.
.
.Hanya secangkir kopi yang menyajikan rasa manis, bukan janji dari bibir yang terlihat manis”
“Menyeduh kopi dengan air mata yang cukup panas, menghasilkan kepulan masa lalu dari manisnya kenangan, pahitnya ditinggalkan”
“Kopiku tak pernah butuh gula. Ia hanya butuh manisnyaaraan masa lalumu. Sekarang? Hanya ampas yang tersisa. Pahit dan sakit. ”