Pemberi Roti secara Cuma-Cuma Ternyata di Hitung Sebagai Hutang

Anek yang terjadi dalam lingkungan masyarakat terhadap seorang ibu penjual kue dan mie caluk pada salah satu warung mini kampung yang berada di sudut pagar pembangunan berwarna kuning dan hijau.
Prilaku seorang anak anek tapi nyata terjadi,setiap mau bergerak untuk membeli kue dan mie caluk tidak cukup uang yang diberikan karena harus melunasi roti yang berikan secara Cuma-Cuma yang setiap hari diberikan kepada anak tersebut.

Setelah melakukan pengawasan terhadap anak tersebut oleh orang tuanya dan keluarga ternyata wajar anak-anak mengalami anek disaat orang tua memberikan uang jajan kurang, sianak terus meminta lebih ... lebih ... lebih dan terus meminta uangnya ditambah.

Akhir cerita sang pemberi mie caluk tersebut barang yang terlalu banyak dibuat namun tidak semuanya lalu sehingga memberi begitu saja, bagi sianak memikirnya pemberian tersebut sebagai Cuma-Cuma bagi yang menerima rupanya di huting sebagai hutang.
Semoga setiap orang tua terus mengawasi tindakan, gerak gerik sianak dalam beradaptasi di lingkungannya sehingga dalam menuntut ilmu terarah dijalan yang baik, jangan terbiasa menguntang sejak dini berbahaya terhadap perkembangan anak.