Messi dan Batas Beban Manusia

in #indonesia7 years ago (edited)

image


Sumber

Mari kita sepakati bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini memiliki batas-batas yang berbeda dan ia berlaku relativitas. Jika batas kebodohan adalah malas dan mudah menyerah, maka batas kesuksesan adalah konsisten dan kerja keras.

Kemudian kita beranjak ke lini kehidupan lain. Batas duka adalah sabar. Adapun batas kesedihan adalah air mata. Satu yang pasti dan tak bisa di-meja-bundar-kan lagi adalah, bahwa, semua yang ada di dunia ini memiliki batas. Termasuk beban seorang manusia.

Lantas, di belahan bumi yang jauh di sana, ada seorang pria yang ketika kecil mengalami masalah hormon dibebankan harapan dan tumpuan sebuah negara hingga melampaui batas. Bakat secara monohok membuatnya demikian. Bahwa, semua asa orang-orang yang ada di negara tersebut seakan-akan diikat di atas pundaknya. Hanya dia yang berhak menanggungnya.


image


Sumber

Adalah Lionel Andres Messi. Laki-laki kidal ini seakan-akan lahir ke dunia hanya untuk mengemban harapan jutaan rakyat Argentina. Bakat sepakbola yang diberikan semesta untuknya gagal menjadi anugerah, hal tersebut justru berubah menjadi kutukan yang entah sampai kapan selesai.

Berkali-kali Messi diikat harapan maha besar jutaan rakyat Argentina di lehernya. Setiap pergelaran kejuaraan sepakbola yang diikuti oleh Argentina, Messi tidak bisa tidak selalu menjadi sosok yang paling terbebani. Segala lini sepakbola di Argentina seakan-akan karena Messi.

Argentina gagal menang di Piala Dunia 2014 Messi kambing hitam. Katanya, ia tidak loyal dan enggan total saat membela panji Argentina. Meskipun pemain lain yang melakukan blunder hingga membuat Argentina kalah misalnya, Messi tetap yang disalahkan. Pokoknya, pemain lain yang bersalah di timnas Argentina, ia tak akan disorot selama Messi masih belum pensiun.


image


Sumber

Pada Piala Dunia tahun ini beban itu belum lekang dari pundak Messi. Perhelatan sepakbola di Rusia kembali menjadikan Messi sebagai pemain paling berat menanggung beban. Publik Argentina berharap agar Messi bisa mengeluarkan magisnya dan membawa Tim Tenggo melaju jauh di Rusia.

Orang-orang selalu membandingkan permainan Messi di Barcelona dan Timnas Argentina. Kata para pengkritik, Messi seperti seorang malang saat bermain melawan Argentina. Kaki kirinya mendadak lumpuh. Gocekannya hilang, dan umpan-umpan cantiknya lenyap. Bagi orang-orang bermazhab demikian, Messi adalah pemain yang nasionalismenya paling patut dipertanyakan.

Barangkali, orang-orang yang mengkritik Messi lupa satu hal, bahwa, setiap orang memiliki batas-batas dalam hidupnya. Entah itu batas bakat, maupun batas-batas lain yang tak pernah jauh-jauh dari kehidupan ini. Orang-orang alpa berpikir, bahwa, di Barcelona Messi bisa riang karena diapit pemain-pemain elegan macam Iniesta, Xavi, Dani Alves dkk. Sedangkan di Argentina? Siapa yang bisa berperan layaknya Iniesta, Xavi dan Alves? Biglia? Ever Banega? Ayolahhh...


image


Sumber

Pada postingan ini saya berbicara bukan sebagai penggemar Messi, melainkan sebagai seorang manusia yang memiliki naluri atas batas-batas beban kehidupan. Mengutip kata Pramoedya Ananta Toer, kita harus adil sejak dalam pikiran. Pun demikian, kita harus adil, bahwa, setiap manusia memiliki batas dalam mengemban beban kehidupan. Entah itu seorang Bintang top, atau pun manusia biasa macam kita.

Maka dari itu, ketika Messi bermain menggunakan seragam Argentina dan ia frustasi atas beban-beban yang disangkut di atasnya, maka saya jadi berpikir bagaimana jika kita ada di posisi pemain berjuluk La Pulga itu? Hemat saya, tak banyak manusia yang bisa bertahan di bawah tekanan hebat seperti yang diterima Messi.

Oleh sebab itu, mari menjadi orang yang adil dalam menilai siapapun. Kita harus berada di barisan orang-orang yang percaya bahwa setiap orang memiliki batas beban. Sehingga tak adil jika kita mengembankan tugas yang kelewat besar pada seorang karib atau bahkan orang asing. Begitulah, Tuan dan Nona.. Salam literasi.


image


Regards

@samymubarraq

Sort:  

Respek bro, biasanya yg sering hujat satu pihak itu pensnya si x. Saya bukan pens nya mesi dan si x. Saya cuma penikmat sepakbola. Piala dunia lebih bagus kalau yg jadi juara tim yg tanpa beban yg di emban oleh seorang pemainny saja. Itu terbukti oleh jerman tahun lalu, meski tadi dia mendapatkan kutukan untuk juara bertahan seperti spanyol. Hahaha

Total football lah ya. Great artikel good job bro!!!!

Hehe.. Asliii bro.. PD kali ini banyak sekali kejut-kejut.. 😂
Salam bro..

hahaha
yoi bro, semoga saja seperti kejadian argentina pada PD 2014 dulu, naik final. tim tim underdog yang naik final. haha

keren gila ini tulisan

Bisa gila org yang baca ya... Hehe peace nana

Wkwkwk.. Ehhh.. Ada abangda 🤣🤣

Hahaha.. Thanks kak na.. 😂