KEPEMIMPINAN DI DALAM ISLAM

in #nationalism7 years ago (edited)

                                                  


Salam sejahtera kepada kawan-kawan steemit semua, semoga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Aaminn.

Untuk memulai tahun baru masehi ini, kami ingin memberikan kepada kawan-kawan beberapa hal yang kami peroleh dari hasil bacaan tentang "Kepemimpinan di dalam Islam". 

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kawan-kawan non muslim, postingan ini kami tujuan bagi semuanya tanpa terkecuali dengan harapan dapat berguna bagi siapa saja.

Semoga konten yang terkandung didalam postingan ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab setiap dari kita adalah pemimpim baik bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat didalam menjalani kehidupan berbangsa dan bertanah air serta berkemanusiaan. Bahwa inilah sedikit yang dapat kami rangkum dari teori manajemen kepeminpinan di dalam Agama Islam.

            


Postingan ini berisikan:

  1. Teori dasar, meliputi:  hakikat kepemimpinan, dan urgensi kepemimpinan.
  2. Aplikasinya, meliputi: tugas kepemimpinan, fungsi kepemimpinan, karakteristik pemimpin yang efektif, syarat-syarat pemimpin.


Hakikat Kepemimpinan

 

Hakikat kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik dan dipertanggungjawabkan bukan saja di dunia tapi juga di hadapan Tuhan nanti di akhirat. Kepemimpinan yang tidak dilakukan secara profesional dan proporsional adalah pengkhianatan terhadap Tuhan dan Rasul-Nya.

Dalam sabda Nabi Muhammad SAW: Bagi siapa yang memimpin suatu urusan kaum muslimin lalu ia mengangkat seseorang padahal ia menemukan orang yang lebih pantas untuk kepentingan umat Islam dari orang itu, maka dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (H.R. Hakim)


Kepemimpinan seharusnya tidak dicari apalagi diperebutkan, kecuali dalam kondisi tertentu untuk kemaslahatan yang lebih luas. Rasulullah bersabda:

“Sungguh saya tidak akan memberikan kepemimpinan ini kepada orang yang mencarinya, karena sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah dan akan membawa derita nanti pada hari kiamat.”

       


Perebutan dan jual-beli kepemimpinan adalah bukti kurangnya kesadaran kita untuk melahirkan pemimpin yang menjaga amanah dan kemaslahatan umat. Semua orang berpotensi menjadi pemimpin, tapi tidak semua orang bisa menjadi pemimpin, karena tanggung jawab yang berat dan komplek. Pemimpin masih butuh koreksi dan dukungan dari umat.


Urgensi Kepemimpinan

Dalam kehidupan keagamaan kepemimpinan adalah suatu yang sangat urgen dalam mencapai cita-cita bersama. Dalam menata kehidupan yang dinamis dan interaktif sudah pasti dituntut adanya seorang pemimpin yang bertugas melaksanakan, memandu dan membawa pekerjaan itu ke arah tercapainya tujuan bersama.

Begitu urgennya kepemimpinan, sehingga Nabi Muhammad SAW. memerintahkan kepada kita untuk mengangkat seorang pemimpin walaupun dalam komunitas yang paling kecil sekalipun dan sasarannya sangat sederhana.

NAbi Muhammad SAW bersabda: Apabila ada tiga orang diantara kamu keluar dalam suatu perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang di antara mereka seorang pemimpin.” (H.R. Abu Daud).

Bukti lain urgensi kepemimpinan dalam Islam yaitu para sahabat Rasulullah SAW lebih memprioritaskan mengurus masalah suksesi kepemimpinan Rasulullah SAW, dibanding mengurus pemakaman Rasulullah SAW. Artinya dalam berjama’ah tidak boleh ada kevakuman kepemimpinan.


Tugas Kepemimpinan

 

Istilah yang dipakai untuk menyebut seorang pemimpin dalam Islam dan mencerminkan tugasnya, yaitu sebagai berikut:

  • Khalifah: secara etimologis berarti pengganti atau pelanjut tugas-tugas Rasulullah SAW. Tugas kepemimpinan dalam Islam adalah melanjutkan tugas-tugas risalah yang diemban Rasulullah SAW.
  • Imam: secara etimologis artinya yang diikuti dan ditaati.
  • Amier: secara bahasa amier artinya adalah yang diperintah atau disuruh. Bahwa seorang pemimpin itu adalah orang yang siap diperintah atau disuruh oleh umat, demi kepentingan mereka. Pemimpin dalam Islam adalah melayani umat bukan dilayani umat.
  • Ra’in: secara bahasa adalah pengembala, tugas seorang pemimpin adalah menjaga, merawat, dan memberi perhatian penuh kepada umat.
  • Qaa’id: secara bahasa adalah penuntun atau pembimbing. Bahwa seorang pemimpin itu punya tugas sebagai penuntut umat dan pembimbing mereka ke jalan yang benar yang diridhai Allah.

                

Fungsi Kepemimpinan 

 

Kepemimpinan dalam Islam memiliki fungsi strategis dan fungsi operasional.

Fungsi strategis pemimpin itu sebagai:

  1. Fasilitator yang membantu tercapainya sasaran dan tujuan jama’ah.
  2. Dinamisator yang menggerakkan dan memotori jama’ah menuju sasaran yang ingin dicapai.
  3. Kekuatan moral yang mampu menjaga kohesi jama’ah dan menyelesaikan konflik serta perselisihan yang mungkin terjadi di dalam jama’ah.

