Tentang kehidupan kampung halaman

Timang Gajah ... itulah tempat kelahiran saya, berada di kabupaten bener meriah .
Saya asli aceh , dan disana sya tinggal di permukiman mayoritas orang aceh.
disana ada juga suku gayo, bahasa yang digunakan disana beragam.
mulai dari bahasa aceh, gayo dan lainnya.Bahasa indonesia tetap dipakai sebagai bahasa persatuan agar antara orang aceh dan gayo saling memahami.
mata pencharian disana adalah berkebun, hampir setiap warga mempunyai kebun sendiri yang biasanya ditanami sayur sayuran dan lain sebagainya.
kabupaten benermeriah merupakan salah satu penghasil kopi di Aceh, tidak heran jika kita kesana kita akan menjumpai kebun kopi di tiap sudut tempat.

saya tinggal di bener meriah tidak lama hanya beberapa tahun,masa kecil saya habiskan disana, kemudian keluarga saya pindah ke Bireuen tepat nya di teupok baroh kec jeumpa.
saya mulai sekolah setelah pindah kesini,saya ingat..saat itu terjadi gempa pada 2004, ketika itu sedang bermain didepan rumah.tiba-tiba terjadi gempa. orang2 yang berada didalam rumah panik dan keluar rumah dan duduk di tanah sambil menagis dan berdoa.
setelah gempa reda orang beraktifitas seperti biasa, akan tetapi tiba-tiba ada orang yg berlarian dari arah utara kampung sambil berteriak "ie laot ka di ek"/ 'Air laut naik'. semua orang panik dan lari menjauh dari kampung. Tetapi air laut hanya sampai dekat empang saja tidak sampai masuk ke permukiman rumah warga.

Saya menyelesikan sekolah di bireuen, saat ini sedang kuliah di unimal lhokseumawe.
Pada awalnya saya tidak nge-kost, smester 1 dan 2 masih bolak balik Bireuen-lhokseumawe.
Jam 7 saya berangkat dari rumah dan sampai disana sekitar jam 8 ,jarak tempuh sekitar satu jam. Pernah juga nabrak orang ketika pergi kuliah, di depan kantor Bupati Bireuen. Alhamdulillah luka tidak parah, jadi saya bisa pulang kerumah dijemput orang tua saya.
Tapi sekarang sudah sewa rumah di lhokseumaewe, jadi tidak perlu lagi susah payah bolak balik pulang kerumah di Bireuen.
Mungkin itu saja dulu pengalaman yang bisa saya tuangkan, masih banyak pengalaman lain yang gak bisa diceritain karena tidak tahu bagaimana mengawali ceritanya.
Terima kasih sudah membaca... 