Akhirnya Zhidan merantau juga.
Sesuatu yang sudah sangat lama ia impikan.Jauh dari rumah,bebas dari suara jeritan adik-adik perempuannya yang menyebalkan-karena dijahili olehnya- lepas dari bisingnya omelan mamak yang menyuruhnya ganti baju sepulang sekolah,mandi,sholat,ngaji dan sebagainya. Ayah yang selalu saja mengulur-ulur permintaannya dengan berbagai alasan yang kadang tak bisa ia terima begitu saja.
Wellcome to Kutaradja
"Yang kuat ya Zidhan,mau jauh dari mamak dan ayah,"pesan bunda Aini.
Mabuk berat diperjalanan tak mengurangi semangatnya untuk mengadu untung di negeri yang baru.
Kelihatannya Zidhan sangat menikmati petualangan barunya.Banda Aceh tempat yang mengasyikkan..he he he...Pinokio Gunung Lagan lepas bebas dari pengawasan papa Gepeto.
"Tunggu saja.....sesaat lagi ia akan merindukan semuanya....mamak,ayah,adik,rumah,tanah dan bau lumpur di sesawitan kampung Gunung Lagan",ucap Hafizd alias Dipa sambil tersenyum penuh makna.
Sebab Hafidz telah merasakan ini terlebih dahulu,lebih manis dan lebih pahit lagi. Sekarang tinggal Abdi yang masih dirundung penasaran,ia harus menunggu setahun lagi.
Ya Allah....Zidhan menyimpan impian yang sangat besar...semoga tercapai cita-cita,menjadi anak yang sholeh dan membahagiakan orang tua baik dunia maupun akhirat. Menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa sesuai dengan janji pelajar Muhammadiyah yang diucapkan setiap upacara bendera selama enam tahun di SD dulu.Zidhan memulainya dari sini....pesantren hijau Baitul Arqam Muhammadiyah Sibreh Banda Aceh.
@puncakbukit telah resteem ke ribuan follower.. :-}