TUHAN BELUM PENSIUN MENURUNKAN CINTA I
Kepada dada yang menyala-nyala, kuinginkan kau sedang jatuh dari selembar surat terakhir yang datang pagi itu, tentang umpama-umpama tanpa tanda. Gila, sejak kapan aku menggila?
Dari kering kerontang mulutku memuisi, sampai hujan reda tak meredam dada ini, kemana dan kemana cinta tanpa pemilik itu? masihkah gemar memberi ucapan, atau bagaimana kabar Tuhan yang masih lebih memilih mencintaimu.
Tuhan, jangan pensiun menurunkan cintamu, bumi akan tandus tanpa cinta yang belum menyihir.
TUHAN BELUM PENSIUN MENURUNKAN CINTA 2
Tuhan, jika benar cinta belum habis, maka turunkanlah selepas malam. Aku ingin bersamanya pergi menuju langit.
TUHAN BELUM PENSIUN MENURUNKAN CINTA 3
Gegap sukma malam ini telah sampai pada pembaringan terakhir, jika berkenan, berikanlah cawan itu dengan bekas kecup bibirmu disana. Bila benar pulangmu telah tiba, masih ada semua kenangan yang tak pernah lari pergi.
Posted using Partiko Android