Pernahkah Anda mendengar cerita rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih? Kisah itu sungguh populer di kalangan masyarakat kita. Kian marak ketika disinetronkan beberapa tahun yang lalu, dan ditayangkan di salah satu stasiun TV nasional. Kita bisa menikmati akting artis Revalina S. Temat yang berperan sebagai Bawang Putih dan Nia Ramadhani sebagai Bawang Merah. Baik di kisah asli maupun sinetronnya, Bawang Merah dikisahkan sebagai gadis cantik yang culas, pendengki, pemarah dan berkepribadian buruk.
Pada kenyataannya, bawang merah bukanlah sesuatu yang buruk. Bawang merah justru memiliki banyak khasiat yang menakjubkan. Pedas yang ditimbulkan oleh bawang merah, bukanlah identik dengan sesuatu yang buruk, dan tentunya tidak bisa dianalogikan dengan perilaku gadis yang pemarah dan senang mendengki. Pedas pada bawang merah justru mampu membunuh kuman-kuman berbahaya yang menyerang tubuh kita. Sebab, bawang merah mengandung minyak atsiri yang bersifat antimikroba.
Bawang merah (onion), di Jawa lazim disebut sebagai brambang, memiliki nama ilmiah Allium cepa L., termasuk dalam keluarga Amaryllidaceae. Berdasarkan riset Rubatzky dan Yamaguchi (1998), jika jaringan bawang merah dirusak, misalnya dipotong atau diparut, maka enzim allinase pada bawang merah akan mengubah senyawa s-alkil sistein sulfoksida yang mengandung belerang. Inilah senyawa yang juga berperan penting dalam membunuh bakteri atau virus.
Riset Rubatzky dan Yamaguchi ternyata bisa menjelaskan, mengapa secara tradisional, nenek moyang kita biasa membalurkan parutan bawang merah (biasanya dicampur minyak goreng) ke leher dan dada anak-anak yang sedang mengalami batuk pilek. Saya sendiri juga sering mempraktekkan hal tersebut saat sedang terkena batuk pilek. Hanya saja, minyak goreng saya ganti dengan minyak zaitun. Ternyata, baluran minyak bawang putih ini sangat efektif untuk mengatasi hidung mampet.
Jika tak terlalu parah, saya hanya memotong-motong bawang merah, menaruh di atas piring kecil, dan meletakkan di dekat saya. Uap yang dihasilkan bisa membantu membunuh kuman, dan bisa mencegah penularan ke orang yang berada satu ruangan.
Disebutkan dalam Kompas.com (23/11/2015), bawang merah kaya dengan kandungan Quercetin, Allicin, Organosulphur dan Onionin A. Senyawa Quercetin bersifat antioksidan, antiinflamasi dan antijamur. Sedangkan Onionin A bersifat menghilangkan rasa sakit. Itulah sebabnya mengapa sebagaimana dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov (13/1/2015), onion dilaporkan memiliki sejumlah manfaat penting seperti membantu mencegah stroke, jantung koroner, aterosklerosis, hiperlipidemia dan hipertensi.
Melihat khasiatnya yang luar biasa, mari kita memperbanyak konsumsi bawang merah. Jangan ragu memasukkan lebih banyak potongan bawang merah di masakan kita, atau memakan bawang merah mentah yang biasanya ada di berbagai masakan seperti sate. Taburan bawang merah goreng juga sebaiknya menjadi bahan wajib yang disertakan pada menu makanan kita.
Masih menganggap bawang merah sebagai “makhluk” culas dan senang mendengki?