Illustrasi pertama.
Dalam sebuah perhelatan pernikahan harus dibatalkan oleh petugas nikah. Bukan karena ada pihak yang tidak setuju atau dipaksa. Tetapi karena alasan yang sangat mendasar.
Pernikahan sedarah! Kedua sejoli yang dimabuk asmara itu, tidak tahu sama sekali bahwa keduanya kakak dan adik.
Bisa ditebak mereka adalah korban perceraian, yang satu anak ikut bapak dan satunya ikut ibu.
Faktor ego orang tua yang memaksa hubungan persaudaraan mereka terputus. Sekian lama tidak berjumpa dan bertemu ketika sudah dewasa. Rasa tertarik diantara keduanya membawa pada jenjang pernikahan. Lalu bagaimana nasib kedua insan ini?
Ilustrasi kedua.
Teman saya seorang bidan didatangi perempuan muda. Dia sedang hamil delapan bulan. Tanpa ditemani suami, perempuan itu jujur bahwa yang dikandung adalah hasil hubungannya dengan sang kakak. Lebih mencengangkan ternyata si kakak adalah kakak kandung! Yang sudah puluhan tahun tidak bertemu.
Akibat perceraian orang tuanya. Si Adik yang ikut neneknya kagum melihat kakak yang begitu perhatian. Kakak juga melihat si adik yang tumbuh cantik menawan. Bertemu setiap hari dalam satu rumah ( di rumah nenek ) membuatnya melupakan akan hubungan darah tersebut. Miris, bukan?
***
Hallo teman-teman steeminia.
Salam bahagia, sehat, dan selalu bersyukur.
Kisah di atas merupakan kisah nyata. Sepengal perjalanan yang memilukan dan membuat hati trenyuh. Rasa cinta yang tumbuh pada tempat yang tidak seharusnya. Berikut berakibat sangat fatal. Bukan hanya pelanggaran norma di masyarakat tetapi yang lebih utama adalah aturan Tuhan.
Ibu saya malam itu telpon, beliau meminta tolong untuk mengumpulkan saudara dari nasab mbah putri. Semula saya tidak paham dengan keinginan beliau. Pesan itu saya sampaikan kepada kakak sepupu laki-laki saya. Saya minta tolong untuk mengundang saudara-sudara seperti pesan ibu saya. (Karena rumahnya berdekatan)
Akhirnya ditetapkan tanggal dan acara dilaksanakan. Ibu dan adik saya dari luar kota hadir. Masya Allah ternyata dari sekian yang hadir ada beberapa saudara yang saya tidak kenal. Baik nama, wajah, dan putra dari siapa. Padahal termasuk saudara dekat. Malu rasanya saat itu.
Ada yang lucu dari pertemuan keluarga. Seorang saudara saya bekerja di bengkel yang dekat dengan tempat terapi kembar. Bisa jadi saya pernah melihatnya, berhubung tidak kenal meski bertatap mukapun ya tidak tahu kalau saudara. Kami tertawa setelah saling cerita.
Saudara saya penjual siomay keliling. Ada seorang ibu yang menjadi langganannya. Selalu saja di beri gratis. Sampai akhirnya si ibu bertanya pada suami tentang penjual siomay. Barulah si ibu tahu kalau penjual siomay adalah saudara dari pihak ibu suaminya. (Bingung tidak ya?)
Ide ibu mengumpulkan ‘tulang yang berserakan’ adalah setelah mendengar kisah nyata di atas. Beliau berpikir sampai sejauh itu, rasa khawatir muncul mengingat sulit mengumpulkan keluarga. Bagaimana jika peristiwa itu terjadi di keluarga kita? Ah, Orang tua memang selalu satu langkah lebih daripada kita anaknya.
Dalam perjalanan pulang saya mengucapkan terima kasih kapada ibu. Beliau berharap pertemuan awal tadi menjadi pertemuan dalam ikatan keluarga. Bukan hanya hari itu tetapi dilanjutkan di bulan berikutnya.
Alhamdulillah, cita-cita ibu terwujud. Dipertemuan selanjutnya saya juga bertemu dengan saudara-saudara yang lain. Anak keturunan dari adik nenek. Wah, ternyata banyak juga saudara yang belum saya tahu.
Baru saya ketahui bahwa nenek punya beberapa saudara yang tinggal kira-kira 40 km dari rumah saya. Bukan jarak yang terlalu jauh bukan?
Seperti dalam keyakinan kami menjalin ukhuwah juga bagian dari amaliah. Banyak makna dan manfaatnya. Kiranya sangat penting mengenalkan silsilah di keluarga, terutama pada anak-anak. Berawal dari orang tua buyut-buyut-nenek/kakek-cucu-orang tua-anak. Berikut saudara-saudara yang lainnya
Beberapa hal yang perlu kita ketahui manfaat mengerti silsilah keluarga.
Menjaga hubungan baik dengan silaturahmi pada keluarga lain.
Dengan mengetahui kita bersaudara maka akan ada hubungan dengan keluarga yang lain. Pada kenyataannya akan terus menjaga hubungan baik itu. Silaturahmi yang terjalin akan menguatkan persaudaraan.Menghindari pernikahan sedarah.
Ketidaktahuan karena tidak mengenal silsilah berakibat fatal dan menyangkut norma masyarakat dan agama.Tidak hidup sendirian.
Secara psikis ini sangat menentramkan. Ada saudara untuk berbagi dan memberi dukungn secara moral.Mengangkat ekonomi keluarga.
Satu tangan dengan sepuluh tangan jelas berbeda. Bersama-sama membantu saudara akan terasa lebih ringan.
Uraian di atas hanya seklumit saja. Tentu masih banyak nilai manfaat yang lain. Dalam setiap pertemuan keluarga anak-anak tentu saja ikut.
Di jawa pertemuan antar keluarga besar ini disebut pertemuan ‘trah’. Artinya pertemuan yang masih ada ikatan persaudaraan senasab. Sebuah doa, semoga acara kumpul keluarga benar-benar menjembatani untuk menuju amaliah yang lebih baik. Aamiin.
***
Kalasan 6 Oktober 2018
Posted using Partiko Android
gunakan Juga Tag partiko-indonesia ya biar mudah saya menlihatnya ☺😊
Posted using Partiko Android
Ok.. terima kasih.
Posted using Partiko Android
Wahhh.. jadi keinget and kalau kumpul keluarga besar. Terkadang jika kumpul tiap bulan suka terlihat orang orang yang berbeda atau bahkan wajah baru. Makanya, sekarang mulai diturunkan sebulan sekali untuk ketemuan keluarga besar. Agar saling mengenal katanya hihi..
Salam kenal Bu Wahyu. Saya Nuriska dari Bandung
Makasih sudah mampir mbak... salam kenal juga. Tempat saya pertemuannya 2 bulan sekali.
Posted using Partiko Android