kakek Arsilan saksi sejarah peristiwa Proklamasi || Grandpa Arsilan witnesses the history of the Proclamation event

in #kakek7 years ago

cd.png,
beliau Bernama mengaku lahir tahun 1925. Merupakan saksi sejarah peristiwa Proklamasi dan Tukang Kebun keluarga Bung Karno dari tahun 1945-1958. Sebelum menjadi tukang kebun Keluarga Bung Karno, pernah bergabung di kesatuan Heiho di zaman Jepang dan sempat berperang di daerah Serpong, Banten.

Di saat Proklamasi Kemerdekaan dibacakan, ia sempat menyaksikan dari balik pagar halaman rumah Bung Karno. Bahkan tiang bambu, beliau yang memasang dengan ayahnya sehari sebelum Proklamasi. Tapi, Bung Karno tidak memberitahu untuk apa tiang bambu tersebut.

Pengibaran bendera juga di lakukan sebelum pembacaan Proklamasi, dan kembali diturunkan setelah upacara selesai dengan menyanyikan Indonesia Raya oleh semua peserta. Di antara peserta, ada juga tentara asing dan tentara Jepang yang hadir. Pernyataan beliau berbeda dengan Sejarah Resmi Republik Indonesia.

Beliau mengatakan semua berdasarkan apa yang ia lihat dan ia alami. Bukan berasal dari bacaan buku, karena beliau sendiri buta huruf. Kini Arsilan tinggal di sebuah bangunan kayu yang berdiri di atas trotoar jalan Bonang. Kediamannya itu berada di sisi luar tembok sebelah Timur Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

Arsilan hanyalah seorang laskar pejuang tanpa pangkat. "Saya berjuang lillahi ta'ala untuk kemerdekaan negara. Saya berjuang tidak minta gaji. Saya bukan orang kuli, kalau orang kuli minta gaji," jelas Arsilan. Kini untuk membiayai kehidupan sehari-harinya, Arsilan melakukan pekerjaan sebagai pemulung.

Beliau juga belajar ikhlas menerima kehidupan dari Bung Karno. "Bung Karno itu orangnya nrimoan, beliau pun hanya memberi saya upah dengan 2 gantang beras dan uang 2 piecis. Nominal kecil di masa itu, tapi saya bangga dengan bapak dan ikhlas bekerja untuk beliau yang saat itu kesusahaan untuk memerdekakan Indonesia." Ungkap Arsilan bangga.