Dulu, disini adalah tempat yang sangat indah, hijau, lagi bersih udaranya. Para petani menghasilkan panen yang melimpah, para nelayan pulang dengan membawa ikan yang banyak, anak kecil bermain main dengan suka cita tanpa takut sesak nafas karena debu.
Tapi, kini semua sudah berubah. Banyak petani yang gagal panen, nelayan yang hanya sedikit mendapatkan hasil tangkapan , anak kecil harus waspada akan debu yang beterbangan.
Saya sendiri dulunya suka lari pagi karena udaranya masih bersih, tapi kini jika saya ingin jogging dipagi hari yang harusnya udara masih bersih, malah harus memakai masker. Ingin sebenarnya ku berontak, tapi apalah daya saya hanya orang kecil . Mereka para pemilik proyek adalah orang besar, orang yang banyak memiliki harta yang dengan mudahnya membayar orang untuk membungkam para penuntut keadilan.
Belum lagi masalah warga tiong hoa yang makin lama makin banyak yang bekerja disini dan menjadi penguasa disini.
Para warga sekitar PLTU hanya bisa berdoa dan pasrah. Tanah mereka diambil dan dijanjikan akan dipekerjakan disitu, tapi nyatanya setelah bekerja disitu malah dibayar dengan sangat murah yang hanya cukup untuk makan, berbeda dengan orang orang Cina yang dibayar dengan sangat mahal bahkan bisa sampai 10 kali lipat dari warga sekitar.
Sebenarnya Indonesia adalah negara yang kaya. Kaya akan hasil bumi, hasil laut, dan hasil tambang. Jangan sampai penjajahan kembali terulang di negara tercinta kita. Jangan biarkan anak cucu kita merasakan pedihnya menjadi budak warga asing. Kita harus bisa lebih pintar daripada mereka.
Saya cuma bisa berharap suatu saat akan ada perubahan, pemerintah Indonesia akan lebih memperhatikan warga lokal dan tidak mengedepankan keegoisan individu...