Akhir-akhir kini kita semakin sering disuguhkan dengan berita penangkapan selebgram atau kalangan artis karena terjerat kasus prostisusi online. Sepintas dunia hiburan memang seringkali dikaitkan dengan hal-hal semacam ini. Namun di balik itu, apa sesungguhnya yang menyebabkan mereka mudah terjerumus dalam dunia tersebut?
Saya bukan orang yang tepat untuk menganalisis hal ini. Karena saya sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan terkait salah satu penyakit social tersebut. Namun, dalam benak saya, hal yang paling berpengaruh pasti soal biaya hidup yang besar.
Seorang artis yang sudah terkenal, pastilah punya biaya besar untuk perawatan diri, untuk keperluan penampilan. Termasuk untuk sewa aparteman, mobil, dan lain-lain. Mereka tidak mungkin tingal di rumah kos-kosan layaknya mahasiswa.
Setidaknya harus di apartemen yang menengah ke atas agar seimbang dengan imej yang mereka sandang; artis. Kemudian biaya perawatan tubuh jga mahal. Untuk merawat kulit agar selalu kencang dan glowing, pastilah tidak murah.
Tak jarang mereka harus jalani operasi plastik agar bagian tubuh tetentu terlihat lebih memukau dari sebelumnya. Semua itu membutuhkan pengeluaran yang besar. Nah, ketika orderan atau job erek asepi, pasti pemasukannya akan menurun.
Atau saat popularitas mulai tak mendapat perhatian publi lagi, pesanan untuk tampil di berbagai kegiatan yang mendatangkan rupiah pun pelak-pelan akan menurun juga. Nah di saat seperti ini, pengeluaran tidak berjalan lurus. Pengeluaran tetap tinggi.
Untuk menutupi kekurangan ini kemungkinan besar mereka tergoda oleh bujuk rayu pelaku bisnis prostitusi online yang sudah amat lihat dalam menjerat korbannya.
Pendapat Berbeda
Tetapi tidak begitu menurut salah seorang Sosiolog dari Universitas Airlangga (UNAIR) Bagong Suyanto. Ia justru menilai, jalur itu merupakan jalur tol bagi artis yang kurang mendapat perhatian sehingga mudah untuk menjadi populer.
Pendapat Bagong ini, seperti dimuat Kompas.com, edisi Minggu tanggal 27 Oktober 2019 lalu bertolak belakang dengan pendapat saya tadi. Ia menilai, dengan predikat keartisan mereka justru bisa ditawarkan lebih mahal untuk lelaki hidung belang.
Kalangan artis akan mendapat penawaran lebih dibandingkan yang disebut-sebut dari kalangan mahasiswa atau kalangan biasa.
Tapi apapun latar belakangnya, hal ini tentu saja terjadi karena dunia prostitusi ini memang semakin berkembang. Dulu orang harus ke lokasi tertentu atau tepat tertentu. Sekarang dengan menggunakan aplikasi dunia online, bisa terhubung untuk mendapatkan orang yang dia inginkan.
Congratulations @nadyahusna! You have completed the following achievement on the Hive blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
You can view your badges on your board and compare yourself to others in the Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Do not miss the last post from @hivebuzz: