Tertiblah Berbahasa Indonesia! (15)

in #indonesia6 years ago

Tentang Kata-kata yang Salah Kaprah

Prof Salim Said, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan mengatakan, bangsa ini dalam keadaan carut-marut. "Ini yang harus segera kita benahi. Kemakmuran harus kita wujudkan, karena demokrasi hanya mungkin hidup di negara dengan tingkat kemakmuran tertentu. Jangan bicara demokrasi dan keteraturan di negara yang miskin. Percuma saja."

Kalimat yang saya padatkan itu berasal dari omongan panjang Prof Salim Said pada pengujung acara Indonesia Lawyer Club (ILC) dengan topik BPIP: Apa Pentingnya Buat Kita? di TVOne, Selasa (5/6/2018) larut malam. Saya menontonnya di layar televisi kantor saya, Harian Serambi Indonesia, Banda Aceh.

IMG-20180606-WA0035.jpg

Penggunaan kata ulang carut-marut versi Prof Salim Said itu sungguh menarik perhatian saya. Sekilas tak ada masalah dengan kata itu. Wajar-wajar saja. Apalagi diucapkan oleh seorang guru besar, pengamat militer, dan mantan wartawan dari majalah ternama pula di Jakarta. Acara ini dipandu wartawan senior Tanah Air, Datuk Karni Ilyas. Dihadiri juga oleh guru besar sohor lainnya dari UGM Yogyakarta, Prof Dr Mahfud MD dan sejumlah pengamat dan pembicara top nasional.

IMG-20180606-WA0036.jpg

Setelah mencerap (memperhatikan) dengan saksama kalimat yang disampaikan Prof Salim Said setelah kata carut-marut, saya jadi yakin bahwa beliau salah ucap atau salah menggunakan istilah. Yang dia maksud sesungguhnya adala karut-marut, bukan carut-marut. Ingat, di KBBI kita memiliki dua kata yang hampir mirip ini, tapi maknanya berbeda jauh.

Inti pesan yang ingin disampaikan Prof Salim sebetulnya adalah kondisi Indonesia saat ini yang tidak keruan, perkembangannya tak menentu, kacau, banyak bohong dan dustanya. Nah, kalau itu yang dimaksudkan Prof Salim di dalam hatinya, tapi yang dia lafazkan adalah carut-marut, sungguh beliau sedang berada dalam kondisi yang dalam istilah linguistik disebut "salah kaprah".

Di dalam KBBI V, salah kaprah itu diartikan sebagai kesalahan yang umum sekali sehingga orang tak merasakannya lagi sebagai kesalahan.

Nah, kalau memang kondisi negeri yang mulai tak keruan ini yang dimaksudkan Prof Salim Said dalam ulasannya di ILC tadi malam, seharusnya ia tidak menyebut kata carut-marut, melainkan karut-marut. Kenapa? Ya, karena hanya karut-marutlah yang memiliki makna sedemikian (kusut; kacau; tidak keruan, rusuh, banyak bohong dan dustanya). Karut-marut juga bermakna berkerut-kerut tidak keruan (tentang wajah dan sebagainya); juga bermakna bekas penyakit cacar.

Di sisi lain, kata ulang carut-marut justru beda jauh maknanya, yakni: bermacam-macam perkataan keji. Pendeknya, carut sudah pasti merujuk pada perkataan yang keji, kotor, dan cabul.

Nah, kini terpulang kepada penilaian pembaca, apakah Prof Salim Said berucap sesuatu yang salah kaprah di ILC tadi malam atau tidak?

IMG-20180606-WA0034.jpg

Sesungguhnya, perihal salah kaprah kerap terjadi dalam praktik kebahasaan kita sehari-hari. Di koran bergenre crime (kriminalitas) sering kita baca korban tabrak yang geger otaknya karena terbentur ke aspal. Tepatkah kata geger dipakai di situ? Jelas tidak kan?

Sebabnya adalah geger itu artinya gempar, heboh, dan ribut. Apa mungkin kepala seseorang yang terbentur ke aspal, lalu otaknya teriak-teriak bikin heboh? Kata yang tepat untuk itu adalah gegar, karena gegar artinya guncang, goyang. Lalu kalau ada orang yang memakai geger untuk kondisi yang seharusnya ditulis gegar, itu tanda orang yang salah kaprah dalam berbahasa.

Berikut ini saya terakan beberapa contoh kata yang penggunaannya secara salah kaprah.

BENTUK BENAR ----- BENTUK SALAH KAPRAH

ambal - hambal
andal - handal
anduk - handuk
imbau - himbau
magasi - magazine
mengubah - merubah
tapak tilas - napak tilas
prasarana dan sarana - sarana prasarana
silakan - silahkan
bergeming - tak bergeming (yang maknanya diam saja atau tak bereaksi)
tampak - nampak
waswas - was-was

Demikian saja dulu. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di edisi selanjutnya.

Banda Aceh, 6 Juni 2018

Saleuem,

YD
Pembina FAMe dan Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia