Yang mampu menyelamatkan diri kala sepi berhembus dari Ulee Lheue, mungkin saja mereka yang telah beranak pinak sejak lama. Atau, engkau mesti hadir ke sana dengan wajah ceria sambil mendendangkan lagu.
Pandanglah seorang perempuan muda yang kerap menyisirkan rambut di teras.bahkan, kami mesti iba dengan kesepiannya yang seringkali memuncak saat sore mulai berbagi teduh. di helai rambutnya yang pekat, harapan-harapannya kian buram. matanya yang sederhana mengisyaratkan sesuatu yang orang sembunyikan dalam bivak-bivak gundah. dialah orang pertama dari sekian banyak wujud sepi yang terlanjur susah dimengerti.
Segala kerahasiaan yang ditimbun adalah usaha kita sendiri dalam kegelapan. sesuatu mesti sirna suatu ketika. yang berpaling dari jalan depan rumah kemarin, kelak akan tersesat sendiri dalam kebingungan-kebingungan. masalalunya adalah secarik kertas penuh melodi namun terasa sebagai elegy. tak berminat pada puisi adalah kebenaran temporer dan segera berganti.
Dulu, ketika jalan-jalan masih terasa suram dan taman terlihat buram, kami acapkali bercengkrama tentang salah urus pembangunan. di datangi setan-setan pasca damai tengah malam memberi nuansa lain dengan sikapnya yang jenaka. ia bercanda tentang listrik padam. tentang cahaya yang kita butuhkan saat meraba-raba jalan hidup. kami terkadang nyasar di lorong rumah sendiri saat lampu mati. begitulah, apapun yang mengundang tawa, sebaiknya diteruskan saja.
Dear friend, you do not appear to be following @artzone. Follow @artzone to get a valuable upvote on your quality post!