I LOVE HIM

in #indonesia7 years ago

Source  


[ENG] 

Hello Steemian ...!!! we meet again here ... i hope you  are always in good shape .. this is my story ....

"sister, you should not be like father, you must be bigger than father, if you were tobe adult, you must be able to make house for father living in old age" it is the words he often said when I was 4 years old. I innocently accepted his request. men who have a big influence in my life. yes .. he is my father.  I remember ... Dad always do everything to make me want to learn, like when I ask to make my own blackboard at home. he is the figure who instilled big dreams in my life, my father patiently taught me to read and count. I love him.


Source  


He is a stubborn figure. not happy when argued, and I think the nature of hard heads down to me, so  I often disagree with him. but you know? he remains number one for me, I know  that he loves me too. among the five children I was the only one who had been hit with wood / twig if I was late coming home. and it happens not just once. I'm also the only one who can make my father's blood boil with a mistake. I remember that time my father confiscated my mobile phone for being too lax. with my arrogance I say "Dad! I am not a children" but unexpectedly father answered. "How big is it? You are too small in my eyes." What happens next? I am angry and upset. finally father return my phone. at that moment I realized, Dad is right. I am still too small to be said to be an adult. sometimes I'm also annoyed with the attitude of the father who always thinks of me little child, but gradually I realized that it was his way to protect me from bad things that might possibly happen to me.


Source  


one day, something happens in my life, an event that I can never forget until whenever, that is the day when mother dies. I was not too close to her but anyway I still love her especially me who always accompanied her for 10 days sick mother. when it happened I was 6th grade elementary school. and I have 3 siblings. after my mother died. the father who replaced the role for his son. he got up early to wake us up in ramadan. he who bathed my sibling who was 4 years old. she served food for lunch, even though he was not the one to cook ...

 time goes on with many stories that I can not describe here. but then again there's something I can forget about. when I graduated from high school almost I decided not to proceed to higher level. you know the reason? yes. because I want to work. I know that at that time our family economy is very bad. but again. when I conveyed the plan to him. my dad said the thing that made me really cry in his arms. "do not think about money, it's a dad's business, your duty is just learning, dad never asks you to work, dad is still able, if you do not believe it, dad prepare money for your college fee" he said while showing a bill of 100000 rupiah that is tucked in his wallet.

I did not have enough courage to tell him that. therefore I choose to express my love through this writing. which I write with tears in my eyes when I remember everything about it. I just hope someday, I have enough chance to make him happy.


Source  


[IND]hello steemian... kita bertemu lagi di sini... saya harap kalian selalu dalam keadaan yang baik.. ini cerita saya....

"kakak jangan jadi seperti ayah, kamu harus bisa lebih hebat dari ayah. kalau kamu sudah dewasa, kamu harus bisa buat rumah untuk ayah tinggali semasa tua" itu adalah kata-kata yang sering diucapkannya sewaktu aku masih berusia 4 tahun. dengan polosnya aku menyanggupi permintaannya. laki-laki yang  memiliki pengaruh besar dalam hidup ku. ya.. dia adalah ayah ku. aku ingat... ayah selalu melakukan segala cara supaya aku mau belajar, seperti saat aku minta dibuatkan papan tulis sendiri dirumah. dia sosok yang menanamkan impian besar dalam hidupku, ayah dengan penuh kesabarannya mengajari aku membaca dan berhitung. aku mencintai dia.


Source  


Dia adalah sosok yang keras kepala. tak senang bila dibantah, dan kurasa sifat keras kepalanya menurun padaku, hingga tak jarang aku sering berselisih faham dengannya. tapi kalian tau? dia tetap menjadi nomor satu bagi ku, aku  tau kalau dia juga sangat mencintaiku. diantara kelima anaknya aku satu-satunya yang pernah dipukul dengan kayu/ranting jika aku terlambat pulang kerumah. dan itu terjadi bukan hanya sekali. aku juga satu-satunya yang bisa membuat darah ayah mendidih dengan sebuah kesalahan. aku ingat waktu itu ayah menyita handphone milikku karena terlalu lalai. dengan sombongnya aku berkata "yah, saya sudah besar!" tp diluar dugaan ayah menjawab. "sebesar apa? kamu itu masi terlalu kecil dimata ayah." yang terjadi selanjutnya? aku marah dan kesal. akhirnya ayah mengembalikan handphone ku. saat itu aku sadar. ayah benar. aku memang masih terlalu kecil untuk dikatakan dewasa. terkadang aku juga kesal dengan sikap ayah yang selalu menganggap ku anak kecil, tapi lambat laun aku sadar bahwa itu adalah caranya untuk melindungi ku dari hal-hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi padaku.


Source  


suatu hari, sesuatu terjadi dalam hidup ku, peristiwa yang tak pernah bisa aku lupakan sampai kapanpun, yaitu hari dimana ibu meninggal dunia. aku memang tak terlalu dekat dengannya tapi bagaimanapun aku tetap mencintainya terlebih aku yang selalu menemaninya selama 10 hari ibu sakit. saat kejadian itu aku masih kelas 6 SD. dan aku memiliki 3 orang adik. selepas meninggal nya ibu. ayah yang menggantikan peran tersebut untuk kami anaknya. dia bangun pagi untuk membangunkan kami sahur di bulan ramadhan. dia yang memandikan adikku yang masih berusia 4 tahun. dia yang menghidangkan makanan untuk makan siang, walaupun bukan dia yang memasak... 

 waktu terus berjalan dengan banyak cerita yang tak mungkin ku uraikan disini. tapi sekali lagi ada hal yang bisa aku lupakan. saat aku tamat SMA hampir saja aku memutuskan untuk tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. kalian tau alasannya? ya. karna aku ingin bekerja. aku tau saat itu ekonomi keluarga kami sangat buruk. tapi lagi-lagi. saat aku menyampaikan rencana itu padanya. ayah justrus mengatakan hal yang membuatku benar-benar menangis di pelukannya. "jangan pikirkan masalah uang. itu jadi urusan ayah. tugas kamu cuma belajar. ayah tidak pernah minta kamu untuk kerja. ayah masih sanggup. kalau kamu tidak percaya, ini sudah ayah siapkan uang untuk biaya kamu masuk kuliah..." katanya sembari menunjukkan lembaran uang 100000 rupiah yang diselip-selipkan di dompetnya.

aku memang tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan itu padanya. oleh sebab itu aku memilih untuk mengekspresikan cinta ku lewat tulisan ini. yang ku tulis dengan mata berkaca-kaca jika mengingat semua hal tentang nya. aku hanya berharap suatu hari nanti. aku punya cukup kesempatan untuk membuatnya bahagia.