Tahun 2017 ini, Nanggroe Aceh Darussalam yang di kenal dengan Seuramoe Mekkah tiada hari tanpa kabar penangkapan terhadap Bandar Narkoba, Pemakai dan juga ditemukan ladag ganja dengan luas sampai puluhan hektar.
Hari ini, Minggu, 05 November 2017, Provinsi Aceh kembali dihebohkan dengan penangkapan bandar Narkoba di wilayah timur Aceh, tidak sia-sia tindakan penyergapan Badan Narkotika Nasional (BNN) itu kembali membawa hasil yaitu dengan menyita 30 Kilo Gram Sabu-sabu yang baru di pasok dari luar Negeri melalui perairan Aceh yang siap di edarkan di Indonesia.
Sebelumnya saya juga pernah menulis artikel yang sama di steemit yaitu dengan judul Mafia Narkoba di Aceh Ibarat "Kiong Meuh"
Pada tahun 2015 lalu Darurat Narkoba di Aceh hanya berada di urutan 8 (Delapan) hingga pada saat itu hanya 70 persen penghuni Lembaga permasyarakatan (Penjara) tersangkut persoalan narkoba.
Dalam masa dua tahun yaitu tahun 2017 ini, hampir 90 persen penghuni penjara rata-rata pemakai, pengedar bahkan mafia kelas kakap melakukan transaksi antar benua di Dunia itu juga menghuni Lembaga Permasyarakatan.
Hukuman mati tidak akan membuat mereka jera, apa lagi dengan hukuman pidana kurungan penjara itu lebih membuka peluang bagi mereka untuk mengendalikan Narkoba dari dalam penjara itu sendiri hanya dengan modal handphone seluler saja.
Bahkan beberapa kasus dalam minggu ini pihak dari penjaga Lapas (Sipir) juga terlibat dalam transaksi Narkoba dan juga banyak kasus kerja sama antara Kepala Lembaga Permasyarakatan dengan Mafia Narkoba dengan imbalan yang menggiurkan para pengabdi Negara itu hingga sujud kepada mereka (Mafia Narkoba).
Seperti dimuat di media harian andalas bahwa Berdasarkan data BNN, Provinsi Aceh pada tahun 2017 berada di urutan keempat darurat narkotika dan obat-obatan berbahaya dari seluruh provinsi di Indonesia.
Media itu menyeutkan, kekhawatiran pemakai narkoba di wilayah Aceh itu sudah mulai dikosumsi oleh anak-anak berumur 12 tahun yang rata-rata dari mereka mengisap ganja.
Tulisan opini saudara Fakhrul Rijal, MA yang merupakan Dosen FTK di UIN Ar-Raniry dan STIS Al-Aziziyah Sabang, Mahasiswa Program Doktor UIN Ar-Raniry, Sekjen RADINA Aceh, dan Peneliti di LSAMA Aceh di Surat kabar Serambi Indonesia dengan Judul Aceh Darurat Narkoba mengatakan Negara Indonesia merupakan ‘surga’ peredaran narkoba.
Untuk itu mari kita sosiaisasikan steemit kepada para pemuda dan putra-putri Aceh supaya giat menulis dengan imbalan yang terjamin walau tidak semua postingan itu mendapat hadiah besar.
Mari mengedar Steemit dan hentikan mengedar Narkoba yang berdampak kehancuran bagi generasi penerus bangsa.
Salam Dari saya @taministy.
- Salam Saya Untuk semua sahabat yang telah mengikuti dan juga yang belum mengikuti saya
- Salam Komunitas Steemit Indonesia (KSI)
- Salam Nanggroe Steemit Community (NSC)
Narkoba adalah pembunuh masa depan anak bangsa, maka dari itu kita harus tetap waspada,
Jika hukuman mati tidak membuat mereka jera
Resteemed by @resteembot! Good Luck!
Curious?
The @resteembot's introduction post
The @reblogger's introduction post
Get more from @resteembot with the #resteembotsentme initiative
Check out the great posts I already resteemed.
You were lucky! Your post was selected for an upvote!
Read about that initiative