Angin sepoi-sepoi di Literasi Cafe, Lhokseumawe

in #indonesia7 years ago (edited)

Ketika awal tahun baru lalu saya melihat sebuah cafe unik di ujung Jalan Tgk. Daud Beureueh Ujong Blang, Lhokseumawe dengan nama Literasi Cafe, saya berpikir pasti pemiliknya orang terdidik.

IMG_20180202_183500.jpg

Sekian waktu berjalan akhirnya cafe ini mulai dibuka untuk publik pada pertengahan Januari 2018. Saya sempat membaca sebuah tulisan di Steemit bahwa pemiliknya seorang guru SMA. Tidak salah, meskipun tulisan itu kurang lengkap.

Pemiliknya ternyata berdua dan satunya lagi yang saya temui ketika singgah di cafe tadi petang adalah seorang dosen MKDU di Politeknik Lhokseumawe. Ia bernama Juanda, seorang asal Idi Rayeuk Aceh Timur. Ia beristrikan seorang perempuan Lhokseumawe, dan jadilah ia juga warga Pasee.

IMG-20180202-WA0020.jpg

Ia menempuh pendidikan S2 di Bandung dan juga mengenal banyak dosen Universitas Malikussaleh. Pendidikannya lah yang memotivasi untuk membuka tempat nongkrong yang tak biasa di jajaran cafe di Ujong Blang. Jika di kiri kanannya hanya ada pondok yang menyediakan kelapa, mie instan, dan ikan bakar, ia menyediakan buku dan jajanan lainnya seperti roti dan kue. Ada juga seorang "barista" yang mengolah kopi Ulee Kareng menjadi ala Literasi Cafe. Kue-kue basah yang ada di cafe ini juga dijual murah. Cocok deh untuk kantong mahasiswa.

IMG-20180202-WA0022.jpg

Dengan idealisme pemilik yang tinggi, membuka tempat nongkrong yang membuat pengunjung juga bisa menghabiskan waktu dengan membaca, bukan hanya memainkan ponsel pintar dan bergosip, ia sudah terlibat dalam gerakan sosial.

IMG_20180202_175211.jpg

Saya sendiri mengatakan berniat menyumbangkan buku-buku untuk cafe ini, seperti novel atau buku yang saya temui di penginapan-penginapan di Pulau Banyak. Bedanya buku-buku di destinasi kepulauan Kabupaten Aceh Singkil itu dibawa oleh bule yang berbahasa Inggris, Perancis, dan Jerman; asal negara pelancong itu. Buku-buku itu sengaja ditinggal karena mereka tak mau membawa pulang lagi ke negaranya.

Adapun bacaan yang tersedia ada juga buku-buku tafsir Quran dan kitab fiqh, yang dulu ketika saya duduk di pesantren modern harus dibaca dengan bahasa Arab. Ternyata kitab-kitab itu sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku-buku itu sebagian besar dibantu oleh Perpustakan Nasional. Saat ini mereka sedang membuat proposal agar Pemkot Lhokseumawe bisa juga memasok buku-buku demi pencerdasan anak bangsa.

Cafe ini dibuka dari pukul 08.00 hingga pukul 21.00. WIB. Saya mengusulkan agar bisa dibuka hingga pukul 22.00 atau 23.00 WIB. Jadi jika ada keluarga yang mau menghabiskan waktu malam untuk dinner atau nongkrong bersama keluarga bisa punya tempat alternatif. Tentu mereka harus menyediakan makanan yang lebih vatiatif dan enyak.

Namun menurut Juanda, angin malam mungkin tak begitu cocok buat keluarga yang memiliki anak kecil. Angin laut malam bagi saya bisa menjadi puisi, bagi anak kecil atau orang tua bisa menjadi penyakit dan masuk angin.

Usul lain dari saya, cafe ini bisa menyediakan bu prang : nasi gurih bungkus yang dimakan pagi hari. Selama ini mereka baru bisa menyediakan untuk hari minggu pagi. Hari minggu pertama lalu, nasi itu ludes digasak keluarga yang berlibur ke pantai Ujong Blang. Minggu esok ia akan menyediakan lebih banyak bu prang agar pengunjung tak kecewa.

Siapa bilang orang Pasee gak bisa kreatif?Kreativitas bisa tumbuh dengan belajar, sosialisasi, dan berdialog. Benih-benih kreativitas inilah yang akan memberikan nilai tambah: sosial, kultural, dan ekonomis, yang menjadi bagian dari zaman yang bergerak.

IMG-20180201-WA0066.jpg

2 Februari 2018

DQmUC35dbRud7PQnqZwF7734sxaCd8nDES9WkDMvJ6ytwqu.jpg

Sort:  

Sangat bermanfaat tempat tongkrongan nya
Baru kali ini saya melihat atau mendengar yang seperti ini bang

Makanya lihat dari dekat

Wah bg baru tahu ada tempat nongki super kece begini di ujong blang! Soooo recommended bg. Boleh tu sesekali duduk sharing bareng anak antro di situ bg😉😆

Ya... Tempatnya enak... Makan dan minumannya juga murah... Bs buat konsultasi skripsi juga tuh

Widiwww kalau ini super setuju bg. Next time atur waktu buat konsul di situ ya bg.. hehehe

Kafe yang anti mainstream..kreatif..thanks infonya bg @teukukemalfasya

Sudah saatnya kita tak ikut arus.. Percaya pada pikiran dan kekuatan sendiri

Benar bg...terimakasih atas nasehatnya..:)

Wah, minggu besok harus segera kesana dh... Recomended bnget tmpatnya. Mksh bg udh share..

Sama-sama... Sapa tahu kita ngumpul semua disana

Menikmati kopi dengan angin sepoi-sepoi pasti menyenangkan

Luar biasa

Waduh baru tau ada tempat baru..
Mksih untuk infonya yg sangat brmanfaat bg...
Sukses terus..

kenapa gak singgah tempat pie????

Pie di HBL kan? Wah dah ada steemit juga? Udah ada yang tulis tempat pie di Steemit?

Kupikir Bu Prang adalah hal paling eye-catching dalam catatan Abang yang satu ini (sebab perut sedang lapar-tanggung menunggu jadwal makan malam). Ternyata peta di baju Wulan Guritno langsung menindih imajinasi lapar menjadi... ah... sudahlah...
Hahahahahahaha... Tapi serius, peta di baju Wulan Guritno berhasil menggandakan laparku. :P

Bertemu dua lapar... Perut dan bawah perut... Satu libido kuliner, satu lagi libido seksual..... Hahha..

Carpe diem

Hahahahahaha...

Veniam videbo vincam...

sempat terfikirkan itu cafe nya bang @teukukemalfasya