Fungsi operasional pemimpin itu sebagai:

  1. Organisator yang mengorganisir dan mengatur relasi dan keterikatan antar individu atau kelompok yang ada dalam jama’ah.
  2. Mampu mengatur berbagai potensi yang ada dalam jama’ah untuk kemudian dimanfaatkan untuk mencapai tujuan jama’ah.
  3. Administrator yang menjaga, menata dan mengevaluasi hasil-hasil yang sudah dicapai oleh jama’ah untuk mencapai tujuan yang lebih jauh lagi.


Karakteristik Pemimpin yang Efektif

Sebagai pemimpin akan efektif dalam menjalankan tugasnya, apabila memenuhi karakteristik berikut ini:

  1. Memiliki sasaran yang jelas dan yakin bahwa dirinya mampu melaksanakan. Dengan memperlihatkan kepada mereka usaha dan motivasi yang kuat secara berlanjut mereka akan tambah semangat, yang akhirnya produktivitas kerja jama’ah semakin meningkat.
  2. Tenang dan mampu menahan diri, apapun yang dihadapi seorang pemimpin.
  3. Bertanggungjawab, artinya seorang pemimpin harus merasa apa yang diembannya itu adalah amanah dari Allah dan dari umat, sehingga mendorongnya untuk melaksanakan kepemimpinannya dengan baik.
  4. Mengenali staf dan anggotanya, hal ini akan memberi pengaruh yang sangat besar pada penciptaan keselarasan dalam bekerjasama dan akan memberikan motivasi kepada anggotanya untuk bekerja lebih baik dan berinovasi.
  5. Cekatan dan inovatif, artinya seorang pemimpin yang efektif harus cepat dan tegas dalam mengambil tindakan.
  6. Memberikan keteladanan dan contoh.

 

Syarat-syarat Pemimpin

Untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan syarat-syarat tertentu supaya dapat merealisasikan tugas dan fungsinya. Syarat-syarat itu adalah:

  1. Memiliki integritas moral yang tinggi (amanah, shiddiq, adil, dan sabar); adalah seseorang yang dapat diberikan kepercayaan secara penuh, tindakan dan perkataannya sejalan dan berkomitmen, memperlakukan aturan yang sama kepada semua orang, tidak memiliki hasrat pribadi dalam memagang kekuasaan, mempunyai jiwa dan wibawa yang besar serta mampu mengontrol nafsu dan amarahnya, dan sebagainya.
  2. Memiliki kecerdasan intelektual (fathanah, basthatan fil ilmi); adalah orang memiliki pengetahuan yang luas baik dalam bidang agama, sosial budaya,dan ilmu-ilmu lain yang diperlukan sebagai pemimpin.
  3. Komunikatif dan interaktif dengan sesama. (tabligh); adalah orang mampu membangun komunikasi yang dapat membangun semangat dalam membangun bersama-sama.
  4. Memiliki kecerdasan emosional dan kepekaan sosial (azizun aaihi maa ‘anittum, harisun alaikum, ro’uf rohiem); adalah orang yang memiliki kemampuan untuk dalam mengelola emosional umat dan selalu memperhatikan hal ini sebagai masalah yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Sebab didalam berbangsa bila umatnya tidak merasa tentram jiwanya, maka mereka akan bergerak dengan sendirinya mencari ketrentaman dan apabila tidak kelola dengan baik akan menjadi masalah yang besar didalam tubuh bangsa.
  5. Berpenampilan sempurna secara fisik (basthatan fil jismi); adalah orang yang memiliki fisik yang sempurna sebagai manusia, tidak memiliki kekurangan atau kecacatan.
  6. Memiliki keberanian dan tanggung jawab (syaja’ah dan sahamah); adalah orang yang memiliki suatu jiwa yang berani dan dengan itu dia memjalankan tanggung jawab dengan sepenuh hati. Sebagai pemimpin dia hanya takut kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, zad yang memiliki kekuasaan atas seagala-galanya.
  7. Ditempa dan dilatih dengan pengalaman hidup yang panjang. (tarbiyah dan tajribah ‘Aridhah). adalah orang yang hadir dari proses pengekaderan yang matang, ia lahir dari bimbingan orang-orang yang berintegritas. Ia dibentuk sebagai "baja" untuk menahan segala bentuk tes, ia dibina sebagai tembok yang tidak takut menahan arus tantangan dunia. 


Akhirnya, mari kita bayangkan apa yang terjadi apabila semua pemimpin memiliki karakteriktis dan dipilih atas kriteria yang dijelaskan di atas ? Maka ini semua sangat bergantung kepada pemimpin yang saat ini berkuasa untuk menjalankan leadership seperti apa.  John C. Maxwell mengatakan “ Nilai seorang pemimpin yang langgeng akan diukur oleh suksesi”. Kaderisasi dalam menjalankan tugas regenerasi adalah adalah salah salu prioritas yang mesti dirancang dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

"Ketulusan pemimpin harus hadir dalam proses regerasi, mereka yang dikaderkan tidak boleh dibawa kepada nafsu dan hasrat pribadi dan atau kelompok tertentu. Visi dari regenerasi haruslah untuk mencapai masa depan yang pemimpinnya taat kepada hukum Tuhan dan menjalankan keadilan serta berkomitmen menjalankan kemaslahatan umat manusia" (Chairman of IPKW).



Bagaimana menurut mu, ada tambahan ?

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://inicoretanku.wordpress.com/2011/11/23/teori-dasar-kepemimpinan-dalam-islam/