Walau saya bukan penulis hebat seperti @mariska.lubis yang dikenal banyak orang dan dikenal segenap Steemian. Apalagi beliau mampu mengurai detail setiap persoalan melalui tulisannya, dan disertai dengan data ilmiah pula. Tapi saya coba menanggapi apa yang sudah ditulisnya walau tanpa diminta. Saya tidak berniat awalnya, tapi entah kenapa akhirnya saya menulis juga.
Mengingat, dalam acara temu Steemian di Tibang, Banda Aceh yang dihadiri oleh Pidi Baiq, saya juga hadir di sana. Saya duduk sebaris dengannya, itu juga bersebab Mbak Mariska. Jadi sedikit banyak saya menyimak ceramah Dosen Filsafat Seni itu walau ia bukan Steemian. Sependengarku, kata Steemit juga tidak pernah keluar dari mulut cerewet si Pidi Baiq. Karena kebenaran tidak hanya lahir dari dinding Steemit semata.
Benar seperti Mariska bilang dalam tulisannya; https://steemit.com/philosophy/@mariska.lubis/the-first-human-congress-kongres-manusia-pertama-bilingual. Dan sangat bagus jika Kongres Manusia I dapat dirampungkan. Walau saya masih pesimis jika acara nyentrik itu nanti berdampak baik untuk kehidupan manusia. Dan jika boleh ditanya; Apa sih tujuan dari Kongres Manusia?. Atau jangan-jangan ini hanya unek-unek di kepala yang harus dilepas demi eksistensi sebuah nama saja.
Jadi alangkah indah jika semua target capaian dari Kongres Manusia yang entah kapan akan dilaksanakan sudah didiskusikan matang-matang sebelumnya. Jangan sampai ini hanya terbatas di kepala Pidi Baiq saja, Mariska saja, Risman saja, atau saya saja. Butuh energi lebih untuk menyamakan persepsi Kongres Manusia ini. Kita juga tidak rela hasil akhir dari Kongres Manusia seperti hasil rapat paripurna para politikus di Senayan. Baik di awal, bual di akhir.
Lainnya, dalam tulisan Mariska, ia juga menyinggung soal manusia yang tidak bisa menerima kebenaran pada era kegelapan di Eropa. Termasuk kebenaran ilmu pengetahuan. Hingga kondisi ini berakhir pada pembunuhan para ilmuwan yang dituduh sebagai dukun. Bagi saya itu wajar, kenapa?. Karena seperti kata orang bijak; bahwa kebenaran yang disampaikan pada waktu yang salah akan dianggap kejahatan. Tapi yang namanya kebenaran tetap harus disampaikan walau nyawa taruhannya. Bahkan Rasul pembawa kebenaran pun dulunya ditentang, dikejar dan hendak dibunuh.
Sebaiknya soal cuap-cuap Kongres Manusia, saran saya, Mbak Mariska berhenti saja sekarang di tulisan ini. Kalau kata Mbak capek dan lelah. Berarti dia tidak faham kalau perjuangan memang tidak ada yang gampang. Dan sering kali hasilnya pun tidak seperti harapan awal. Belajar dari sejarah, bahwa kemenangan dan kemerdekaan berpikir, juga berperadaban, tidak diberikan cuma-cuma. Nilai-nilai itu harus dirampas dan diperjuangkan. Ingat, itu bukan hadiah ulang tahun.
Mungkin Mbak Mariska juga lupa. Pula seharusnya persoalan Steem Blockchain jangan dulu diseret-seret dan dikait-kaitkan dengan dalam agenda Kongres. Kurasa itu terlalu dini. Pun demikian, wacana itu boleh saja diusul, tapi bukan sekarang waktunya. Seperti saya sebut tadi di paragraf keempat; “Karena kebenaran yang disampaikan pada waktu yang salah akan dianggap kejahatan”.
Lebih jauh lagi, kurasa memang tidak kaitan apapun antara Kongres Manusia hasil buah pikir Pidi Baiq dengan Steemit, Steem Blockchain, atau apapunlah namanya yang ada kaitan dengan Steemit. Karena itu memang tidak disebut dalam ceramah Pidi Baiq. Upss, jangan dulu berprasangka buruk, dan menuduh saya tidak mendukung Steemit. Itu salah, salah banyak pun. Saya Steemian sejati, saya Steemian sejati, saya Steemian sejati. Cukup?
Salam-salaman...
@pieasant
Kongres manusia! Aku ingin Ada disana nantinya. Tapi hijaukan dulu manusianya, meuhan hana gura @pieasant...hehe