Dunia kampus menjadi dimensi tersendiri untuk menempa kepekaan sosial, politik dan idealisme pribadi seorang mahasiswa. Walau ujung-ujungnya harus tunduk pada rezim yang berkuasa, atau mendapat kepuasan tersendiri karena tetap melawan demi pendidikan. Dan berbahagia karena tuntutan aksi dikabulkan.
Maka bersedihlah jika selama kuliah tidak satu aksi pun anda terlibat di dalamnya. Baik melawan rektorat untuk memperjuangkan SPP turun, atau melawan dekanan untuk menghentikan ancaman DO teman-teman.
Maklum sekali, karena kampus selalu ingin berkuasa atas mahasiswanya.
Untuk itu, jiwa atau aksi melawan dalam dunia kampus bagi mahasiswa seperti sebuah keharusan, karena itu akan menjadikan kita sebenar-benarnya mahasiswa, itu sebelum kita benar-benar menjadi rakyat.
Dari sana yakinlah kita akan faham dimana menempatkan ego, belajar menghargai, memposisikan diri, dan melatih objektifitas dalam membangun diri dan bangsa. Terkesan mudah dilakukan, seperti saya menulis ini. Namun ujiannya akan datang, dimana jiwa dan aksi melawan semasa di bangku kuliah akan dipertaruhkan.
Dan sekarang, apakah kita masih melawan penindas atau kita sudah jadi penindas?.
Salam-salamn
@pieasant
Pulang pulang baju bau asap