Meaningful Bamboo Music Instrument From West Java With Videos (Bilingual)

in #music7 years ago

Bamboo is a very spesial plant for Sundanese (not Sudanese) from West Java, Indonesia. Hundreds species of bamboo grows in West Java and other regions in Indonesia, as well as in tihs world. Bamboo is needs water from the earth, and bamboo helps to protect water of the earth, area around bamboo plants always have clean and a lot of water. Everyday, from 1am- 12 at noon, water is rising up to bamboo, and from 1 pm to mid midnight, the water goes down back to the earth, that is why the water is always clean, bamboo filtered the water every day. This mutual needs become an important philosophy for Sundanese people for centuries, that we all need to protect the nature as we always need the nature to survive, and bamboo is the symbol of this symbiosis mutualism.

Bambu adalah tumbuhan yang sangat spesial bagi orang Sunda yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia. Ratusan jenis bambu tumbuh di Jawa Barat dan seluruh wilayah Indonesia serta dunia. Bambu membutuhkan air dari bumi dan bambu menjaga air bumi, daerah sekitar tumbuhan ini selalu memiliki air yang bersih dan banyak. Setiap hari, mulai dari jam 1 dini hari sampai jam 12 siang, air dari bumi naik ke pohon bambu, dan pada mulai pukul 1 siang hingga tengah malam, air kembali ke turun ke bumi, dan inilah mengapa air menjadi tetap bersih, bambu menyaring air setiap hari. Saling membutuhkan ini menjadi filsafat penting bagi orang Sunda selama berabad-abad, bahwa sangat pening menjaga alam karena kita juga membutuhkan alam untuk hidup, dan bambu menjadi simbol hubungan simbiosis mutualisma.

IMG_20180329_155702.jpg

"Karinding"

Bamboo also represents mother earth, we should not take its bamboo shoots just like that. During “breastfeeding period”, bamboo shoots need its “mom” to feed, and its “mom” will be very upset if we kill or take her “son” or if we cut off his mom. The bamboo that we take which is its mom, will be full of lice, which represents their pain. We should wait until the bamboo shoot grown up, it is much better if we wait until its trunk mature enough, when the end of its trunk facing the earth. It has important meaning as well, during the growth period, bamboo is very much depend on the wind, fight and struggle with the wind, that is why during this period, bamboo is twisted hanging on the wind. After a certain period and become mature enough, bamboo will have its enlightenment period that make its trunk facing down to the earth. It looks like Bamboo realizes that once we are mature enough and having a lot of knowledge, we should down to earth not to be snob. Bamboo also knows how to help, support, and protect, young generations for the future. It seems that bamboo knows how to surrender to the owner of this universe.

Bambu juga menjadi simbol dari ibu pertiwi, kita tidak bisa mengambil anak bambu alias rebung begitu saja. Selama “masa menyusui” rebung membutuhkan “ibu”nya untuk disusui alias diberikan air, dan “ibunya” akan sangat sedih jika kita mengambil anaknya atau jika kita memotong ibu bambu itu. Ibu bambu yang dipotong saat menyusui akan dipenuhi oleh kutu, seperti ingin menujukkan penderitaannya. Kita harus menunggu sampai bambu itu tumbuh besar, dan sangat baik jika menunggu sampai cukup dewasa ketika ujung batangnya sudah merunduk. Ini juga memiliki arti yang penting, selama masa pertumbuhan, bambu sangat tergantung pada angin, berjuang dan bertahan dengan angin, karena itulah mengapa bambu selalu melingkar pada saat pertumbuhan. Setelah beberapa waktu dan menjadi cukup dewasa, bambu akan masuk periode pencerahan yang membuat bambu itu merunduk menghadap ke bawah, seperti sedang sujud. Seolah menunjukkan bagaimana bambu itu tahu bagaimana harus bersikap bila sudah dewasa dan berilmu, semakin dewasa dan berisi maka semakin merunduk, bukan semakin tinggi semakin sombong menengadah ke atas. Bambu juga tahu pentingnya mengasuh dan membimbing serta menjaga generasi muda untuk masa depan. Bahkan bambu pun tahu bagaimana untuk pasrah dan menyerah pada pemilik alam semesta, ya!

