Assalammu'alaikum Sahabat Steemit! kali ini saya @niaramadhania kembali menyuguhkan Cerita pendek. cerita ini mengisahkan tentang hijrahnya seorang cewek toboy. Bagaimana dia jatuh cinta dengan sehelai kain bernama jibab? yukkk simak ceritanya di bawah ini!
Matahari semakin lelah dan ingin istirahat menyinari Aceh Tamiang. Sinarnya makin lama makin redup. Warung-warung penjual makanan dan jalanan yang tadinya sepi kini mulai ramai dikerumuni ummat yang tengah saum. Tenda-tenda penjual ta’zil dan beragam es mulai mewarnai pinggiran jalan kota kuala simpang. Sore ini aku diantar ayah ke tempat kos. Sahur nanti, suara ummi tak lagi kudengar membangunkanku. Selama satu minggu ini dan di hari-hari sekolahku nanti, kamar inilah yang akan menjadi tujuanku untuk pulang.
Tak ada banyak orang di sini. Hanya aku dan satu orang teman sekamarku. Libur sekolah para penghuni kos pasti pulang kampung dan beberapa penghuni baru seperti kami ada yang masih memilih untuk tinggal di rumah. Tak banyak waktu yang kubutuhkan untuk akrab dengan teman baru. Dia juga tak menganggapku orang asing. Kami selalu berbagi makanan yang sengaja dibawakan orang tua kami untuk persediaan beberapa hari.
Ini adalah hari pertama pesantren kilat ramadhan. Lama sekali aku menatap cermin. Wajahku terlihat lebih bercahaya dengan busana ini. Sempat terlintas di pikiranku untuk hijrah. Tapi tak kunjung kulakukan. Sampai detik ini, semua masih sama seperti yang dahulu. Lagipula tak apalah fikirku. Karena belum ada banyak orang di tempat ini.
Sinar mentari mengintip dari sela-sela dedaunan seolah ingin melihat kami yang tengah berbaris rapi mengikuti intruksi panitia. Mereka bilang untuk memanggil kakak panitia perempuan dengan sebutan Ukhti dan Akhi untuk kakak panitia laki-laki. Kupandangi para ukhti yang berbaris rapi berhadapan dengan kami. Busana mereka begitu rapi. Baju gamis yang tidak tembus pandang dan tidak ketat dipadu dengan jilbab syar’i senada, begitu indah menutupi aurat mereka. Tak sedikitpun lekuk tubuh terlihat. Tapi mereka tetap terlihat cantik.
Hari demi hari pesantren kilat terasa semakin sejuk dan menyenangkan. Mendengar ceramah, Belajar kultum, shalat wajib dan sunnah, games, tilawah Al-qur’an, bahkan aku sudah hafal beberapa surat baru di awal zuz 30. Hingga aku benar benar merasa kehilangan itu semua ketika kodratku sebagai perempuan menuntutku untuk istirahat dari kegiatan itu sebentar. Rasanya begitu hampa. Aku hanya bisa duduk diam ketika yang lain mengerjakan shalat dan tilawah Al-Qur’an.
Hari begitu terik. Aku merasa haus dan lapar. Karena satu hari ini belum ada apapun yang melewati tenggorokanku. Tapi segan rasanya kalau harus makan dan minum didepan temanku yang berpuasa. Meskipun berulang kali ia mengatakan untuk tidak segan-segan makan ataupun minum. Lagipula apa yang dapat kumakan jam segini?. Bekal yang dibawakan orang tua kami sudah habis kemarin. Semua warung masih tertutup rapat jam segini. Pada bualan puasa seperti ini Pemerintah Aceh memang sangat tegas melarang warung makanan berjualan sampai jam empat sore. Maka merugilah bagi orang islam yang tidak berpuasa tanpa alasan yang jelas. Dan aku harus bersabar sampai tenda-tenda penjual ta’zil penuh dengan hidangan berbuka.
