Dulu Mbah Newton merumuskan hukum gaya, Dimana ada aksi maka ada reaksi. Contohnya ketika ada benda yang bergesekan diatas sebuah permukaan maka benda tersebut apabila didorong akan mendapat aksi dan permukaan yang di bawah benda tersebut akan memberikan reaksi. Hukum ini merupakan hukum alam yang mutlak. Sering dijadikan bahan renungan oleh beberapa filsuf dalam merenungi kehidupan dan merumuskan bahwa hidup itu dipengaruhi sebab akibat. Kalau anda memberi kebaikan pasti diberi kebaikan, kalau anda memberi keburukan maka akan menghasilkan keburukan. Hukum ini berlaku namun ini tidaklah mutlak.
Hukum kosmis ternyata tidak bisa diklasifikasikan berdasarkan kausalitas. Di Yogyakarta terdapat sebuah batu besar yang mana tidak terikat oleh hukum yang dipaparkan Newton sebelumnya. Ketika batu tersebut diberi aksi batu tersebut tidak memberi reaksi sesuai hukum Newton. Akibatnya batu besar tersebut tidak dapat dipindahkan hingga sekarang, Hal keanomalian ini dinilai tidak logika. Tahayul, mayoritas orang menganggapnya. Begitulah kita ketika tidak mengetahui sesuatu dengan utuh dengan segera kita merepon dengan membantah fakta-fakta yang aktual terjadi di depan mata kepala kita. Padahal fenomena yang anomali tersebut merupakan bukti kalau pengetahuan kita masih tidak ada apa-apanya, hal ini sejatinya bukan tahayul melainkan karena keterbatasan kita manusia dalam memahami alogaritma alam yang kompleks.
Dengan modal pengetahuan yang terbatas akhirnya tidak ditemukan alogaritma bagaimana batu tadi dapat mematahkan teori gaya pada hukum newton. Sama halnya seperti alat komunikasi seperti HP. Sebelum kita menemukan alogaritma penjelasan bahwa ada gelombang yang dapat menghubungkan kita satu sama lain maka kita tidak akan menerima bahwa kelak kita akan dapat berkomunikasi dengan alat yang bernama telepon, handphone dan internet atau alat komunikasi lainnya.
Kalau kita terpatri dengan teori sebab akibat maka akan terbentuklah pola pikir yang terpenjara dan tidak dapat menerima suatu hal yang berada di luar pengetahuankita. Sang Pencipta menciptakan alam ini dengan kompleks secara umum ditata dengan hukum-hukum alam yang kita sedikit ketahui pada saat ini. Namun tuhan memiliki otoritas pengendalian alam yang tak terbatas. Tuhan tidak akan pernah terikat dengan hukum alam Ia ciptakan. Air tidak selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah, Air mengalir dari tekanan yang rendah ke tekanan yang tinggi. Disini tekanannya tidak terbatas suatu matriks. Tekanan yang menggerakkan air tersebut memiliki unsur didalamnya yang menggerakkan air tersebut dan unsur tersebut hanya Tuhanlah yang dapat memerintahnya.
Semua usaha kita diputuskan oleh Tuhan mau rajin ataupun malas dalam pencapaiannya. lalu apa gunanya rajin dan apa dampaknya kalau malas. Bedanya ketika anda rajin maka anda akan mendapatkan tujuan anda dengan detail dan sempurna. Anda akan merasakan sejatinya tujuan anda tersebut sehingga hasil yang anda peroleh tidak akan anda sia-siakan begitu saja. Berbeda kalau malas anda mendapatkan hasil namun hasil tersebut hanya terasa indah dalam waktu sementara saja. Tidak membekas dan memberi dampak positif ketika anda memperoleh tujuan itu. Itulah kenapa kita diminta masuk kedalam atmosfer berproses.
Sejatinya dalam mencapai suatu hal, itu merupakan stimulus dari Tuhan untuk kita manusia, agar dapat menggunakan anugerah dan berkah penciptaan yang diberikan kepada kita. Dengan berproses manusia akan dapat merasakan kehadiran Sang Pencipta di dalam kehidupan. Melalui proses, kita diajarkan oleh kosmis tentang kehidupan. Dari proses maka akan terbentuk seorang manusia yang dapat mempelajari dan memahami bagaimana kosmis bekerja. Melalui proses inilah manusia dibentuk, ditempa hingga menjadi manusia ahsanu taqwim atau menjadi manusia sejati.