That is just a bit story of bamboo philosophy for Sundanese people in West Java as being told by Kang Teddy to me and my children at West Java Culture Park in Bandung, West Java, Indonesia. Kang Teddy is an artist for West Java culture, he make and play traditional bamboo music instrument, scalp traditional weapon called “Kujang” from galeuh asem (special wood inside tamarind tree, not all tamarind tree produce this special kind of wood, very difficult to find), and does a lot of activities to preserve West Java culture and nature.

Ini hanyalah sedikit cerita dari filosofi bambu bagi masyarakat Sunda di Jawa Barat yang diceritakan oleh Kang Teddy kepada saya dan anak-anak saya di Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Indonesia. Kang Teddy adalah seorang seniman budaya Jawa Barat, dia membuat dan bermain alat musik tradisional dari bambu, membuat senjata tradisional yang disebut “Kujang” yang terbuat dari kayu galeuh asem (kayu khusus yang ada di dalam kayu pohon asem, tidak semua pohon asem memperoduksi kayu seperti ini, sangat sulit ditemukan), dan dia juga melakukan banyak kegiatan untuk menjaga budaya serta alam Jawa Barat.

Kang Teddy is very famous to make and play Karinding, Karinding is one of Sundanese traditional music instrument that used for more than 300 years by Sundanese people. Karinding is not an ordinary music instrument, but it has meaning of patience and support for others. Karinding is not played for its own, but to support other music instrument and songs, to create a certain sounds, which is very unique. There are kinds of Karindings, the most famous one is Wipe Karinding (we have to wipe it to create the sound) and Pat Karinding (we have to tap it to create the sound). We need to be very careful and practice with patience to make a good sound, and actually this instrument was also used to help children to create a good pronounciation, especially for vocal : a, i, u, e, o, and eu. Thus, long time ago, Karinding was used as communication tool as well.

Kang Teddy sangat terkenal membuat dan memainkan Kariding, salah satu alat musik tradisional yang telah digunakan selama lebih dari 300 tahun oleh masyarakat Sunda. Karinding ini bukan hanya sekedar alat musik tetapi memiliki arti kesabaran dan dukungan kepada yang lain. Karinding tidak bisa dimaikan sendiri tetapi untuk mendukung alat musik dan lagu, menghasilkan suara tertentu yang sangat unik. Ada beberapa jenis Karinding, yang paling terkenal adalah yang diusap (harus diusap untuk berbunyi), dan yang ditepuk (harus diketuk oleh jari untuk mengeluarkan suara). Kita harus sangat hati-hati dan belajar dengan sabar untuk bisa menghasilkan suara yang bagus, dan sebenarnya alat musik ini juga dipakai untuk membantu anak-anak bisa mengucapkan lafal dengan sempurna, terutama huruf vokal :a, i, u, e, o, dan eu. Oleh karena itu, di masa lalu Karindung juga digunakan sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi.

Another music instrument that shown is kind of instrument that create the sound of thunder. This instrument was found lately by one of Sundanese artist, made by special dried pumpkin and metal spiral. We need to shake it to create the sound of thunder, as you can see and hear in the video below.

Salah satu alat musik lain yang ditunjukkan adalah alat yang menghasilkan suara gemuruh di langit. Alat ini ditemukan belum lama oleh salah seorang seniman Sunda yang dibuat dari sejenis labu yang dikeringkan dan spiral yang terbuat dari metal. Kita harus menggetarkannya untuk menghasilkan suara gemuruh seperti yang dapat dilihat di video di bawah ini.