Satu minggu berjalan dengan penuh berkah. Banyak yang kudapat dari kegiatan ini. Teman, ilmu, dan kemantapan hati. Tangisan saat muhasabah di Pasantren Kilat benar-benar memberikan efek mendalam pada kerohanianku. Aku jadi bertanya pada diriku sendiri tentang kecintaanku pada-Nya. Ketika aku mencintai ayah dan ummi, aku ingin selalu dekat dengan mereka, ingin selalu membuat mereka bahagia, aku ingin mematuhi semua perintah dan nasihat baik dari mereka. Jika ada yang membuat hati keduanya tersakiti maka aku akan menjadi orang yang paling membenci perbuatan orang itu. Jika aku benar mencintai Allah SWT. dan Rasulullah saw. Seharusnya aku juga melakukan hal yang sama. Tapi apa? Shalat lima waktu saja tidak cukup untuk membuktikan rasa cintaku pada-Nya. Bagaimana mungkin aku bisa tinggal nyaman di sebuah rumah yang hanya memiliki pondasi dan tiang saja. Aku juga perlu dinding, lantai, atap, dan semua isi di dalam rumah tersebut agar aku mudah menjalani hidup di dalam rumah tersebut.
Tak pernah aku berfikir begitu banyak nikmat yang Allah berikan padaku. Bahkan nafas ini juga berkat Ridha darinya. Nafas yang Dia berikan kepada siapapun tanpa pandang bulu. Bahkan pada makhluk yang tak mempercayai keberadaannya.
Mataku merah dan pipiku basah kuyup. Kecintaanku pada Sang Maha Cinta memang patut dipertanyakan. Selama ini aku membiarkan auratku dilihat oleh semua orang. Tak pernah kufikirkan bagaimana mata lelaki menatap seolah ingin menelanjangi tubuhku. Sungguh mereka tak punya hak sedikitpun untuk melihat auratku. Bahkan sehelai rambutkupun mereka tak memiliki hak untuk melihatnya.
Aku ingin menangis sejadinya mengingat bagaimana pakaianku saat bermain voli, saat aku bermain sepak bola bersama teman-temanku yang semuanya adalah lelaki. Aku memang tak melakukan kejahatan apapun selain bermain layakya anak-anak bersama mereka dan ketika waktu shalat tiba aku juga tak pernah mengabaikannya. Tapi melihat pakaian kakak-kakak panitia dan para instruktur Pasantren Kilat kemarin, ohh begitu sejuk kurasakan. Mereka bagai bidadari syurga dengan baju gamis dan jilbab syar’i seperti itu. Tak sedikitpun lekuk tubuh dapat kulihat. Mereka benar-benar menjaga auratnya. Lalu kupandang kembali diriku. Sangat berbeda.
Ayah sudah menjemputku. Kuputuskan memakai jilbab ini saat pulang meski warnanya tidak cocok. Semilir angin membuat jilbab yang kukenakan berkibar-kibar. Kurasakan sejuknya dan kuyakinkan cintaku pada Sang Maha Cinta dan kepada manusia yang seharusnya menjadi manusia yang paling kucinta di dunia ini yaitu Rasululllah saw.
Nah bagaimana Teman-teman? terutama Muslimah-muslimah KECE, semakin mantap dengan hijrahnya kan? semoga semakin istiqomah, perubahan yang bertahap itu baik kok,
sebagai penulis pemula, nia tentu membutuhkan banyak masukan. oleh karena itu untuk para teladan menulis bagi nia @masriadi @ayijufridar @samymubarraq dan lain lain.
kemudian tidak lupa salam hormat kepada @good-karma.
Juga kepada kakak-kakak keren @annisazulkarnain @nurhayati @yundriana @raudhatlfirzah @imrhatussholihah @syahril12 @goresanpenaanfal @arisrinaldi1996 mohon masukan dan bimbingannya.
Postingan yang sangat bermanfaat. Lanjutkann
Semangat
Saran abang buat dua bagian, karena bisa mempermudah pembaca dan menaikkan reputasi.