Sahabat Steemian,
Judul itu mungkin menimbulkan pertanyaan. Bukankah setiap orang selalu utuh setiap hari? Mengapa pertanyaan itu mesti dilontarkan?
Bahwa sebagai makhluk normal setiap orang tampil secara utuh adalah benar. Namun keutuhan diri belum tentu terungkap dan terwujud dalam kehadiran diri secara penuh. Banyak orang yang hadir badannuya di suatu kantor, tetapi tidak terlibat sepenuhnya dalam pekerjaan kantornya. Pada waktunya harus bekerja atau melayani orang lain mereka asyik bermain dengan gadgetnya sendiri. Artinya, dia hidup separuh-separuh.
Waktu yang diberikan kepada setiap orang dalam sehari memang duapuluh empat jam. Namun, berapakah orang yang sungguh menggunakan waktu itu secara sangkil-mangkus? Bukankah ada jutaan orang yang membiarkan waktunya lewat tanpa digunakan sebaik-baiknya untuk memperoleh manfaat positif dan hasil maksimal?
Semua saat yang sudah lewat tidak mungkin diambil lagi. Kekayaan yang paling berharga adalah waktu. Jika tidak dimanfaatkan secara baik, benar dan semaksimal mungkin kekayaan itu akan hilang.
MENJADI SERATUS PERSEN SETIAP HARI memiliki beberapa makna. Pertama, menyadari seluruh waktu yang dimiliki dan memanfaatkan untuk hal-hal yang produktif, positif-konstruktif. Kedua, menggunakan seluruh potensi diri, energi dan peluang secara cermat, akurat dan penuh manfaat. Bukankah kesempatan atau peluang juga tidak pernah datang dua kali? Ketiga, menghargai pemberian paling berharga dari Sang Pencipta, yakni waktu dan bakat.
Orang-orang yang setiap hari menggunakan segala yang dimiliki secara utuh, penuh dan bertanggungjawab berada dalam proses MENJADI SERATUS PERSEN SETIAP HARI. Hidupnya penuh syukur dan layak dipersembahkan kepada Sang Pemberi.
Di dunia ini ada pelbagai macam orang: orang kaya dan miskin, orang pandai dan bodoh, orang berkuasa dan rakyat biasa. Namun semua diberi jumlah waktu yang sama dalam sehari, yakni duapuluh empat jam. Yang membedakan mereka adalah cara menggunakan waktunya. Mereka yang rajin MENJADI SERATUS PERSEN SETIAP HARI memetik dan memperoleh hasil yang baik bagi diri dan sesamanya. Minimal dia menjadi manusia penuh syukur atas waktu dan potensi dirinya. Sementara yang menyianyiakan waktu hidupnya setiap hari kehilangan kesempatan untuk MENJADI SERATUS PERSEN SETIAP HARI. Konsekuensinya, setiap hari dia kehilangan kekayaan yang tidak mungkin diambilnya lagi pada kesempatan lain.
MoBert100518