salam sahabat steemit semua,
mungkin nama akun ini tidak asing lagi bagi kita, meski dalam bahasa minang namun kata cipitih ini bukan kata yang asing lagi bagi kita penduk indonesia, dimana kata cipitih ini juga pernah kita lihat dalam film " MERANTAU" jika kita memperhatikan film tersebut dengan hikmat, tentunya kita mengetahui makna dari kata tersebut.
disini saya sendiri menggunakan kata cipitih sebagai nama akun ini, ini seperti terdengar "naif" dimana kita semua tau kalau di steemit setiap post yang mendapat reward dihargai dengan uang, tentunya steemit ini dapat menjadi ladang penghasilan tersendiri bagi semua anggotanya. sehingga kita akan berfikir sedikit sinis jika ada akun dengan nama ini.
siapa yang tidak menginginkan uang, apa lagi hanya dengan duduk manis di depan laptop menulis sesuatu yang menarik atau memposting foto dari keseharian kita jumpai ataupun berbagi informasi dan ilmu yang bermanfaat. tentunya tak semudah itu di steemit ini, kita tentu perlu memutar otak untuk menyajikan sesuatu yang bernilai bukan hanya sekedar post dan dapat uang.
saya mengenal steemit dari seorang teman yang hari itu baru beli smartphone baru, dia mengatakan smartphone tersebut didapat dari hasil ketekunannya selama empat bulan ini di steemit. sebelumnya saya belum pernah mendengar, apalagi tau apa itu steemit. ketika saya menanykan bagaimana cara supaya saya dapat bergabung di steemit dan dapat seperti dia, teman saya tersebut hanya menjawab dia juga didaftarkan oleh orang lain. semenjak hari itu saya melai searching di internet apa itu steemit. mencoba mendaftar, tunggu beberapa hari, tidak di konfirmasi, daftar lagi dengan akun lain, tunggu lagi, daftar lagi. akhirnya akun cipitih ini lah yang mendapat konfirmasi.
memang awalnya ini berhubungan dengan finensial, namun dibalik itu saya ingin mulai menulis dan memperluas wawasan saya dalam tulisan, mungkin dari sini saya dapat memulainya. mungkin alasan ini terdengan mengada-ngada, tapi sungguh itu semua benar. dulu saya pernah mengambil mata kuliah bahasa indonesia dengan dosen kami bernama pak Herman, beliau merupakan salah satu penulis ternama dari Aceh. beliau memulai menulis dengan mengirimkan tulisan-tulisan beliau kepada surat kabar, belau memberikan kami tugas untuk menulis dan kemudian dikirimkan ke salah satu surat kabar, jika ada yang ceritanya diterbitkan maka tampa perlu ujian akhir semester mahasiswa tersebut akan mendapat nilai A. namun tidak satupun dari kami yang tulisanya diterbitkan.
dulu waktu saya SMA, saya suka menulis dan membuat puisi, maklum masih remaja labil, membuat sejuta gombalan untuk sang wanita yang dikasihi. setelah kuliah dan seseorang itu pun menjauh mungkin karna kejauhan, saya kuliah di Aceh dan dia di Padang, atau pun alasan lain yang membuat kami tak seperti dulu. dengan berjalannya waktu dan kondisi tersebut, saya berhenti menulis cerita bahkan saya tak mampu lagi membuat sebuah puisi, ditambah dokrin dari perkuliahan, kami adalah anak teknik orang dengan intelektual dan hidup penuh angka-angka dengan perhitungan pasti, membuat menulis bahkan berpuisi bukan bagian dari kami. namun dengan tugas dari pak Herman saya mencoba untuk menulis kembali, kembali membeli novel dan membaca, mencoba berpuisi. mengali potensi yang dulu pernah terkubur dalam diri saya, dan semoga saya dapat bermanfaat dari tulisan-tulisan saya bagi orang-orang disekitar saya.
tulisan adalah media komunikasi lintas generasi, bahkan kita masih dapat berkomunikasi dengan generasi-generasi setelah kita bakan jauh setelah kita tiada. hanya dengan membaca kita dapat mengetahui sejarah masa lampau, serta dapat menyampaikan pesan untuk masa mendatang. kapan pun orang membaca tulisan kita maka ia dapat mengetahui pesan yang ingin kita sampaikan.
sekian dulu cerita saya hari ini, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membacanya, jika ada kritik dan saran dari sahabat semua saya akan menerima dengan senang hati untuk perbaikan kedepannya.
Postingan yang menarik, sudah saya upvote ya @cipitih
makasih bang @safriadi98