Ternyata hingga hari ini saya belum memperkenalkan diri. Keterlaluan kan, haha... Saya sudah posting lebih 20 tulisan tapi saya belum "menunjukkan diri" siapa saya. Asem tenan, kata anak sekarang. Saya tidak tahu apakah teman-teman yang selama ini berinteraksi di tulisan lewat upvote, komentar atau sekedar membaca kenal soe lon.
Sebagian kecil teman mungkin tahu soe lon, tapi sebagian besar pastilah tidak tahu. Sebab mereka adalah teman-teman baru. Hanya sebagian yang sudah kenal baik sejak di Aceh dulu, antara lain @rismanrachman, @ayijufridar, @hermanrn, @arafatnur, @gulistan, @tabraniyunis, @mahdi-idris dan beberapa yang lain. Maka itu, saya tersadar dan merasa perlu memperkenalkan diri.
Nama saya Mustafa Ismail. Biasa dipanggil Mus atau MI. Saya lahir di Desa Meue, Trienggadeng, Pidie Jaya, pada 1971. Tanggal dan bulan tidak usah tahu karena saya tidak mau sibuk menerima kado nanti pada saat ulang tahun. Mendingan saya sembunyikan tanggal dan bulannya. Jika ada yang tahu tolong jangan membocorkan ya. Tolong...
Saya menamatkan SD Negeri Kuta Batee (1983) dan SMP Negeri Trienggadeng (1986). Setelah itu saya hijrah ke Banda Aceh dan bersekolah di SMEA Negeri Banda Aceh di Lampineung (samping STM). Saya lulus SMEA pada 1989. Mengapa lengkap benar? Apa pentingnya? Ya penting-lah. Siapa tahu ada di antara Stemian atau pembaca pernah satu almamater dengan saya, entah di SD, SMP atau SMEA. Siapa tahu suatu saat bisa reunian.
Lulus SMEA sebetulnya cita-cita saya mau kuliah di Fakultas Sastra. Ketika mengikuti tes UMPTN dulu saya sempat memasukkan salah satu jurusan yang saya pilih adalah Fakultas Sastra di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Tapi diminta dihapus oleh penerima pendaftaran karena saya dari SMEA. Katanya, lulusan SMEA harus kuliah di jalur ekonomi juga. Maka saya pun memilih Fakultas Ekonomi di Unsyiah. Tok satu pilihan. Mau ambil fakultas ekonomi di kota lain belum tentu orang tua saya bisa membiayai. Maklum ayah saya seorang pegawai negeri biasa, bukan pejabat. Bisa kuliah saja sudah Alhamdulillah.
Namun saya tidak lolos di Fakultas Ekonomi. Lalu, beberapa kawan mengajak saya kuliah di STIEI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia) yang kampusnya di Lamlagang, Banda Aceh. Saya pun masuk di sana di jurusan Management Keuangan dan Perbankan. Waktu itu pun saya ambil D3. Tanggung sekali kan. Setelah D3 baru melanjutkan S1. Lulus kuliah S1 pada 1995. Jadi saya dua kali bikin skripsi kala itu yakni skripsi D3 dan skripsi S1. Cukup kenyang.
Sambil kuliah, saya aktif di kegiatan kesenian, menulis, kelompok diskusi dan LSM. Saya anggota Teater Bola, yang basecampnya di Taman Budaya Aceh di Jalan Teuku Umar. Saya juga menulis puisi, cerpen dan esai di berbagai koran di Aceh, Medan dan sesekali di media Jakarta. Di samping itu, bersama J Kamal Farza (dulu penyair, kini pengacara), kami mengelola kelompok diskusi Forum Kajian Sosial dan Demokrasi (FKSD) di Banda Aceh. Ada pula Yayasan Kipas Angin, lembaga imajinatif bentukan Kamal yang tugasnya "kipas-kipas". Kami kadang kalau menulis opini di Serambi Indonesia suka memasang atribut sebagai aktivis atau pengelola yayasan kipas-kipas itu, selain kordinator FKSD.
Selain itu, bersama JKF dan kawan-kawan menjadi pengurus Yayasan Anak Bangsa (YAB), sebuah NGO yang fokus pada anak-anak dan perempuan dan berkantor di sebuah ruko sederhana di Tungkop, Darussalam. Ini yayasan beneran, bukan imajinatif. Saya sempat pula menjadi pengurus KKTGA (Kelompok Kerja Transformasi Gender Aceh). Lulus (atau lolos) dari kuliah, saya hijrah ke Lhokseumawe. Tujuannya adalah mengadu nasib ke kota petro dolar itu. Sambil mengadu nasib, saya mengajak Ayi Jufridar dan beberapa teman lain di saya untuk membaut sebuah LSM yakni CDIS (Center for Development and Indenpendence Studies).
Tapi LSM itu belum sempat lama berjalan, saya mendapat undangan dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) untuk mengikuti forum penyair muda se-Indonesia di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Nama acaranya Mimbar Penyair Abad 21. Saya pun berangkat bersama sejumlah penyair Aceh lainnya seperti Wiratmadinata (kini Dekan Fakultas Hukum Universitas Abul Yatama dan Juru Bicara Pemerintah Aceh), Rahmad Sanjaya dan Nurdin Supi (kini pengusaha dan politisi di Aceh Tengah).
