Assalamu'alaikum jama'ah steemitiyyah..
Kali ini saya ingin mereview kembali buku Acehnologi volume III tentang tradisi kepenulisan di Aceh.
http://gudangpertanyaan.blogspot.com/2012/02/belum-tau-alat-tulis-zaman-dulu.html?m=1
Pada bab ini penulis @kba13 akan menyoroti bagaimana dinamika intelektual aceh dari segi penerbitan buku. Sebagaimana kita ketahui bahwa jika dibandingkan dengan pulau Jawa, maka Aceh masih tergolong cukup minim dalam hal perbukuan. Namun, kendati demikian gairah Intelektual dan kepenulisan orang aceh tidak dapat dipungkiri. Maka tak heran banyak sarjana Aceh yang terjun dalam dunia kepenulisan khususnya menulis sesuatu yang cenderung tentang peradaban Aceh dalam lintasan sejarah termasuk bagaimana Aceh bagi Indonesia. hanya saja, buku-buku tentang ke-Acehan memang tidak pernah menjadi kurikulum didalam sistem pendidikan manusia. Hal ini lantaran dalam sejarah kebangsaan Indonesia, Aceh bukanlah yang paling memiliki peran penting seperti halnya Jawa. Padahal, karya dan dinamika intelektual di Aceh tidak kalah pentingnya. Sebagaimana dikatakan oleh Azyumardi Azra, tentang gejala pembaruan Islam pada abad ke-17 M di Aceh. Terbukti bahwa banyak ditemukan karya para intelektual dan ulama Aceh baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Melayu. Hal ini, terus berkelanjutan hingga abad ke-18 dan19 M. Padahal kala itu Aceh sedang dalam kondisi bergejolak. Bahkan, hingga kini pun karya-karya penulis Aceh tidak pernah padam.
http://mtp6014-syauqiridha.blogspot.com/2013/05/masuknya-isalm-ke-aceh.html?m=1
Kemajuan berpikir orang Aceh tempoe Doeloe memang tidaklah sebanding dengan kemampuan berpikir beberapa generasi Aceh hari ini, termasuk dalam memahami dan melestarikan hasil intelektual dan spiritual orang Aceh yang dituangkan di atas kertas. Kiranya hal inilah yang membuat para sarjana Baik dari Eropa, Asia, dan Amerika memburu karya orang Aceh dengan berbagai cara untuk dijadikan sebagai panggung tradisi intelektual bangsa lain. Bahkan di Belanda, karya-karya ini telah dirangkum di dalam website www.acehbooks.org.
http://www.hermankhan.com/2015/12/ini-dia-manuskrip-maulid-nabi.html?m=1
Walaupun para intelektual Aceh telah banyak menghasilkan karya-karya dalam berbagai dunia keilmuan. Namun, studi terhadap karya mereka jarang ditemukan dalam semua lini pendidikan di Aceh. Tidak ada upaya serius untuk memperkenalkan kembali karya-karya tersebut pada generasi muda Aceh. Hal ini, mengakibatkan selain mereka merasa asing dengan karya orang Aceh, juga terkadang tidak mengetahui kedalaman ilmu pengarang tersebut. Acehnologi di sini berkeinginan membangkitkan kembali spirit generasi Aceh untuk mengenal dan mendalami karya-karya endatu mereka sendiri.