Cerita kopi

in #kopi6 years ago

IMG_7971.jpg
Secangkir kopi setiap hari akan sangat mudah kita dapatkan baik dengan menyeduhnya sendiri di rumah atau pun di warung kopi. Tapi tahukan kita bahwa ada banyak kehidupan yang hidup dan menggantungkan hidup pada setiap cangkir yang kita minum.

Secangkir kopi nikmat nan harum itu bermula dari peluh petani kopi yang setiap hari harus merelakan tidur paginya untuk menanam kopi dan merawatnya di dataran tinggi yang tentunya akan lebih nyaman jika tetap berbalut selimut daripada berkeliling kebun kopi yang jauh dari hangatnya sebuah rumah.

kopi.JPG

Menariknya kopi ini bukan selesai panen dalam satu waktu saja. Namun bisa beberapa kali panen untuk setiap batangnya untuk setiap tahunnya. Karena buah kopi mencapai kematangannya dipohon dengan berubahnya kulit buah kopi dari hijau menjadi merah tidak dalam waktu bersamaan.

Ada juga biji kopi yang bertebaran di permukaan tanah di sekitar kebun kopi tanpa perlu dipetik karena telah dimakan musang atau lebih di kenal dengan luwak. Saat saya kecil 30 tahun lalu biji kopi ini dicampur saja dengan biji kopi lainya yang dipetik. Namun sepuluh tahun terakhir ini biji kopi yang telah dibantu proses pengelupasan kulit arinya oleh musang ini di pilah tersendiri dengan harga jual yang lebih tinggi dari biji kopi hasil petik.

Seiring dengan perkembangan tehnologi dan informasi jenis kopi kemudian dibagi dalam berbagai jenis varietas dan tentu saja dengan harga yang bervariasi.

Ada banyak pihak yang terlibat dalam industri harum dan nikmat ini. Mulai dari petani, pemilik kebun, pemodal hingga pengepul, tak ketinggalan juga pemilik kedai kopi yang telah meramu berbagai jenis kopi tersebut dengan sebutan berbagai nama dan tampilan untuk menggugah selera.

Pihak yang tak kalah pentingnya adalah pemilih biji kopi yang bekerja setiap harinya bahkan terkadang harus membawa serta anak-anaknya untuk bekerja. Mereka adalah perempuan korban konflik Aceh yang harus menjadi kepala keluarga setelah suaminya meninggal atau hilang saat konfik Aceh berlangsung selama tiga puluh tahun.

Jemari merekalah yang bertugas memilah mana kopi yang layak ekspor dan lainnya. Dedikasi mereka membuat kita mudah memutuskan mana kopi yang ingin kita minum.

Dataran tinggi Gayo di Aceh adalah salah satu pusat perkebunan kopi terbesar yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera, Indonesia. Varietas kopi arabica ini sudah merambah belahan dunia lain seperti Amerika, Rusia dan Jepang. Bahkan warung kopi terkenal nomor satu di dunia juga mengimpor biji kopi dari dataran tinggi tersebut.

Secangkir kopi nikmat dan hangat setiap pagi menyajikan banyak cerita dan sejarah, bukan saja kisah perdagangan namun juga romansa kehidupan yang menyertainya dari saat sebiji kopi ditanam hingga tersaji di atas meja. Dengan tehnologi di genggaman tentu saja call delivery juga menjadi pilihan jika anda ingin menikmati secangkir kopi yang mengepul untuk semangat pagi anda.

Juga ada banyak cara menyeruput kopi sesuai selera dan style khusus yang ditawarkan berbagai warung kopi yang terdapat diberbagai wilayah di Aceh. Misalnya saja di wilayah Aceh Barat, kita bisa menyeruput kopi dengan cara menyeruputnya dengan posisi gelas terbalik alias telungkup atau dikenal dengan sebutan "kupi khoep". Nama ini ditabalkan sesuai dengan cara penyajiannya.
Kupi Khoep.jpg