Cara Beda dan Seru Menikmati Kopi

Bicara aceh tentu tak lepas dari kopi., selain dikenal sebagai daerah serambi mekkah juga mendapat julukan negeri seribu warung kopi. budaya ngopi yg diwarisi dari para leluhur kini terus dikembagkan secara kreatif dan inovatif dengan berbagai cita rasa sehingga semakin memanjakan penikmat kopi.

Arabica dan Robusta adalah Dua jenis kopi yang terdapat di aceh, di wilayah daratan tinggi geumpang, tangse dan sekitarnya dibudidayakan tumbuhan kopi jenis rubusta sedangkan wilayah daratan tinggi gayo tumbuh subur jenis kopi arabica. seiring perkembangannya warung kopi juga tersebar di mana-mana seakan-akan menjadi benar sebuah tagline yang menjadi viral "belum ke aceh kalo belum ngopi".

(buah kopi jenis arabica)

Bagi penggemar kopi, ada begitu banyak lokasi yang kemudian bisa dipilih untuk menikmati secangkir kopi. cafe, warung-warung kopi di tempat keramaian perkotaan atau permukiman warga dan pasar. Bahkan, sekarang ada kedai kopi pinggir jalan dengan nama coffee mobile, yang bisa memuaskan keinginan untuk menikmati kopi aneka rasa.

kini di daerah daratan tinggi gayo ada cara seru dan beda untuk bisa menikmati kopi. Namanya ngopi di kebun. konsep ini dikembangkan oleh aktivis lingkungan gayo yang kini menjadi barista (peracik kopi) sekaligus owner SELADANG COFFE. lokasinya yang berhawa dingin sadikin gembel menyiapkan beberapa balai dari bambu dan gubuk yang beratap daun rumbia serta juga dilengkapi dengan kursi kayu dan rotan dengan nilai seni tinggi.

(foto bersama sadikin gembel, owner seladang coffee)

Coffe shop ini berada di lereng bukit Bur Ni Telong di pinggir jalan lintas Bireun-Takengon, tepatnya di kawasan Jamur Ujung, Bener Meriah, sekira 25 KM dari pusat Kota Takengon atau sekira 300 KM dari Kota Banda Aceh.

Di cofffe shopnya yang di namai seladang cooffe Sadikin Gembel Bukan hanya menawarkan suasana ngopi yang berbeda dengan beragam cita rasa kopi.

Namun juga memberi kesempatan bagi yang berniat mencoba memetik dan memilih sendiri biji kopi dari pohonnya. selanjutnya Sadikin dengan dengan ramah mengajarkan cara mengolahnya. Sehingga para pengunjung bisa menikmati kopi yang dipetiknya sendiri.

Sadikin Gembel juga menuturkan bahwa pengunjung tidak perlu sungkan dan pelanggan boleh menganggap itu kebun kopinya selama berdiam di sana. “memang ada kenikmatan lain yang bisa dirasakan langsung saat memetik kopi yang sudah siap panen, itu ada di setiap pohon kopinya,” katanya. Bagi pelanggan yang gemar out door, pemilik Seladang Coffe juga mengizinkan bermalam dalam area, namun sementara ini harus rela bermalam ditenda. Karena sadikin gembel masih dalam tahap perencanaan untuk membangun penginapan bagi pengunjung khusus yang ingin menginap di area selasang coffee dan juga membangun rumah pohon.

Menikmati kopi dengan cara beda tentang kopi yang akan nikmati, Barista yang berdiri di belakang adalah jagonya. Ia boleh meracik lebih dua puluhan menu, dengan ragam cita rasa dan kenikmatan masing-masing, seperti Vietnam Drip, Chemex, dan Mocha Pop. Karena cara penyajian Arabica di sini mengandalkan ala tradisional dan membutuhkan waktu lebih lama, ada baiknya tamu memesan lebih dulu sebelum datang. “Jadi setiba di sini tidak harus menunggu terlalu lama,” kata Gembel.

Semoga menjadi tambahan referensi detinasi wisata bagi stemian sekalian, dan jika mengunjungi Tanah Gayo yang telah dikenal dunia panaroma kopinya, gunung merapi, danau lut tawar. Maka tim seldang coffe siap membantu anda memberi informasi tentang tujuan destinasi stemian. Karena tidaklah cukup berdiam di seladang coffe jika ingin merasakan menjadi bagian dari “Peani Kopi” sebagai mana kehidupan mayoritas masyarakat tanah gayo.

Terima Kasih dan Jangan Lupa Ikuti Saya @ryansentosa