Ketika mempelajari steemit secara otodidak saya menyimpulkan steemit hanya sebuah platform. Ya, steemit memang sebuah platform, itu definisi awal yang saya dapat dari teman-teman dan kesimpulan akhir dari saya. Intinya bahwa saya mencoba menjadi idealis yang berenang di tengah-tengah hiu-hiu yang memburu dolar. Terlalu naif mengakui idealis, sedangkan naluri manusia membutuhkan uang. Tapi saya tidak menemukan kepuasan pada uang. Dengan segala yang telah diciptakan olehNya, saya merasa puas. Merasa puas untuk mensyukuri segala nikmat yang telah disajikan dengan gratis. Saya akan memberi contoh melalui gambar-gambar berikut :
Semua poto itu saya ambil di area persawahan di Gampong Ulee Tuy, Kec. Darul Imarah, Kab. Aceh Besar.
Bagi saya, dapat menikmati damainya alam setiap sore di lokasi tersebut adalah sebuah nikmat yang tidak sanggup saya syukuri. Dan bentuk syukur itu pun sebuah nikmat sejatinya.
Apa yang saya peroleh semuanya free, saya tidak harus merogoh kocek untuk semua ini,pun karena kocek saya tidak berisi.
Apa yang saya maksud adalah jangan sia-siakan waktu dunia untuk mengejar sebuah nilai yang naik turun harganya. Fokuslah beribadah dan mensyukuri nikmat karuniaNya. Dan persiapkan bekal untuk akhirat untuk sebaik-baiknya.
Bila ditanyakan, apakah jika steemit memberi reward untuk anda, anda akan fokus menulis di steemit? Jawaban saya, saya menulis untuk sebuah kepuasan dan agar jari-jemari saya ter-koneksi dengan otak.
Demikian, wassalam
Sepertinya daerah lampeuneurut y @martunus ?
Salam kenal
Iya, masuk ke dalam dari jalan samping Pabrik Es yang masyhur itu
Sebenarnya peluang paling berharga dari menulis secara rutin adalah kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan diri setiap hari, apakah itu kecakapan individual maupun dalam membangun hubungan dengan lingkungan sosial dan profesionalnya.
Sepakat dengan pesan di artikel ini yg mengajak untuk terus berkarya. Yuk, sama-sama bergiat menulis untuk meningkatkan talenta diri. (-:
Sepakat sekali Bang Azhar. Menulis untuk meningkatkan talenta dan kepuasan batin tidak pernah akan hancur diterpa badai kebosanan atau lainnya.