nature is not as beautiful as expectations

Hello sahabat steem.

Pagi Ini saya memulai sebuah catatan kecil yang mungkin membosankan,
sajak purnama sudah terlewartkan di pase ini, hanya tetesan embun yang bisa dinikmati saat mentari mulai menyinari di ufuk timur, kala fajar mulai besinar mentari masih besemanyam di dasar lautan sana, azan subuh mulai berkumandang kala itu pula aku mulai bergegas bangkit dari pesemedian untuk mehilangkan kantuk di gelap malam.

dari sini lah ku mulai menuaikan cerita kala sajak tak lagi bermakna, proses..? itulah proses tahapan demi tahapan yang perlu diupayakan untuk menuian sebuah keberhasilan di masa yang akan datang.

pagi ini seyum awan, dinginnya embun terasa sampai di inti tulang, disitu pula besautan dengan nyanyian burung, kokok ayam bersahutan di kandang tertangga, sang sahabat juga mulai bangkit dari kasur empuk pembelian orang rumah, Namanya arman (samaran) tampa kata dia bergegas menuju sumur untuk menikmati segarnya air, tak lama berselang diapun keluar, mulutnya mulai terucap', dengan sapaan singkat sang sahabat.

           kawan.! jadikan..? kita kekampung sebelah?. 

jawabku iya' dengan tanpa keraguan

tak lama berselang pakaian kami sudah di badan, motor butut ku keluarkan, pembelian orang tuaku sejak masih SMA,
starter tak lagi befungsi arternatif engkol ku pakai !!

motor butut tak lagi menyala mesti engkol sudah lelah ku injak, tanpa pikir panjang jalan cepat ku capaikan agar sampai ketujuan melihat alam yang sudah tak seindah harapan,
mungkin ini sepengal cerita pagi ku bersama kawan, dalam menempuh jalan menuju alam, meskipun alam tak seindah harapan telah sampai di alam sana,

semoga kita senang stiasa menjaga alam tetap natural, kelak anak cucu kita bisa merasakan indahnya alam yang kita jaga sekarang.