Onother instrument that Kang Teddy made was really fascinating, bamboo that creates the sound of water. It was made from bamboo that has a straight and long joint, very difficult to find. Then it was given bamboo pegs, very tiny bamboo, all over its surface to create kind of string inside the bamboo. Finally, it was filled by green beans, and we need to rotate it to create the sounds of water. Really amazing, even for myself who used to see bamboo music since I was a kid.

Instrument lain yang dibuat oleh Kang Teddy benar-benar luar biasa, yaitu bambu yang menghasilkan suara air. Alat musik ini dibuat dari bambu yang lurus dan panjang bukunya, sangat sulit ditemukan. Lalu bambu ini diberi bambu pasak kecil-kecil seperti tusuk giti di sepanjang permukaannya untuk menghasilkan seperti senar di dalam bambu tersebut. Setelah itu, lalu dimasukkan kacang hijau dan kita harus memutar balikkan alat ini untuk mendapatkan suara air. Luar biasa, saya sendiri masih terpana meskipun musik bambu bukan hal baru bagi saya.

I am glad that Sundanese people still preserve their traditions, even young generations are still willing to learn and play traditional bamboo music instruments. Since two years ago, bamboo music instruments were so popular that young generations are willing to play it even on the street as part of their “cool” style. I hope, it will continues, this is not only about the work of art but about the philosophy of life.

Saya senang sekali masyarakat Sunda masih menjaga tradiri mereka, bahkan generasi mudanya pun masih ingin belajar dan bermain alat musik dari bambu. Sejak sekitar dua tahun lalu, alat musik bambu bahkan menjadi sangat populer di kalangan anak muda dan mereka mau memainkannya di jalanan sebagai bagian dari gaya keren mereka. Saya berharap ini terus berlanjut, ini bukan hanya soal seni tetapi juga soal filsafat kehidupan.

If you want to meet Kang Teddy personally, you can meet him at West Java Culture Park, Dago, Bandung, West Java, Indonesia. A lot of people not only from Indonesia came to visit him to learn about West Java traditional bamboo music instruments and culture for education purposes. He has no mobile phone, he does not want to be disturbed by technology and consistent to stay in quiet to create work of arts. What a guy!

Jika ingin berjumpa dengan Kang Teddy langsung, Anda bisa menemuinya di Taman Budaya Jawa Barat, Dago, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Banyak orang datang bukan hanya dari Indonesia tetapi juga dari berbagai belahan dunia, menemuinya untuk belajar alat musik bambu dan budaya untuk kepentingan pendidikan. Dia tidak punya telepon seluluer, dia tidak mau diganggu oleh teknologi dan memilih hidup tenang untuk terus bisa menghasilkan karya. Keren!

IMG_20180329_152709.jpg

Kang Teddy and I.

Wacth this video to watch and listen to Galengan Sora Awi (Sounds of Bamboo) during performance in Bandung.

Saksikan video ini untuk melihat dan mendengarkan penampilan Galengan Sora Awi (Suara Bambu) saat pentas di Bandung.

Next post: Kujang, Unique Traditional Weapon From West Java.

Posting selanjutnya: Kujang, Senjata Tradisional yang Unik dari Jawa Barat.

Bandung, March 30th, 2018

Warm Regards – Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Sort:  

Sangat luar biasa sekali cara Berpikir (idiologi) Mbak @mariska.lubis, dari Mengupas kata2 tentang kehidupan Bambu sampai ter'arah pada sifat ke Manusiaan. Dan pada Intinya kalau saya tidak salah (jangan lupakan kulit nya, setelah kamu memiliki isi nya). Dalam arti kata kemanapun kita, yang Nantinya Tetap kembali pada dasarnya. Dan Harapan saya, Buatlah Hidup ini Senantiasa, janganlah Berlagak Sombong dikala Ada, Tapi Ingatlah di saat kita Masa Tiada. Terimakasih Mbak Mariska Telah Mau Berbagi Materi yang sangat BerManfaat buat saya. Semoga SUKSES Selalu

keren nih kata-katamu... terima kasih ya...

