Dear Stemians !
Kita semua lahir kedunia dikaruniai banyak keterampilan kreatif. Ketika masih bayi, kita secara alamiah selalu ingin tahu serta antusias menjelajahi dunia sekitaran kita.
Kita menikmati warna, cahaya, gerakan dan bunyi misalnya. Kita ingin merasakan, mengambil dan menipulasi apa saja yang terlihat. Kita puas menghabiskan hari demi hari bermain dan bereksperimen dengan bergai bentuk benda mainan atau bermain dengan alam hujan, pasir dan lumpur contohnya. Semasih bayi atau bocah yang baru belajar berjalan.Secara alamiah Kita ahli dalam hal rancang bangun.
Umumnya kita manusia mulai membatasi pencarian dan kemampuan Kreatif pada usia tahapan muda. Biasanya mulai saat masuk SD (Sekolah Dasar). Yang dimana disini sedikit-demisedikit , kreativitas mulai dikekang oleh pendidikan Tradisional.
Kita duduk berderetan , dua puluh hingga tiga puluh murid dan diharuskan tunduk pada peraturan atau prosudur yang sangat kaku yang kebayakan membatasi keterampilan berfikir Kreatif. Umunnya dalam belajar kita lebih sering menghafal ketimbang mengeksplorasi atau bereksperimen dari pertama kita duduk dibangku Sekolah Dasar sampai SMP dan seterusnya, kreativitas semakin jarang kita asah dan hingga akhirnya berhenti tumbuh.
Ok sekarang coba kita renungkan sejenak coba kita bayangkan waktu kita masuk TK atau kelompok pkita semua pasti diberi sekotak pensil berwarna atau mungkin sekotak krayon ukuran raksasa yang dilengkapi pengasah pensil dibelakangnya dan berisi 64 warna , termasuk Biru muda , merah muda kekuningan, kuning keemasan dan bahkan merah muda.
Bagaimana nasib warna dan kreativitas tersebut hanya dalam rentangan waktu dua belas tahun kemudian misalnya. Kita lulus sekolah dengan mengantungi sebatang bolpin yang dibuang setelah habis pakai berbagai kemungkinan yang tidak terhitung jumlahnya, dilambangkan ke 64 warna tersebut telah menyusut menjadi sosok pribadi yang seragam.
Bersamaan dengan itu, lenyap pula lah sebagian daya Khayal, Rasa takjub serta pesona. Bagi saya ini merupakan perumpamaan yang kuat atas apa yang telah terjadi pada Kreativitas manusia. Seiring dengan peralihan dari dunia kanak-kanak masa dewasa.
Saya juga melihat contoh lain bagaimana sistem pendidikan mampu menggerogoti kreativitas alami. Ini terjadi pada saat keponaan saya masih duduk di TK. Saya bersama mamaknya mengahadiri pertumuan orang tua dan guru, dan diberitahukan bahawa keponaan saya yang piawai menggambar mendapatkan nilai kurang memuaskan dalam Pelajaran Kesenian. Guru keponaan saya mengatakan. Rayyan tidak mau mewarnai dalam batas garis, sampai-sampai mengabaikan dorongan kreatif sianak ini. Mungkin dia melontarkan kritik saat sang guru menekankan pentingnya mengekang kreativitas dalam menyelesaikan tugas sekolah dan memenuhi semua persyaratan. Keponaan saya membawa pulang lukisan yang sangat muram penuh dengan warna hitam. Saya menekankan kepada dia tidak ada peraturan dalam masalah seni. Bukan hanya sistem pendidikan yang memasung Kreativitas. Upaya kreatif sering ditanggapi dengan kritik dan umpan balik yang negatif., Apabila ada guru, teman, orang tua atau saudara dengan sengaja atau tidak melontarkan komentar berda olok-olok seni yang kita ciptakan.
Saat kita beralih dari jenjang sekolah menapaki dunia kerja, pergaulan antara manusia, dan mungkin dalam hidup berkeluarga. Faktor lain yang menghambat kita menggunakan kreativitas secara maksimal adalah masalah Ketegangan. Kita menerima banyak tekanan dalam kehidupan sehari-hari sehingga energi kita melemah. Kreativitas sulit ditumbuhkan jika kita harus menghadiri pertemuan demi pertemuan , merancang kegiatan untuk anak-anak sekaligus menjaga rumah.
Kurangnya waktu luang dan kesibukan berlebih merupakan kendala utama membentuk lingkungan tenang dan reflektif yang sangat dibutuhkan dalam pekerjaan kreatif tertentu, misalnya melukis menulis, atau membuat naskah. Yakin lah bahawa kebayaan seniman, penyair dan musisi yang sudah menyerah tidak akan pernah menelurkan adikarya seandainya mareka mengalami tingkat ketegangan seperti yanfg dialami manusia moderen. Akhirnya banyak orang tidak mengembangkan daya kreatif mareka, karena tidak pernah diberitau cara memamfaatkan keterampilan kreatif alami ataupun mengembangkan berbagai teknik. Hanya sedikit lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pelajaran khusus bidang kreativitas, dan banyak orang yang telah menguasai seni kreativitas tidak siap memberikan bimbingan atau bersedia megang. Alhasil keampuhan daya kreatif yang sebenarnya dimiliki manusia hanya sedikit sekali dimamfaatkan, mareka tidak tau cara mengatasi rintangan kreativitas yang mengadang.
Lakukan tes kreativitas ini dalam satu menit, pikirkan semua manfaat yang mungkin didapatkan dari sebuah kaleng kosong. Tuliskan jawaban teman-teman pada kertas. Cobalah memunculkan sebanyak mungkin manfaat yang bisa didapatkan.
Jika sudah komentar dibawah. Saya akan menjelaskan apa maksud dan tujuan tes kepada teman-teman selamat mencoba.
Follow me! @zulmia.devi