Tradisi Meugang di Aceh

Assalamualaikum steemians. Bagaimana puasanya? Sejauh ini masih aman-kah? Sudah siapkah menuju hari kemenangan? Sudah siap ditinggal pergi oleh Ramadhan? Tak terasa Ramadhan akan segera berlalu. Semoga ini bukan Ramadhan terakhir kita. Amiin..

Hari kemenangan sudah di depan mata. Seperti biasa masyarakat Aceh akan menyambut hari kemenangan (lebaran) dengan merayakanmeugang.

Meugang adalah tradisi dan budaya unik yang dilakukan masyarakat Aceh untuk menyambut bulan Ramadhan dan lebaran (hari-hari besar Islam). Tradisi meugang sudah berlangsung sejak bumi Serambi Mekkah berada di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Kemudian tradisi ini turun-temurun sampai sekarang.

Pada dasarnya meugang merupakan aktivitas jual-beli daging di pasar, kemudian mengolah, meraciknya menjadi santapan yang luar biasa untuk dinikmati bersama keluarga. Pada hari meugang pasar seakan menjadi lautan manusia. Pedagang dadakan pun berserakan dimana-mana ikut menyemarakkan hari besar ini.

Ada beberapa nilai yang terkandung dalam tradisi meugang, diantaranya :

1. Nilai religius (keagamaan)
   Dalam setahun hanya 3 kali masyarakat Aceh mrayakan meugang.
   Pertama, ketika memasuki bulan Ramadhan. Pada moment ini, meugang dilakukan sebagai bentuk syukur karena datangnya bulan Ramadhan, bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam.
   Kedua, meugang sebelum hari raya idul fitri. Dalam hal ini meugang dilaksanakan untuk merayakan kemenangan. Setelah sebulan penuh menyucikan diri, melawan hawa nafsu, akhirnya hari kemenangan pun tiba.
   Ketiga, meugang menjelang hari raya Idul Adha. Meugang kali ini dilakukan sebagai bentuk syukur karena masyarakat dapat melaksanakan Qurban di hari raya qurban ini.
2. Nilai sedekah
   Moment meugang dimanfaatkan para dermawan untuk berbagi daging dan bersedekah kepada fakir miskin. Supaya fakir miskin juga merasakan hal yang sama seperti yang lainnya. Pada hari meugang semua orang statusnya sama. Mereka semua dapat menikmati santapan daging bersama keluarga.
3. Nilai sosial dan kebersamaan
   Pada hari megang, umumya orang di perantauan akan pulang. Berkumpul bersama keluarga untuk melewati moment indah di hari meugang. Tanpa keluarga rasanya hari meugang tak sempurna. Bahkan orangtua merasa sedih jika pada hari ini tak bisa menikmati moment meugang bersama anak-anaknya.

Tidak hanya itu, di hari meugang perkantoran terlihat sepi. Sekolah-sekolah juga diliburkan supaya guru dan siswa bisa menikmati meugang bersama keluarganya.