Asyiknya penulisannya rapi dan mudah dimengerti good job namun cara bikinnya yang bikin saya penasaran @mariska.lubis

Bikin alat musiknya susah berhari-hari dan dengan penuh kesabaran...

saat ini bambu sangat dibutuhkan kak di desa saya, karna sekarang ini lagi musim layang-layangan hehehe

hahaha bener... repot bikin layangan tanpa bambu...

Saya sangat suka filosofi yang Mbak Mariska sampaikan. Terima kasih filosofinya, Mbak. Kata-kata indah. (Soalnya saya sangat suka dengan hal hal filosofis)

saya juga suka banget filsafat...

Wah ini kemarin ga sempat kemari, Bambu memang unik ya teh, di cina yang sudah maju saja mereka masih menggunakan bambu sebagai pancang ketika membangun sebuah bangunan, salam buat kang teddy yang terus berkarya, berkarya juga ga musti ada hape juga kali teh ya :D

Bambu bisa lebih kuat dari kayu terkuat loh... hehehe... unik banget!

Bambu memang serba guna ya. Nextnya lagi bahas Jaipong ya kak hehe

amat sangat serba guna...... waduh jaipongan yah... ntar ya saya harus liputan ke sanggar dulu karena saking seringnya nggak pernah mikir untuk difoto sama sekali hahaha...

Bambu pohon kehidupan, karena banyak manfaat dan digunakan oleh banyak orang, pohon bambu ini sangatlah berguna, mulai dari rebung hingga batang.

Keren mbak @mariska.lubis

ya memang tidak ada yang diciptakan Allah tanpa guna ya...

Iyaa mbak, itu benar sekali saya setuju :)
semua sudah ada gunanya masing-masing, tugas kita menggunakan kemudian menjaganya agar tetap terus bisa digunakan.

Postingan yg sangat bagus banyak inti sari yg dapat di ambil dari tulisan kk mariska di dalam postingan tersebut

semoga berguna bermanfaat yah...

Wah keren Kak. Teringat istri oom saya yang orang Sunda bercerita orang Sunda itu belajar kesenian sejak kecil. Di Sunda juga banyak sanggar-sanggar seni. Banyak kesenian dari Sunda. Makanya, masyarakat Sunda sangat kental seninya.

Memang seperti saya dan bahkan anak-anak saya sekarang ini, belajar seni itu sepertinya kebutuhan dan kesenian serta budaya itu diajarkan sedini mungkin, anak-anak bahkan di sekolah biasa memakai kebaya dan batik untuk menjaga tradisi. Di sini jangan nanya sanggar dan galeri, di mana-mana ada hahaha....

Harus daerah-daerah lain bisa mencontoh Jabar soal pelestarian budaya ya kak.

Wah keren banget cara kak @mariska.lubis dalam menyampaikan tulisannya. Langsung bisa terbayangkan bagaimana.

Bangga menjadi warga negara Indonesia yang memiliki banyak keunikan, baik itu dari segi musik budaya, bahasa dan sebagainya.

Harus bangga dong karena Indonesia memang luar biasa kaya seni dan budaya...

Setuju banget kak👍

your post is very intresting thanks for sharing ablog @mariska.lubis

Thank you...

Bahan bambunya boleh jenis apa aja ya, atau ada jenis bambu khusus untuk alat musik ini

ada beberapa jenis bambu yang dipilih, dan banyak yang sulit dicari... saya juga kurang paham, disebutkan beberapa nama, tapi saya tidak kenal karena belum pernah liha juga hahaha...

Karya tulis yg bagus dan penuh makna.

Salam sukses selalu

amin... terima kasih dan semoga bermanfaat....

Sangat bermanfaat mbak, saya jadi terkenang dengan masa kecil saya dulu, waktu main perang-perangan dari senjata yang kami rakit dari bambu , dengan peluru biji jambu, sungguh sangat seru.
Ya mbak sama-sama 😊

Sangat jarang zaman sekarang yang tidak memiliki seluler ya Kak Mariska? dan beliau memiliki ideologi hidup yang luar biasa.

