Dear Stemian,
Sebagai manusia yang lahir atas izin Allah SWT, menuntut ilmu adalah salah satu hal yang wajib serta harus kita lakukan. Tidak ada pengecualian baik bagi laki-laki maupun perempuan, besar ataupun kecil, muda bahkan tua sekalipun menuntut ilmu adalah satu hal yang wajib dilakukan.
Ironinya, sebagai manusia kerap kita merasakan bosan serta jenuh dalam menuntut ilmu. Kenapa demikian? Apa ada yang salah? Sederhananya hal itu disebabkan karena kita belum merasakan kenikmatan dalam menuntut ilmu atau kenikmatan dari ilmu itu sendiri.
Lantas, apa yang harus dilakukan agar kita mendapatkan kenikmatan dalam menuntut ilmu? Berikut akan terbentang terpaparkan sedikit kita bagaimana seseorang dapat merasakan kenikmatan dalam menuntut ilmu.
Ikhlas
Di dalam kehidupan bermasyarakat a1. itemda seorang ibu yang memiliki anak satu, stres. Hal itu disebabkan karena ulah tingkah lasak si anak. loncat sana, balik sini, coret ini, gambar itu, tidak lupa bemper mobil pun menjadi sasaran imajinasinya menjadi seorang pahlawan yang sedang berjuang memukul penjahat. Namun menariknya, tetangga si ibu tersebut, mempunyai anak sebelas, bahagia. Apa yang membedakan mereka? Yang membedakan mereka adalah ilmu ikhlas. Karena ikhlas mampu meringankan satu tekanan, menyihir penderitaan menjadi kebahagiaan.
Sebelas anak juga jungkir balik, tidak kalah ribet. Hebatnya ketika jika dijalankan dengan ikhlas maka timbul perasaan senang di dalam hati seorang ibu tersebut, hilang kepenatan dan kegelisahannya. Seharusnya, jika anak satu stres, maka anak sebelas gila. Namun ketika yang satu menganggap anak adalah beban dan si tetangga menganggap anak adalah anugerah, maka nikmatlah kesehariannya.
Begitu juga dalam menuntut ilmu. Ketika kita lakukan dengan ikhlas maka nikmatlah rasanya. coba saja kita intip sedikit para ulama. Mereka begitu menikmati menuntut ilmu agama, hal itu disadari karena mereka tidak memiliki kepentingan, mereka bukan mencari status, dan yang terpenting mereka menjaga keikhlasan di dalam hatinya.
Mencintai Allah dan Rasul-Nya
Rasulullah bersabda “barangsiapa yang mencintai Allah dan Rasulnya melebihi hal lain yang ia miliki, maka ia akan mendapatkan sebuah kenikmatan”. Bicara kenikmatan maka bicara cinta, jika ingin menikmati proses kita harus senang dahulu dengan proses itu. Karena membicarakan pihak yang kita cintai itu selalu seru. Dan, tentunya selalu kita tunggu-tunggu.
Sederhananya, pembahasan yang paling disukai oleh jack mania itu apa? Atau pembicaraan yang paling seru bagi seorang steemian itu apa? Sudah tau bukan jawabannya. Nah, kalau kita jenuh dengarkan kajian, malas dengarkan ceramah, mohon maaf, berarti kita nggak cinta sama Allah dan Rasul-Nya. Abdullah bin Mas’ud pernah berkata “jika anda ingin mengetahui se-dalam apa cinta anda kepada Allah, coba saja anda bercermin bagaimana anda menyikapi Al-quran”.
Dan bagi para pecinta, proses bisa jadi lebih indah daripada hasil, ia selalu menghargai proses. Dan, tidak jarang bagi mereka proses lebih penting daripada hasil. Contohnya, para pecinta bola sejati ketika tim yang diunggulkan kalah dalam sebuah pertandingan namun telah berusaha maksimal maka ia akan mengatakan “tidak apa-apa kalah karena kami telah berusaha sekuat dan semampu kami”.
Hari ini kita mengakui mencintai Allah, lantas ketika pengajian berlangsung kita malah berbicara atau malah tidak datang, apakah itu yang dinamakan cinta? Dia jenggotan, cingkrangan, cadaran, jilbabnya besar, namun ketika ustadz menyampaikan ceramahnya ia malah melakukan hal lain, kesimpulannya sederhana, tidak ada cinta di hati kita.
Orang yang mengaku cinta kepada Allah SWT, pasti yang paling seru adalah membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah SWT. Orang yang jatuh cinta kepada Rasulullah SAW maka yang paling seru adalah membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Rasulullah SAW. Tidak ada yang lain.
Itulah kiranya kiat-kiat yang dapat kita lakukan agar dapat merasakan kenikmatan ilmu, terutama ilmu agama.
NOTE:
Semoga bermanfaat. Terimakasih. :)