Pembantaian di Mali Tunjukkan Kekerasan yang Sudah Tidak Terkendali

in #mali6 years ago

Kekerasan di desa Ogossagou telah menewaskan 134 Muslim Mali secara brutal pada hari Sabtu (23/3), yang menargetkan etnis minoritas Fulani. Banyak dari korban, menurut PBB, adalah perempuan dan anak-anak. Bulan Desember 2018, HRW merilis laporan yang menunjukkan lebih dari 200 kematian warga sipil tahun 2018 di wilayah Mopti Mali dan memperingatkan bahwa kekerasan komunal telah meningkat dengan cepat di sana.

Oleh: David McKenzie (CNN)

Pembantaian Muslim Mali di Ogossagou meninggalkan desa tersebut dalam reruntuhan yang membara. Dalam video yang direkam melalui ponsel yang ditonton CNN, seorang saksi dengan hati-hati melangkahi reruntuhan rumah-rumah yang hancur dan kendaraan yang masih terbakar di Ogossagou, Mali tengah. Menjelang akhir rekaman, sesosok tubuh kecil terbaring tak bernyawa di tanah.

Seluruh 134 korban tewas dalam serangan brutal hari Sabtu (23/3) yang menargetkan etnis minoritas Fulani, yang dituduh memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi jihad di daerah tersebut. Banyak dari korban, menurut PBB, adalah perempuan dan anak-anak.

PBB mengatakan bahwa orang-orang bersenjata, yang dilaporkan berpakaian sebagai pemburu, datang sebelum fajar dan menyerang penduduk desa dengan senjata dan parang. Duta Besar Prancis untuk PBB menyebut serangan tersebut sebagai “tindakan tak terkatakan.”

Skala serangan itu mengerikan, tetapi eskalasi kekerasan di Mali tengah seharusnya tidaklah mengejutkan.

KETEGANGAN ETNIS DAN PEMBERONTAKAN JIHAD

Pemberontakan jihadis menyebar ke Mali utara dan tengah tahun 2012, dengan pasukan asing dan pemerintah tidak dapat sepenuhnya mendapatkan kembali kendali atas wilayah besar negara Afrika Barat yang terkurung daratan tersebut.

Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan ISIS telah bergerak lebih dalam ke Mali tengah, mengeksploitasi perpecahan etnis yang telah ada dan menabur kekacauan.

Karena kurangnya keamanan pemerintah, unit bela diri Dogon atau kelompok etnis Bambara, seperti Dogon Dan Na Ambassagou, yang namanya berarti “Pemburu yang percaya pada Tuhan,” mulai banyak bermunculan.

Baca Selengkapnya: https://www.matamatapolitik.com/news-pembantaian-ogossagou-tunjukkan-kekerasan-di-mali-kian-tak-terkendali/

Sort:  

Hello,

We have contacted you on Twitter to verify the authorship of your Steemit blog but we have received no response yet. We would be grateful if you could respond to us via Twitter, please.

Please note I am a volunteer that works to ensure that plagiarised content does not get rewarded. I have no way to remove any content from steemit.com.

Thank you

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.matamatapolitik.com/news-pembantaian-ogossagou-tunjukkan-kekerasan-di-mali-kian-tak-terkendali/