Bekerja di sektor publik dan berhubungan dengan politik kadang melelahkan. Ada tekanan psikologis di sana. Ada seduksi dan agresi, tapi harus dihadapi dengan bijaksana dan langkah paling tepat. Jika salah bersikap, alamat akan digulung masalah.
Saya telah menjadi Tim Seleksi Panwaslih untuk ketiga kali secara beruntun. Pemilihan kali ini adalah untuk Kabupaten-Kota Provinsi Aceh. Kami terbagi pada dua region, dan saya memimpin untuk region II. Region I terdiri dari 11 kabupaten-kota, sedangkan region II terdiri 12 kabupaten-kota, yaitu Pidie, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Tengan Bener Meriah, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara.
Setiap seleksi selalu ada tekanan politik yang menghamba. Tekanan itu bisa datang dari luar dan dalam. Saat ini tekanan terjadi dari pihak yang tidak lulus seleksi. Bayangkan, dari sekitar 780 peserta yang terdaftar, hanya 365 orang yang lulus. Jumlah lulusnya pun mirip hari dalam tahun masehi.
Pihak lulus merupakan kompilasi dari peserta baru dan petahana. Ini terjadi karena pola seleksi berbasiskan UU No. 7 tahun 2017 yang selanjutnya dijabarkan di Perbawaslu No. 10 tahun 2018 dan Pedoman Seleksi Bawaslu Kabupaten - Kota ini cukup asing bagi sebagian peserta, meskipun bukan pertama di Aceh. Ketika memilih Timsel Panwaslih Provinsi Aceh pada Februari - April lalu juga menggunakan sistem yang sama.
Namun karena kali ini berskala kabupaten, yang tidak lolos semakin banyak. Pihak yang tidak lulus, sebagian besar berasal dari kasus pembobotan curriculum vitae, pasti gerah. Mereka gagal karena kurang cermat melihat proses seleksi yang dipersiapkan Bawaslu era jaman now ini.
Tapi saya ingin lepaskan dulu dari pikiran itu semua. Saat ini saya sedang mengganti hari-hari yang hilang bersama keluarga dengan mengajak mereka berjalan-jalan. Sabtu sore ini, saya mengajak si kecil, perempuan satu-satunya, Cut Ilma Navia, untuk "pusing-pusing" Kota Lhokseumawe dan kemudian diakhiri dengan menikmati debur ombak di Pantai Ujong Blang.
Beruntungnya pantai dan rumah tak lah terlalu berjarak. Blangpanyang dan Ujong Blang hanya perlu ditempuh 5-6 menit.
Lhokseumawe sendiri adalah kota pesisir yang dikelilingi garis pantai. Ketika pertama saya bekerja di mantan kota Petro Dollar ini, garis pantai masih 15-20 meter dari saat ini. Kini daratan mulai tergerus, sehingga dimana-mana mulai dipersiapkan tanggul sejak 10-12 tahun lalu.
Sore ini, setelah pangkas rambut, saya dan Ilma memilih satu jambo, hanya untuk memanjakan mata atas debur ombak yang memanggil-manggil. Kami hanya pesan satu Pop Mie, Es Nutri Sari, kacang rebus, jagung, dan air mineral. Semuanya serba sebiji. Ia menikmati makanan standar ala jambo Ujong Blang itu dengan perasaan masygul. Ombak yang tinggi itu menggembirakan sekaligus menjerikan.
Bagi saya, hiburan ringan ini cukup berharga. Ia pasti menyimpan di memorinya pernah bersama ayahnya, berdua saja di pantai. Ibu dan abang-abangnya memilih cara lain menikmati sore, yaitu belanja ikan. Sesampai di rumah saya baru tahu bahwa mereka juga bermain pasir di jambo lain di Hagu Barat Laut.
That's a simple story of me and my daughter. We spent once upon time at Ujong Blang beach, Lhokseumawe, in evening to enjoy the sea and its mystery. We get used t to share our feelings as father-daughter relationship at the time, to strengthen the bonding of family. We already knew, that we have no much time to do something together, so we must capitalise every moment being better.
Thanks to God for this opportunity. I am very grateful for this chance. I hope this story can influence you to accompany your family as much as moment you have.
Cheers
Lhokseumawe, 22 July 2018
Dibalik kesibukan pak kemal, masih meluangkan waktu untuk bermain-main dengan sibuah hati. A Father is the best
Pak @teukukemalfasya, ngak pesan air kelapa muda? 😂
Gak mau, mahal kaya @teukurival lg
Hahahaha😂
Semoga selalu bahagia dan sehat selalu bersama keluarganya Bang @teukukemalfasya, salam dari kami di Bireuen.
Terima kasih @bahagia-arbi.... Harus selalu sediakan waktu buat keluarga.
Selamat berbahagia dan salam sejahtera bang @teukukemalfasya
terima kasih atas doanya @karimuddinn.... Salam
Saya sangat suka cerita @teukukemalfasya
Semoga slalu bahagia bersama keluarga, Amin.
thanks @alvaroe tanpa recoba.... Dulu itu nama pemain Inter Milan...