Hasil tidak akan memberi pengaruh banyak kepada manusia melainkan hanya output yang bersifat fana, sedangkan melalui proses manusia akan mendapatkan outcome yang tidak ternilai harganya. Dengan menjalani proses sebagaimana mestinya maka manusia akan dapat melihat dan merasakan sejatinya dirinya sendiri. Proses juga membentuk manusia untuk dapat merasakan dimana kecenderungannya, diarahkan ke jalan yang tepat ketika salah memilih jalan, dapat memahami sebuah tanda-tanda yang langsung diisyaratkan dari langit, hingga kokoh jiwa dan raganya dalam menghadapi segala macam godaan duniawi.
Secara umum hukum sebab akibat dipahami sebagai suatu fenomena yang pasti berlaku. Namun apabila kita dapat melebarkan spektrum pikiran melalui akal dan hati kita. hukum sebab akibat dapat menjadi gerbang yang mengantarkan seorang manusia kepada hukum alam yang tidak terbatas oleh aturan, ruang dan waktu. Disini otoritas penuh dipegang oleh Sang Pencipta. Akan muncul keraguan besar kepada seorang ahli kitab yang belum memahami hakikatnya tuhan dan aturannya, ketika menyaksikan langsung bagaimana hukum ini berlaku. Misalnya ada seorang penjaja seksual bisa melahirkan anak seorang nabi karena tobatnya. Ada seorang penjaja seksual hanya memberi minum seekor anjing namun dapat masuk surga dan menghapus segala dosanya yang bertahun-tahun dilakukannya. Padahal anjing haram lahiriahnya bagi kaum muslim. Inilah bentuk pelajaran yang diberikan tuhan kepada kita bahwa, bukan karena status penjaja seksual ataupun orang mulia yang diselamatkan tuhan melainkan karena pengaruh otoritas tertitinggi suatu keputusanNya Sang Pencipta
Sejatinya kita setiap hari melebur ke dalam hukum ini. Namun sangatlah rumit untuk dapat memahami ini. Karena dinamika pikiran manusia rentan digiring oleh nafsu, sehingga sangat sulit ketika menyelami masuk ke alam bawah sadar, yang dikelola oleh akal yang mulia.
Saat ini hal-hal yang mengarah kepada duniawi dijadikan cetakan untuk membentuk pikiran manusia. Metode ini terus-terusan menggiring manusia menjadi makhluk yang kerdil. Menjadi manusia yang tidak percaya satu sama lain. Indra perasa dari hati kita dipaksa diam dan digantikan dengan logika manusia yang sangat terbatas kapisitasnya. Kita sudutkan sifat khalifahnya manusia, hanya gara-gara kebutuhan perut dan tumpukan harta. Para pencari ilmu, belajar dengan rajin dan aktif demi meraih penghargaan nilai bukan lagi untuk ilmu. Lalu para pengolah negara, beralih pekerjaanny dari mengolah harta kekayaan negara ke profesi pekerjaan jualan. Kemudian para orang tua yang percaya, kalau anaknya harus hidup dengan mudah dan tidak menderita akhirnya dimanja secara berlebihan. Ditambah lagi para cendekiawan yang terikat angka kredit dan pengakuan sehingga fungsinya bersebrangan dari tugas dan fungsinya menjadi cendekiawan.
Nikmati lah proses hidup ini dengan tulus ikhlas agar anda mendapaktkan energi dari langit yaitu senantias merasa bersyukur. Bangunlah iman dengan ketakwaan sebagai bahan dasarnya. Bertakwalah dengan iman sebagai bahan dasarnya. Kejarlah dunia tanpa memisahkan agama. rendahkan dirimu dihadapan manusia apalagi Sang Pencipta. Belajarlah untuk dipandang lemah tanpa merasa lemah. Belajarlah ketika dikira hebat tanpa merasa hebat. Ingatlah bagi manusia energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan namun bagi Sang Pencipta lain cerita.