Teriakan memekikkan telinga bersumber dari rumah pengusaha kue pala itu. Dentuman besi yang digoyang-goyang mengeluarkan suara gaduh. Aku mengira ada keributan dalam rumah, kakiku melangkah ragu untuk masuk.
“Anaknya sakit, jadi memang sering teriak-teriak” kata Iis yang sekampung dengan pengusaha pala itu. Aku, Iis, dan Rachmi bermaksud untuk mengabil video tentang pengolahan kue pala yang di kelola oleh Bu Indah (nama samaran).
Di sela-sela kesibukannya dalam membuat manisan kue pala, dia masih sempat melayani kami dan mempersilakan masuk. Tangannya cekatan mengaduk-ngaduk kue pala sambil menaburkan butiran gula pasir di atasnya.
Kami mengutarakan maksud kedatangan kemari untuk melihat proses pembuatan kue pala. Perempuan paruh baya itu pun membiarkan kami mengabil beberapa videonya saat proses penjemuran kue pala.
Kue pala khas Aceh Selatan
Akan tetapi, ada suara yang membuat hati mencekam, teriakan seseorang yang meminta di keluarkan dari kerangkeng berjeruji besi, membuat konsentrasi kami buyar seketika.
Wajah Bu Indah pucat pasi saat teriakan itu makin menjadi-jadi, mungkin dia merasa tidak enak dengan kami tamu-tamunya.
Kami hanya terpaku melihat Bu Indah mengerjakan pekerjaannya, tanpa berani bertanya apa yang sedang terjadi.
Suara pukulan, tendangan, dan bunyi besi yang digoyang-goyang membuat kami merasa tidak enak untuk mewancari Bu Indah. Tambahnya lagi mendengar suara teriakan perempuan yang minta dikelurkan, membuat rasa penasaran kami ingin melihat siapa sosok manusia di balik jeruji besi itu.
“Sabar ya Nak, nanti Ibu mandikan.” Kalimat itu terlontar dari mulut perempuan pengusaha kue pala itu. Aku pun angkat bicara menayakan apa yang sedang terjadi.
Bu Indah diam seketika, menarik nafas dan terlihat berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaanku. Aku merasa tidak enak menanyakan hal itu.
Dengan mata berkaca-kaca Bu Indah menceritakan apa yang terjadi. Teriakan itu adalah teriakan anaknya yang meminta dikeluarkan dari kerangkeng. Dia terpaksa mengurung anaknya di kamar berukuaran 2x1 meter yang dibatasi dengan jeruji besi karena anaknya mengalami gangguan jiwa.
Menurutnya dia telah membawa anaknya berobat ke mana pun, tapi juga tidak sembuh-sembuh. Bahkan dia sempat ditipu oleh dukun yang membuatnya kehilangan uang sebanyak 3 juta.
Berbagai cara dan upaya telah dilakukannya termasuk membawa anaknnya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ), tapi semua tak berarti apa-apa. Ada rawut wajah kecewa pada permpuan berusia 54 tahun itu. Sekarang Bu Indah terpaksa mengurung anaknya di dalam kerangkeng karena sering lari dari rumah.
Tambahnya lagi lingkungan di sekitarnya juga memandang buruk anaknya yang dicap ‘gila’. Saat anaknya keluar rumah, orang-orang mengganggunya, menertawakan, mengjek, bahkan memperolok-olok anaknya itu.
Itulah yang menyebabkannya mengamuk dan melempar batu kepada orang-orang yang mengganggunya, tapi yang salah tetap anaknya tersebut karena dianggap ‘gila’.
Kadang anaknya itu pun mendapat pukulan dari suaminya, bertahun-tahun penderitaan itu yang ditanggungnya. Suaranya sedikit tercekat saat menyebut kata suaminya, seperti ada yang ditutup-tutupinya.
Bu Indah segera ke luar membawa kue-kue palanya untuk dijemur. Iis membisikkan kepadaku bahwa dia dulu pernah satu sekolah dengan perempuan di dalam kerangkeng itu. Ayahnya memang dikenal sering memukul anak-anaknya, bahkan orang-orang sekitar juga mengetahui hal demikian, namun tidak bisa berbuat apa-apa, termasuk Iis yang satu kampung dengannya.
Aku mencoba mendekati kerangkeng itu dan mengajaknya bicara, disusul Iis yang agak ketakutan dan berjalan di belakangku.
Bersambung.....
Cara asuh orang tua memang sangat menentukan kejiwaan si anak. Ada keluarga yang memang benar2 merangkul anak2 nya demi masa tumbuh berkembang yang baik. Utk kasus ini mungkin peran orang tua sangat di perlukan.
Makanya, perlu ada sekolah untuk orang tua supaya bisa belajar parenting.
kemarin pemberitaan di Serambi, seorang pemuda di Aceh Utara yang mengalami gangguan jiwa, baru dilepas setelah beberapa lama dipasung.
Kasihan ...
Memang kasus pasung di Aceh seperti lingkaran hitam yg susah untuk dihapuskan. Kasusnya masih tinggi, terutama untuk yang dipelosok.
ke RSJ lagi kita yok
Kasihan Bu Indah, sudahlah disibukkan dengan aktivitas membuat kue pala, disibukkan lagi dengan urusan anak dan suaminya.
Semoga anak bu Indah bisa disembuhkan tanpa perlu dipasung lg, Amiin