SEDEKAH YANG MENGHAJIKAN
Pak Asep merupakan pedagang kelontong, diselalu berpakain rapi dan bersih, guratan-guratan tua di wajahnya sudah mulai kelihatan karena usianya sudah mencapai 70 tahun, walaupun begitu wajahnya masih kelihatan bening, walaupun pun rambutnya sudah mulai memutih yang dibalut dengan peci haji yang selau dipakainya, dia mengurus warung kelontong bersama isterinya. Selagi Pak Asep merapikan barang dagangannya datang pak ujang menyapa, bagaimana hasil dagangannya hari ini, Alhamdulillah Jang, kadang sepi kadang ramai.
Pak Asep biarpun sudah tua tapi belum mempunyayai keturunan, dia menikmati hidup bersama isterinya, satu-satunya penopang kehidupannya adalah toko kelontong yang berada pas di depan rumahnya.
Pak Asep dari dulu sudah sagat kepingin untuk menunaikan ibadah Haji. Lalu dia berkomitmen untuk mengumpulkan uangnya sedikit demi sedikit dari hasil keuntungan menjual kelontong di kedainya.
Dia selalu terbayang berthawaf keliling bersama isteri nya sambil mngucapkan talbiah, dia selalu mengimpikan bisa pergi menjalankan ibadah Haji supaya bisa mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Setelah uangnya terkumpul untuk menunaikan ibadah haji lalu dia mendengar kabarbahwa tetangganya sakit dan harus segera dioperasi. Para tetangga sebenarnya sudah juga mengumpulkan uang untuk membantu biaya rumah sakit. Tetapi karena biaya operasi memang sagat mamal maka uangnya tidak cukup.
Naluri Pak Asep yang dermawanpun muncul ia terbayang uang tabungannya haji nya,ia berpikir bahwa haji itu ibadah dan membantu tetangganya pun ibadah lalu menceritakan niatnya ingin membantu tetangganya yang tidak mampu kepada isterinya ternyata isterinya pun mendukung niat Pak Asep tersebut.