sejuk yang menjilat raut wajah melumat habis segala rasa sepi. Pun, pesona kanvas-kanvas yang penuh dengan cerita menarik-narik nurani bagai bulatan besi berani.

Dalam heningnya sejuk udara yang merengkuh tubuh, sang adiraja istana memecah "Seorang seniman harus di hargai karena karya, bukan karena iba hati!" Kaget, rengkuhan sejuk udara meletup hilang
Burung perkutut berterbangan lintang-pukang tunggang-langgang dari lelap tidur. Ia berdeham sembari menghembus kepulan asap rokok yang menari-nari bersama angin malam. Dehamnya menghilangkan segala riuh burung menjadi senyap sunyi seketika. Di goyahkan batinku hingga melepuh dengan perangai nan melembut.

Bibirnya tak henti berkecap-kecap butiran kata yang tersentil keluar dari hati. Segenap jiwa ku telah terampas dalam dekapan raja-raja seni. Hatiku jatuh dalam hangatnya cumbuan suasana dan kasih itu. Sejuk udara telah kembali setia menjamah tubuh. Pikiranku jauh melayang, jauh mengambang-ngambang. Hingga rembulan telah sampai merangkak di atas kepala, pikiranku terbalik memaknai arti kata-kata.
Bukan, oh Tuhan. Bukan... Ini bukan perkara seniman belaka!


sumber

Sort:  

Tabek kepada tuan Seniman. Tabah lah

Kasihan tuan senimannya galau dia bang jams