Pagi adalah waktu yang tepat untuk memulai beraktivitas, namun bagi sebagian orang yang bekerja pada malam hari, pagi digunakan sebagai waktu untuk beristirahat.
Sepulang dari bekerja sift malam, saya melewati sebuah pasar dan beberapa meter dari pasar, berhentilah saya pada penjual serabi jawa di pinggir jalan. Lokasi tepatnya berada di jalan Rawa Bendungan, Cilacap. Lokasi tempat yang strategis, membuat serabi ini cukup ramai dipadati pengunjung.
Ibu Karsiyem, selaku penjual serabi ini menuturkan beliau biasa berjualan serabi dari pukul 05.30 WIB hingga pukul 10.00 WIB atau sampai serabi habis terjual. Serabi ini memiliki rasa yang khas dan berbeda dari serabi yang lain. Kunci perbedaanya adalah terletak pada bahan utamanya. "Kalau serabi saya pakainya tepung beras lalu dicampur sama tepung rose brand, kalau serabi di Solo atau serabi yang lain biasanya pakai tepung terigu mba," ucap ibu Karsiyem.
Selain itu cara memasaknya pun masih menggunakan cara tradisional, menggunakan wajan berukuran kecil dan ditutup dengan mangkok berbahan tanah liat. Semakin menambah kenikmatan rasa serabi ini. Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat serabi adalah tepung beras, kelapa, dan gula jawa. Dalam sehari, Ibu Karsiyem biasa menghabiskan sekitar 3 kilogram tepung beras, 1 kilogram gula jawa, dan beberapa butir kelapa. Serabi Ibu Karsiyem tidak menggunakan bahan pengawet apapun, meskipun begitu serabi buatannya bisa bertahan hingga 12 jam. "Waktu itu ada pelanggan cerita, dia beli serabi saya dan dimakan jam 8 malam masih belum bau, tapi waktu beli serabi di tempat lain, baru jam 12 siang serabinya sudah berair," terang bu Karsiyem.
Ibu yang memiliki 4 orang anak ini mengaku sudah 20 tahun berjualan serabi, sehingga tidak diragukan lagi kecepatannya dalam mengolah dan menyajikan serabi tentunya. Soal harga tak perlu dikhawatirkan. Serabi ini dijual dengan harga yang sangat murah, Rp 2000,00 per buah untuk serabi berukuran kecil dan Rp 3000,00 per buah untuk serabi berukuran besar. Selain itu, apabila kita tidak terlalu menyukai rasa manis, kita juga bisa memesannya tanpa menggunakan adonan gula.
Pelanggan Bu Karsiyem beragam, dari masyarakat sekitar Cilacap khususnya. Namun ada beberapa warga Sunda yang memesan serabi buatannya. "Biasanya kalau yang pesen orang Sunda, belinya tidak pakai gula mba," ucap bu Karsiyem.
Serabi ini sangat cocok digunakan untuk teman sarapan. Bisa di tambah dengan coklat atau parutan keju untuk menambah kenikmatannya, "Kalau orang Sunda itu unik mba, mereka biasanya beli serabi nanti dimakannya ditambah pakai sayur oncom," kata Bu Karsiyem.
Saat ditanya berapa penghasilan ibu Karsiyem per hari, Ibu Karsiyem hanya tersenyum sembari menjawab "Yang penting cukup mba buat makan sehari-hari." Nah, apakah ada yang penasaran dengan rasa serabi ini? Silahkan berkunjung ke Cilacap dan nikmati keunikan rasanya.
Apam @yulimia
Jadi kangen sama serabi 😂
Buruan dibeli 😁
Susah di sini mah nyarinya wkwkwk
Sinih tak transferin haha
Kejauhan hahaha
Bagus tulisannya... Selamat sebagai yang terbaik di indonesiachallenge8 @yulimia
Terimakasih @heriafriadiaka atas apresiasinya. Semoga ke depan kita semua bisa lebih lagi.
Jadi pingin serabi Solo
❤️❤️❤️❤️