PKI MENGINFILTRASI ANGKATAN BERSENJATA
Diskusi-diskusi dalam Biro Politik PKI dalam bulan Mei 1965 menunjukkan bahwa tidak ada persiapan untuk mempercepat Ofensif Revolusioner, untuk melaksanakan strategi baik Peking maupun Moskow yang secara realistis dapat dilakukan selama kekuatan Angkatan Darat tidak dihancurkan.
Bukan saja AD merupakan penghalang utama bagi upaya PKI untuk melancarkan ofensif revolusionernya, namun kewaspadaannya dan aktivitasnya sejak bulan Januari di tahun itu tidak memberi pertanda baik untuk masa depan. Meskipun jelas sekali bahwa AD semakin mengukuhkan dirinya dalam mengimbangi pengaruh PKI terhadap Presiden, dan selalu berusaha membendung upaya PKI yang manapun bahkan bila perlu mengurangi atau menghilangkan secara keseluruhan pengaruh unsur ini dari kehidupan publik. Dengan demikian, pada permulaan tahun 1965 telah menjadi sangat jelas bagi para pemimpin PKI bahwa partai harus memukul AD untuk melumpuhkan komando puncaknya agar dapat membuka jalan menuju kekuasaan, baik dengan menggunakan konsep Moskow maupun konsep Peking, yaitu jalan damai atau jalan revolusioner menuju kekuasaan.
Meskipun AD dan angkatan yang lain telah menjadi target penetrasi mata-mata PKI sejak lama, namun baru tahun 1964 PKI melakukan upaya serentak untuk mengintensifkannya. Yaitu ketika Aidit, sebagai ketua PKI, mendirikan sebuah badan yang dikenal sebagai Biro Chusus, yang bertanggung jawab hanya kepadanya saja. Direkturnya Kamarusaman alias Sjam, anggota CC PKI yang bertugas untuk mencari orang-orang di dalam AD yang bersimpati kepada PKI. Sedangkan wakilnya Pono, mencarinya di AL dan Kepolisian. Walujo yang bertugas dibidang urusan intelijen dan keuangan, mencari anggota dari kalangan AU. Pendidikan dan indoktrinasi oknum-oknum yang telah direkrut itu berada di tangan Ramin, Sujono Pradigdo dan Ismail, sedangkan Suwandi bertugas sebagai sekretaris Biro Chusus.
Biro ini diciptakan dengan tujuan yang jelas yaitu, menginfiltrasi Angkatan Bersenjata negeri ini, mendirikan sel-sel rahasia didalam unit-unit mereka yang terdiri dari para perwira yang membangkang dan mereka yang bersimpati dengan garis kebijakan PKI, dan menetralisir orang-orang yang memusuhi PKI.
Namun demikian, harus ditekankan bahwa Konstitusi PKI dengan jelas sekali melarang rekrutmen para perwira dan orang-orang yang bertugas di dalam Angkatan Bersenjata untuk menjadi anggota langsung Partai, dan para anggota tim Sjam dari Biro Chusus mematuhi keputusan ini.
Sumber:
Kudeta 1 Oktober 1966
Sebuah Studi Tentang Konspirasi
Victor M. Fic.