Saya tidak menginap di hotel kala itu, tapi mencari kos-kosan di Jalan Kalipasir, persis di samping komplek TIM. Setelah acara itu kami sempat road show membaca puisi di sejumlah tempat di Jakarta. Setelah itu, semua kawan serombongan pulang kembali ke Aceh. Saya tidak. Saya meneruskan dan memperpanjang kos di Kalipasir, yang kebetulan serumah dengan penyair asal Aceh L Munir Umar, yang bekerja di IKJ. Celakanya, uang pun pelan-pelan habis. Sehingga saya sempat menggelandang, karena tidak bisa bayar lagi biaya kos. Tapi pakaian masih boleh dititip di sana.
Salah satu tempat saya menumpang adalah di tempat cerpenis Aceh, Saiful Bahri, yang sedang menyelesaikan sarjananya di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Di sana saya berkenalan dengan banyak teman dari Aceh yang kini telah menjadi sejumlah pejabat penting di Aceh maupun di Jakarta. Tempat lain yang sering saya kunjungi adalah rumah sastrawan LK Ara di kawasan Rawamangun.
Beberapa bulan menggelandang saya sempat bekerja sebentar di sebuah LSM Lingkungan. Selanjutnya menggelandang lagi. Lalu pada Februari atau Maret 1997, saya diajak Tomi Lebang (wartawan Majalah DR & Tempo Interaktif di Makassar yang satu kos di Kalipasir) main ke Tempo Interaktif. Di sana bertemu salah satu pimpinannya yakni Toriq Hadad (kini Direktur Utama PT Tempo Inti Media, holding Tempo Grup). Setelah ngobrol dengan Mas Toriq, saya pun diperkenankan bekerja di Pusat Data dan Analisa Tempo (PDAT) sebagai penulis profil tokoh untuk buku Apa & Siapa.
Sambil menulis, saya juga diberi tugas untuk meliput untuk situs Tempo Interaktif. Itu adalah online berita pertama di Indonesia. Kemudian jadilah saya wartawan Tempo Interaktif. Ini adalah media yang didirikan oleh sejumlah awak Tempo setelah majalah itu dibredel pada 1994. Sejak awal 1997 itulah saya makin mantap menetap dan menjadi wartawan di Jakarta. Sambil terus menulis puisi, cerpen dan esai hingga sekarang. Terakhir saya ditugaskan sebagai redaktur budaya di Koran Tempo.
Sambil bekerja, pada 2010 saya mendapat beasiswa dari Pemerintah Aceh untuk kuliah bidang kesenian. Ada empat seniman Aceh yang mendapat beasiswa itu. Selain saya ada penyair Fikar W.Eda. Kami berdua kemudian kuliah S2 di Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta. Dua seniman lain, pelukis Mahdi Abdullah dan Deddy Kalee mengambil kuliah S2 di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Jadi saya ini, dari sisi pendidikan, adalah sarjana ekonomi dan magister seni. Tidak nyambung kan?
Depok, 28 Januari 2018
MUSTAFA ISMAIL
Kamu keterlaluan... Kata Bang Rhoma... Hahaha...
Gara-gara keasyikan nulis haha.. Ini mirip seseorang datang ke sebuah acara, setelah asyik bergabung dan ngobrol dengannya banyak orang di acara itu tiba-tiba merasa "kok gak banyak yang saya kenal ya. Pasti mereka juga bertanya-tanya siapa saya". Bahkan mungkin sebgaian mereka-bertanya dalam hati siapa saya: "siapa sih ini orang, kok sok akrab aja." Haha...
Welcome to Steemit! Glad to see some new faces!
Terima kasih. Senang juga bertemu Anda dan teman-teman baru di sini. Salam mulia.
Terus menginspirasi :D
Semoga. Semoga tulisan-tulisan kita bermanfaat dan memberi kesegaran. Terima kasih.
salam kenal
Salam kenal kembali @jaryat. Salam mulia
Mantap pak @musismail, Please folback, thanks
Yes sudah. Terima kasih ya. Salam steemit selalu
Terjawab sudah, bang. Meskipun tidak juga semua. Ehehe
Hehehe. Salah satu yang penting: saya ada dan tinggal di Jakarta sekarang benar-benar karena tersesat -- karena undangan Dewan Kesenian Jakarta. Jika tidak saya pasti masih di Aceh
Salam kenal pak musismail..
Sudah saya vote y pak..
Main2 juga ke @khairultrofagal
Mantap bang, bergerak terus
Tanggal dan bulannya tidak usah tau karena takutnya kebanyakan kado pas ultah. Ngakak so hard dibagian ini kanda, sukses sabe, neu saweu profil loen nyena wate.
Salam kenal bang..dari pemula. Perkenalan yang menyatukan proses perjuangan hidup selalu punya tempat. Mohon dibenahi kekurangan jika sempat mampir kerumah saya bang. Pintu kritik terbuka lebar.
Mantap Tulisannya....Follow Steemit saya juga...
Tulisannya lengkap ya om . Salam kenal dari saya @awimax . Follow ya om