Ngapain Orang Aceh Semasa Revolusi Industri?, Tanya Ibnu Hadjar

in #indonesia6 years ago

Apa yang dilakukan oleh orang Aceh semasa Revolusi Industri di Britania Raya?, itu sebelum menyebar ke Eropa. Pertanyaan sepele tapi penting yang diajukan Ibnu Hadjar ini lahir dari kondisi Aceh yang sedari dulu hingga sekarang tidak pernah maju dalam soal teknologi. Kenapa ini mesti terjadi?

Sekilas, periode revolusi industri berada di antara tahun 1750-1850. Selama masa itu singgasana tahta Kerajaan Aceh dijabat oleh empat Sultan yang berbeda, masing-masing Sultan Husain Alaidin Jauharul Alamsyah, Syarif Saif Alam, Sultan Alaidin Muhammad Syah, Sultan Sulaiman Ali Alaidin Iskandar Syah.

Sedang jauh di Britania Raya sana, selama periode perubahan pola dari kehidupan klasik ke semi modern tersebut, Kerajaan Britania Raya diperintah oleh lima orang raja. Mulai Goerge Augustus, George William Frederick, George Augustus Frederick, William Hendri, dan Ratu Victoria.

Ada juga yang menyebutkan kalau puncak Revolusi Industri ada di tahun 1800. Tertuduh pula peristiwa penting ini berkontribusi pada perubahan peradaban manusia, mulai sisi teknologi, sosial, politik, dan budaya. Pengaruhnya pun meluas ke Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang hingga ke seluruh dunia. Tapi Aceh saat itu bagaimana?.

Kesimpulan kecil dari diskusi lepas yang disandarkan pada sekelumit data ilmiah dalam meudawa, kondisi Kerajaan Aceh masa itu sedang mengalami kemunduran akibat pergolakan yang dipicu oleh nafsu ingin berkuasa. Hingga perang saudara pun tidak bisa dicegah. Di sisi lain, ekonomi Kerajaan Aceh pada masa itu sangat bertumpu pada eksport Pala. Hingga masa itu Aceh dikenal sebagai pengekspor lada terbesar dunia.

Contoh pada masa Sultan Husain Alaidin Jauharul Alamsyah. Dikisahkan ada seorang garis keturunan raja yang terbuang bernama Sayyid Husain yang memproklamirkan anaknya, Sultan Saif Al-Alam sebagai Sultan Aceh yang sah. Ujung-ujung, pecahlah perang saudara antara kedua kubu bangsawan ini.

Walau akhirnya perang saudara yang tidak pantas ini dapat direda oleh Gubernur Hindia Belanda ke-39 yang berpengaruh, dunia mengenalnya dengan nama Thomas Stamford Bingley Raffles.

Ikut serta pria asing kelahiran Jamaika ini juga pertanda bahwa Belanda sudah menapak tanah Aceh, hanya saja praktek penjajahan belum sepenuhnya dijalankan. Selain oleh perang saudara, kemunduran Aceh juga dipengaruhi oleh settingan politik Hindia Belanda. Hingga kondisi bisa dimanfaatkan sesuai kemauan bangsa penjajah.

Selanjutnya, pada masa Kerajaan Aceh di tangan Sultan Muhammad Syah, kerajaan Aceh sudah terhindar dari perang saudara. Sehingga kesibukan Kerajaan Aceh lebih pada mengatasi pengaruh penjajahan Belanda yang mulai menunjukkan permusuhan. Masanya, penjajah Belanda selalu mampu di pukul mundur. Sadar kekuatan ini tidak boleh dianggap sepele, Belanda pun menggunakan taktik devide et impera. Hingga Kerajaan Trumon berhasil dipengaruhi untuk keluar dari federasi Kerajaan Aceh.

Dirasa taktik ini ampuh, juga kondisi Kerajaan Aceh mulai melemah. Paska Sultan Muhammad Syah mangkat, Mahkota Kerajaan Aceh dinobatkan pada Sultan Sulaiman Ali Alaidin Iskandar Syah. Pada masanya itu politik Kerajaan Aceh mulai kembali tidak stabil hingga perang saudara kembali berkecamuk. Kali ini antara Sultan Sulaiman dengan Tuanku Ibrahim yang lebih dikenal dengan Sultan Mansyur Syah. Ia adalah raja kedua terakhir sebelum Kerajaan Aceh runtuh di masa Sultan Muhammad Daud Syah.

Kiranya dapatlah difahami, bahwa semasa terjadinya Revolusi Industri di belahan dunia lain, dalam waktu bersamaan Kerajaan Aceh sibuk dengan perdebatan tak berujung hingga perebutan tampuk pimpinan Sultan. Sehingga wajar saja jika Aceh jauh tertinggal khususnya dalam bidang teknologi.

Kondisi politik Aceh seperti semasa Revolusi Industri kembali terjadi sekarang. Hanya pelaku, dan ruang waktu saja yang berbeda. Apakah anak cucu kita kelak juga akan memberikan pertanyaan yang sama seperti yang Ibnu Hadjar tanyakan?.

Salam-salaman...
@pieasant

Image Credit: 1 2 3 4

Sort:  

nyoe bereh ulasan sejarah droe neuh bg. tapi lon preh ulasan tentang kameng

Oma...nyan payah trep Lom sang...