Mandai adalah salah satu makanan khas dari tanah Kalimantan yang kerap kali kita temui di suku Banjar, rasanya enak, perpaduan asin dan sedikit gurih.
Kalian tahu buah Cempedak? Nah, mandai ini adalah salah satu produk olahan dari buah tersebut, tepatnya dari dami (kulit) buah cempedak yang telah melewati proses fermentasi. Yups, jika di tempat lain biasanya kulit itu dibuang dan membusuk di tanah, kami di Kalimantan sering menjadikannya mandai. Orang yang memakannya tanpa tahu asal-usulnya seringkali bingung.
How come? Gimana mungkin kulit cempedak jadi seenak itu? Nah, itulah kearifan lokal dari tanah Kalimantan. ^^
Buah Cempedak (Arthocarpus champeden) atau di Kalimantan lebih dikenal dengan sebutan ‘buah tiwadak’ ini satu keluarga dengan nangka, jadi bentuknya mirip-mirip. Bedanya cempedak/tiwadak ini bentuknya lebih lonjong seperti kapsul, berbeda dengan nangka yang buahnya lebih bulat.
Di tempatku, saat musim buah cempedak tiba pedagang sering memisahkan antara kulit dengan buah cempedak. Alasannya adalah karena keduanya mempunyai peminat yang besar, ada banyak orang yang hanya ingin membeli buahnya saja dan ada juga yang hanya ingin membeli kulitnya saja. Supaya mudah, pedagang akhirnya menjualnya terpisah. Buah cempedak biasanya dibuat menjadi gorengan di warung-warung. Rasanya yang lezat membuatnya menjadi primadona dadakan setiap musimnya datang, menggeser gorengan juara bertahan yang lain seperti pisang goreng atau bakwan.
Begitu juga kulit kulit cempedak (Mandai). Popularitasnya pun juga meroket seketika, jika kalian melewati jalanan sepanjang kawasan Martapura saat musim cempedak, ada banyak warung-warung di pinggir jalan yang menawarkan Mandai siap goreng dalam kemasan toples.
Buah nangka bisa kita temui sepanjang tahun, sedangkan tiwadak hanya ada saat musim hujan saja. Mungkin itulah alasannya kenapa momen saat cempedak ini hadir menimbulkan efek boombastis setiap akhir tahun.
Oke, sudah ya ngomongin Cempedaknya... Kita lanjut lagi ke Mandai. Hehe
- Membuat Mandai
Mandai mungkin lebih tepat bila kita sebut sebagai asinan kulit cempedak karena proses pembuatannya tidak melibatkan bumbu apapun selain garam dan air. Langkah pembuatannya sendiri sangat mudah, siapapun pasti bisa membuatnya di rumah.
Pertama, kulit cempedak yang kita kumpulkan tadi kita kupas bagian terluarnya yang kasar, sisakan bagian kulit yang lembut saja.
Kedua, cuci hingga bersih, buang getah yang masih tersisa. Remas-remas sedikit. Kemudian tiriskan kulit cempedak dan potong-potong sesuai selera.
Ketiga, larutkan garam dalamair matang. Garam yang kita pakai tidak ada standar khusus, yang penting mengandung iodium. Jumlahnya tidak terlalu sedikit agar tidak hambar dan juga jangan kebanyakan supaya rasanya tidak terlalu asin. Setelah selesai diaduk, masukkan air garam tadi ke dalam toples bersih tempat kita akan memaja (menyimpan dalam waktu yang cukup lama) Mandai yang akan kita buat.
Keempat, masukkan ke dalam toples tempat air garam. Tutup rapat-rapat. Simpan selama 2-3 hari agar bumbunya meresap.
Kelima, Kalau langkah dan proses diatas sudah dilakukan. Mandai siap diolah. Yeay!
Mandai bisa kita goreng biasa sebagai reman makan nasi atau kita tumis agar rasanya semakin lezat. Tinggal tambahkan bawang merah, bawang putih, gula, garam, dan irisan cabai. Rasanya sudah cukup membuat saya menambah lagi satu porsi nasi. Hehehe
Nah, kamu tertaik juga dengan Mandai?
Jangan lupa kalau jalan-jalan ke Banjar saat musimnya kamu harus nyicipin ya? Kalau nggak pasti nyesel deh!
bisa dimakan ya kulitnya? Di Malaysia juga banyak cempedak. Mudah2an, ada waktu buat mengolahnya. Penasaran, pengen tahu gimana rasanya.
Kuliner unik nih, patut dicoba.