Masih Berusaha Mencinta
Sabda Nabi saw, "Seseorang akan bersama dengan yang dia cintai", jelas-jelas menggambarkan pada kita satu logika yang sederhana. Bahwa cinta itu jalan kebersamaan
Bila cintanya pada satu hal yang baik, maka jadi baiklah dia. Sebaliknya mencintai sesuatu yang buruk akan menjadikannya buruk pula, cinta adalah arah perjalanan
Sebab cinta memberi kekuatan untuk bertahan, menyemangati untuk meniru, menyalakan api kebanggan, menumbuhkan keinginan untuk berkorban lebih dan lebih lagi
Maka tak salah, bila mereka yang mencinta itu buta. Seseorang yang mencintai Rasulullah semisal Abdullah bin Umar, tak henti meniru Rasul bahkan dalam perkara sangat detail
Begitu pula, orang yang mencintai seseorang atau sesuatu takkan pernah berhenti menjadikan kecintaannya sebagai standar atas seluruh aktivitas dan perbuatannya
Apa yang kita cintai? Sudahkah Allah dan Rasul-Nya? Tanya yang lebih penting, bagaimana agar kita bisa mencintai Allah dan Rasul melebihi segala ciptaan-Nya?
Maka ingat bahwa cinta datang dari banyak jalan, salah satu yang paling mujarab adalah jalan terbiasa. Kita mengenal maka kita cinta, witing tresna jalaran saka kulina
Berapa banyak kita habiskan waktu untuk Al-Qur'an hari ini? Membaca dan bertadabbur dengannya? Seberapa tahu kita tentang kisah hidup Rasulullah?
Seberapa banyak kita menggali kehidupan para sahabat? Sedangakn mencintai kekasih saja perlu waktu, sayangnya kita sering tak punya waktu untuk Allah dan Rasul-Nya
Bila belum mampu mencinta, maka berbagilah perasaan dengan saya, sebab saya berusaha mencintai Allah dan Rasul, masih berusaham, sebab masih banyak lain hal yang menyita
Tak apa, kita masih berusaha. Berusaha mencintai Allah dan Rasul-Nya, mencintai dakwah dan jalan perjuangannya. Dan mencintai siapapun yang mencintai Islam
Dan tanda cinta, adalah selalu membicarakannya, tak cukup membanggakannya, sering mengingat dan menyebutnya, serta rela berkorban harta dan jiwa baginya
By. Ustaz Felix Siauw