Arakundoe Sudah Menjadi Arakate bagi masyarakat Aceh

in #indonesia7 years ago

image

Aceh Menangis Darah

Arakundoe¹, Mungkin masih melekat dibenak sebahagian masyarakat Aceh, yang menjadi latar belakang para korban yang merasakan hal tersebut. Arakundoe, bukan hanya sebuah nama tetapi sebuah tragedi pada masa itu yang menjadi lautan darah bagi masyarakat Aceh, tragedi yang sangat tidak manusiawi bagi masyarakat aceh dan Hak Asasi Manusia tidak berlaku pada masa itu.


¹Arakundoe, Sebuah jembatan yang berada didaerah Idi cut, Aceh Timur yang menjadi tempat pembuangan korban tragedi tersebut.

image

Arakundoe, Jika diceritakan sekilas fiksi pada tanggal 3 Februari 1999 tepatnya pukul 12.00 WIB sungai Aceh menjadi lautan darah dimana pada masa itu terjadinya pembantaian terhadap masyarakat Aceh yang berada di Idi Cuet, Aceh Timur oleh oknum tertentu yang menjadi tangisan darah dari keluarga. Pada masa itu dimana masyarakat Aceh tak bersalah menjadi korban kesalahan, dimasa itu pula hujan peluru melubangi tubuh ratusan masyarakat Aceh dan sungailah menjadi tempat terakhir para korban. Bahkan Aceh pada masa itu tidak pernah merasakan Hak Asasi Manusia pada dan juga HAM hanya sekilas gambaran semata bagi masyarakat Aceh dikala itu.

Kesedihan melanda masyarakat Aceh pada masa itu sampai dengan sekarang masih terukir dibenak masyarakat aceh, kehilangan anggota keluarga bahkan keluarga sekalipun masih tersimpan dibenak masyarakat Aceh yang hidup dibawah landasan hukum yang tidak jelas pada masa itu yang membuat masyarakat Aceh pasrah dan hidup dibawah tekanan hukum.

Arakundoe mungkin cerita tersebut masih tersembunyi disebahagian masyarakat aceh, cerita tersebut lebih sadis dari komunis dan keadaan Aceh pada masa itu seperti Gaza, Palestina yang dilakukan di dan oleh negaranya sendiri yang mempunyai hukum tetapi lemah pada kala itu, bahkan tragedi tersebut menjadi panggung drama bagi masyarakat Aceh pada masa itu, pembantaian dipertontonkan seperti drama yang menjadi tangisan bagi masyarakat Aceh dan menjadi bahan tertawaan bagi oknum tersebut.

Tak hanya Arakundoe Aceh juga menangis pada beberapa tahun ke depan dan beberapa tahun kebelakang yang menjadi tragedi tangisan darah diaceh yang menjadi rasa takut, trauma, dan stress pada masyarakat aceh. Tragedi lainnya yang pernah terikat dan menghiasi latar belakang kehidupan masyarakat Aceh antara lain :

  • Tragedi Rumoeh Geudong (Pidie, 1993-1998)
  • Tragedi Pusoeng (Aceh Utara, 03 Januari 1999)
  • Tragedi Kandang (Aceh Utara, 09 januari 1999)
  • Tragedi KNPI (Aceh Utara, 09 januari 1999)
  • Tragedi Idi Cut (Aceh Timur, 03 Februari 1999)
  • Tragedi Simpang KKA (Aceh Utara, 03 Mei 1999)
  • Tragedi Teungku Bantaqiah (Aceh Barat, 23 Juli 1999. Sekarang Kabupaten Nagan Raya)
  • Tragedi Krueng Tuan (Aceh Utara, 07 Agustus 1999)
  • Tragedi Lhok Bengkuang (Aceh Selatan, 11 September 1999)
  • Tragedi Kluet Utara (Aceh Selatan, 11 September 1999)
  • Tragedi Samadua (Aceh Selatan, 10 November 1999)
  • Tragedi Alue Lhok (Aceh Utara, 07 Maret 2000)
  • Tragedi Blang Geureuh (Aceh Barat, 06 Juni 2001)
  • Tragedi Menggamat (Aceh Selatan, 06 Juni 2001)
  • Tragedi Menderek (Aceh Tengah, 29 Juni 2001. Sekarang Kabupaten Bener Meriah)
  • Tragedi Bumi Flora (Aceh Timur, 09 Agustus 2001)
  • Tragedi Jambo Keupok (Aceh Selatan, 17 Mei 2003)

Tragedi tersebut menghiasi dibenak masyarakat Aceh dan menjadi ketakutan yang luar biasa bagi sebahagian masyarakat yang mengalami hal tersebut.

Arakundoe mungkin pada masa sekarang banyak yang sudah melupakan sebuah tragedi terbesar dan menjadi sejarah bagi masyarkat dan Aceh, bahkan tak sedikit juga yang tahu Tragedi Arakundoe itu bagaimana, pelakunya siapa, dan korbannya siapa. Bahkan sekarang banyak yang menganggap Jembatan Arakundoe menjadi tempat yang mistis dan angker bukan lagi tempat yang menjadi sejarah tangisan darah masyarakat Aceh. Arakundoe bagi masyarakat pada masa sekarang hanyalah Arakate² yang hanya menjadi latar belakang yang tertanam dan menjadi sejarah yang hilang bagi masyarakat Aceh.


²Arakate, merukapan Bahasa Aceh yang bisa diartikan hanyalah sebuah candaan.

image

Kisah sejarah dan ketidakmanusiawi yang dirasakan masyarakat Aceh pada masa itu menjadi beban berkepanjangan bagi masyarakat Aceh pada masa itu, bahkan sekarang juga masih menyimpan bekas goresan kecil dikehidupan keluarga dan sanak saudara yang mengalami hal menyakitkan tersebut.

Tulisan singkat ini mengingatkan kepada kita khusunya masyarakat Aceh untuk mengingat kembali sejarah dan tragedi yang melanda Aceh pada masa itu, agar generasi Aceh berikutnya tidak melupakan sejarah dan hal yang pernah terjadi diaceh, dan tulisan singkat ini hanyalah sebuah karya inspirasi yang diangkat dari fiksi terjadinya tragedi diaceh. Jika ada kesalahan dan kata-kata yang kurang sopan dan tidak berfaedah penulis memohon maaf sebesar-besarnya. Sekian

Teurimong geunaseh.......

Sumber Foto : Google.com
Daftar pustaka :

Mardani, M.(2002). When Victims Become Killers: Colonialism, Nativism and The Genocide In Rwanda. Princeton University Press.

Rahmat Saputra, Iping.(2018). Surah Kemanusiaan: Tragedi Arakundoe 03 Februari 1999-03 Februari 2018