Btw, rebung di Taiwan mahal lo kak..😅😅

iya memang langka nih.... rebung memang banyak dimasak masakan china, biasanya mereka tumis pakai tripang laut...

Terimakasih telah berbagi informasi tentang filosofi bambu. Begitu pula tentang alat musik dari bambu dengan nama karinding yang bunyinya terdengar sakral tersebut.

Selain hal di atas, informasi dan publikasi tentang aktivitas seni dan budaya Sunda pun tergambar dengan jernih dan terang.

Salam Steemian
Irman Syah|| @mpugondrong

Terima kasih ya bang, semoga bermanfaat...

Ya, Sama-sama @mariska.lubis.

Semoga selalu diberikan kesehatan yang prima dalam menjalankan segala aktivitasnya.

Salam Stemian
Irman Syah|| @mpugondrong

Kakak sangat mahir dalam menjelaskan. Kisah bambu ini memiliki arti tersendiri dari perjalanan hidup manusia.

banyak yang bisa kita dapat dan pelajari dari alam... ;)

cukup menambah pengetahuan @mukhtarilyas dari tulisan yang sangat bermanfaat ini, bahan dari bambu sangat ramah lingkungan terimaksih mbak @mariska.lubis

ya amat sangat ramah lingkungan dan kuat sekali...

Dulu, sewaktu masih kecil, di kampung kami ada bambu yang dijadikan alat pengantar informasi. Dibuat sejenis pentungan, kami menyebutnyan"tok tok." Alat ini digunakan untuk membangunkan orang2 kalau ada bencana, atau ada kasus pencurian. Kami yang masih kecil sering menggunakan tok tok untuk membangunkan orang2 waktu sahur. Sekarang alat itu sudah tdk dipakai lagi. Terima kasih Cut Kak @mariska.lubis telah mengingatkan kami pada bambu😁.

hehehe di sini namanya kentongan, dan dari dulu kentongan itu sebenarnya alat musik tetapi kemudian dipakai juga untuk teman ronda dan sahur hehehe...

Saya suka dengar alat ini ketika band jasad main.. ketika bawa lagu siliwangi intro nya pake ini

ya memang keren... @apache13 pun ada lagunya yang pakai karinding... ;)

Kalai tidak salah karinding ini alat untul mengusir hama burung di sawah yak.

Tulisan berseri tentang tradisi dan budaya daerah? Wow 👍

Ditunggu lanjutannya, teh @mariska.lubis

Terima kasih bang!

Cerita yg membawa inspirasi bagi saya khususnya yg baru kenal steemit ini.

Salam kenal

semoga berguna dan bermanfaat ya...

Orang Indonesia memang kreatif, bambu aja bisa jadi alat musik tradisional dan tidak kalah dengan alat musik modern, salam kak @mariska.lubis.

orang Indonesia memang punya budaya tinggi dan buktinya pada seni dan budaya... salam balik!

Postingan yang penuh inspirasi, kami sangat menyukai postingan ini

Benar sekali mbak, ini keren banget postingannya, bambu memang salah satu tumbuhan yang banyak manfaatnya, seperti yang telah mbak mariska tulis diatas, saya sendiri paling senang berbaring diatas bambu yang telah diolah menjadi arsitektur indah, kulit dari bambu itu terasa sejuk bila kita berbaring diatasnya

Hasil Karya Anak Bangsa
Negeri kita kaya akan seni dan budaya, tetapi kadang kita lupa memperdayakannya
dengan postingan ini semoga karya seni Indonesia lebih dikenal di manca negara.
amin
salam hangat @mariskalubis

pernah denger musik bambu ini 6 tahun dalam acara puisi perempuan di Jakarta
instrumental punya daya renung yang kuat